Seberapa penting Etika didalam kepemimpinan ?

etika kepemimpinan

Seorang pemimpin harus mempunyai etika yang baik, etika yang baik adalah etika yang selalu dipegang teguh dan menjadi landasan dalam bertindak dan bertingkah laku.

Seorang pemimpin yang bijak tahu bahwa kekuasaan dan kekuatan tidak akan berjalan sempurna tanpa panduan etika kepemimpinan. Seorang pemimpin jika tidak mempunyai etika akan membuat ketidakstabilan dan kehancuran bagi dirinya. Pemimpin yang tidak beretika tidak akan mengetahui perasaan.

Kepemimpinan yang etis merupakan fudamental bagi seorang pemimpin karena tingkah laku dan kebiasaan seorang pemimpin sangat diperhatikan sehingga jika pemimpin sedikit saja membuat sebuah kesalahan personal atau kesalahan profesional maka pemimpin tersebut dapat di lengserkan, oleh karena itu pemimpin harus mempunyai etika yang baik.

Kepemimpinan etis adalah kepemimpinan yang dilakukan dengan benar dan melakukan hal yang benar.

Pemimpin yang beretika akan menetapkan standar kejujuran kepada bawahannya supaya antara pemimpin dan bawahan bisa saling terbuka tanpa ada yang ditutupi dan juga itu tugas sebagai seorang pemimpin selalu memberikan contoh yang baik kepada bawahannya.

Etika merupakan nilai dan norma moral yang menjadi pegangan suatu individu atau suatu kelompok, misalnya suatu individu berbicara tentang etika orang jawa, etika agama islam dan sebagainya. Etika merupakan kumpulan asas atau nilai moral, yang maksud disini adalah kode etik seperti kode etik jurnalistik.

Perilaku pemimpin dalam menjalankan kemimpinannya juga tidak terlepas dari masalah moralitas yang harus dimiliki.

Sikap moral pemimpin adalah sikap yang bertanggung jawab moral, berdasarkan otonomi, yang menuntut agar dia selalu bersikap kritis dan reallistis, jadi moral adalah nilai - nilai moral yang mengatur tingkah lakunya.

Selain pemimpin harus mempunyai etika yang baik tetapi harus juga mempunyai moral yang baik, karena pemimpin selalu diperhatikan oleh bawahannya dan selalu menjadi contoh. Seorang pemimpin yang beretika akan membuat suasana hubungan kerja dalam organisasi akan menjadi lebih nyaman dan terhindar dari konflik horizontal dan konflik vertikal.

Etika kepemimpinan memberikan landasan untuk pemimpin selalu berpikir rasional dan kritis, berani mengungkapkan pendapat sendiri dan mampu bersifat tegas dengan penuh tanggung jawab.

Seorang pemimpin jika menghadapi suatu masalah diharapkan dapat mengambil keputusan dengan etis, secara terbuka mendiskusikan masalah tersebut dengan orang lain karena mengambil suatu keputusan yang etis itu tidak mudah dan harus mendengar pendapat orang lain tentang masalah tersebut. Menjadi pemimpin etis berarti melampaui menjadi orang baik, pemimpin etis membuat etika dengan jelas dan konsisten.

Pemimpin juga harus merangkul etika sebagai elemen penting dari karakter pemimpin itu sendiri dan menerapkan prinsip – prinsip etis dalam mengambil keputusan di kehidupan sehari-hari.

Kepemimpinan etis sangat penting karena pemimpin tersebut menciptakan suatu lingkungan dimana pemimpin dibawahnya dapat berkembang dengan baik, karena pemimpin etis yang baik memiliki dampak yang besar terhadap pengikutnya oleh karena itu di dalam suatu organisasi mungkin dapat menyalurkan sumber daya untuk mengembangkan kepemimpinan etis yang baik.

Siapapun bisa menjadi pemimpin etis, namun para peneliti telah menemukan karakterristik pemimpin etis yang diakui oleh pengikutnya sendiri sebagai pemimpin etis ciri-ciri tersebut meliputi:

  1. Kesadaran, berhati-hati, cermat, dan waspada.
  2. Identitas moral, yang berarti setiap individu untuk menentukan dirinya sendiri mempunyai moral yang baik

Untuk menjadi pemimpin etis kita harus memperbaiki tingkah laku dan sikap kita terlebih dahulu, karena pemimpin etis memiliki perilaku yang baik dan konsiten.

Indikatornya adalah seperti mengikuti aturan memberlakukan standar yang sama terhadap semua orang, jujur selalu terbuka terhadap orang lain tanpa ada yang disembunyikan, menepati janji dan komitmen, dan bertanggung jawab jika melakukan kesalahan dan dapat memperbaiki kesalahan tersebut.

Jadi kepemimpinan etis adalah kepemimpinan yang menekankan pada nilai – niali moral, pemimpin etis juga mengarahkan dan mengamalkan nilai - nilai moral bersama orang – orang yang dipimpin.

Untuk itu pemimpin harus mempunyai integritas pribadi yang kuat dan karakter yang kokoh dari seorang pemimpin itu sendiri untuk menjadi teladan pada pengikutnya, sehingga para pengikutnya dapat dipengaruhi dan didorong untuk mewujudkan karakter pribadi yang kuat dan tidak mudah goyah dalam situasi apapun dan dapat mengambil keputusan sendiri dengan baik.

Bagaimana menurut anda ?

Referensi :

Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa seseorang mengikuti suatu ajaran moral tertentu atau bagaimana seseorang harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral (Suseno, 1987).

Menurut Robbins dan Coulter (1999), istilah etika lazimnya merujuk pada aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang merumuskan perilaku benar dan salah. Artinya etika menjadi faktor penentu keberhasilan suatu kepemimpinan. Dalam organisasi,kepemimpinan yang dinilai baik apabila fungsi-fungsi kepemimpinan dijalankan berdasarkan prinsip-prinsip beretika sesuai dengan nilai-nilai yang dianut organisasi.Kepemimpinan beretika akan menciptakan suasana kerja dalam organisasi lebih nyaman, produktivitas lebih tinggi, dan menyelesaikan konflik yang ada di dalam organisasi

Etika biasanya mengacu pada ‘’ bagian atau hak standar perilaku antara individu-individu dalam situasi tertentu '‟(Fraedrich 1993). Standar ini dapat didefinisikan sebagai prinsip-prinsip sosial yang melibatkan keadilan dan kewajaran (Browning dan Zabriskie 1983). Etika melibatkan hubungan manusia yang mendasar antara pihak dalam proses pertukaran, yaitu, anggota organisasi (atasan, rekan-rekan, dan bawahan), pesaing, pelanggan, dan masyarakat umum. Masing-masing pihak dalam proses pertukaran adalah berhutang tugas dan tanggung jawab (Akaah 1992).

Menurut Nurcholish Madjid (1995) etika ialah karakter dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan dan seterusnya yang bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Sebagaimana dikatakan Amundsen and de Andrade (2009), etika kepemimpinan berkaitan dengan interaksi dan tanggungjawab pemimpin publik terhadap masyarakat luas, sektor bisnis, luar negeri, atau terhadap instansi publik itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemimpin perlu menjalin hubungan baik dengan siapa saja berdasarkan standar etika tertentu yang dianggap baik, khususnya dalam konteks Indonesia.

Di antara etika yang dikembangkan adalah jujur, tanggung jawab, tidak menipu, menepati janji, murah hati, dan tidak melupakan akhirat (At Tamimi, 1992). Kejujuran diartikan secara luas seperti tidak berbohong, tidak mengada-adakan fakta, tidak berkhianat dan tidak pernah mengingkari janji. Senada dengan pernyataan tersebut, hubungan antara etika individu dengan etika organisasi khususnya antara atasan dengan pegawainya dapat dikembangkan dengan nilai-nilai etika yang tinggi. Dalam operasionalisasi program organisasi diperlukan kesamaan perilaku (conduct) untuk memperoleh tujuan kolektif.

Kesemuanya itu harus direpresentasikan dalam perilaku seperti kejujuran (honest), keterbukaan (open), penghormatan (respectful), sepenuh hati (conscientious) dan bersungguh mengabdikan diri kepada organisasi tempatnya bekerja (loyal toward the organization) (Ladd,1992). Etika kepemimpinan harus fokus pada usaha menciptakan kondisi yang tepat pada budaya organisasi untuk membantu perkembangan perilaku yang beretika dari pada membangun kepatuhan infrastruktur. Dengan kata lain, mereka harus membuat landasan etika untuk melakukan bisnis dengan berlatih berperilaku etis dalam kehidupan pribadi mereka, dalam bisnis mereka, dan dalam hubungan mereka (Sims & Brinkmann 2002).

Dari pemaparan teori diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa etika dalam kepemimpinan sangat penting, hal ini didasari karena kepemimpinan akan melahirkan sebuah lingkungan baru. untuk mencapai lingkungan yang ideal maka harus ada etika yang baik di dalamnya. Sehingga keberhasilan kepemimpinan salah satu faktornya adalah etika yang diemban.