Seberapa berbahayakan sinar biru (blue light) pada kesehatan mata kita?

Sinar biru pada mata

Sinar biru (blue light) adalah salah satu penyusun sinar matahari dimana sinar biru memiliki gelombang yang lebih pendek tetapi mempunyai energi yang lebih besar. Selain dipancarkan oleh matahari, sinar biru juga bisa dipancarkan oleh lampu LED, layar LED baik dari Televisi maupun Handphone. Seberapa berbahayakan sinar biru (blue light) pada kesehatan mata kita ?

Cahaya biru adalah bagian dari spektrum cahaya tampak, dengan panjang gelombang sekitar 415 nm hingga 495 nm. Cahaya biru bisa dibagi menjadi dua band: blue-violet light (415-455 nm) and blue-turquoise light (465-495 nm).

Tidak semua cahaya biru berbahaya; sebenarnya dua band blue light tersebut, menunjukkan efek yang sangat berbeda pada mata. Selain membantu dengan ketajaman visual, ketajaman kontras, dan penglihatan warna, cahaya blueturquoise juga sangat penting untuk refleks pupil kami dan untuk sinkronisasi ritme sirkadian, yang pada gilirannya membantu mempertahankan dan mengatur ingatan, suasana hati, dan keseimbangan hormon. Cahaya dengan panjang gelombang ini memainkan peran penting menjaga kesehatan secara umum.

Sedangkan, blue-violet light, bisa membahayakan retina dan seiring waktu akan menyebabkan apoptotic cells death pada retina.

Sumber blue light yang berbahaya dapat berasal dari sinar matahari, alat pencahayaan modern (lampu LED / LED lights dan compact fluorescent lamps (CFLs)), televisi, laptop, smartphone, dan tablet.

Meski cerah, terang, dan hemat energi, namun alat pencahayaa modern bisa menjadi sumber kuat dari blue-light yang berbahaya. Tiga puluh lima persen lampu LED dan 25% cahaya dari CFL terdiri dari harmful blue light. Semakin “dingin” atau semakin putih sumber cahayanya, maka akan semakin tinggi proporsi cahaya biru yang dipancarkan

Media refraksi mata yang berbeda karakteristik memiliki efek permeasi (penetrasi atau penyerapan) berbeda pada cahaya terutama cahaya dengan panjang gelombang <300 nm.

Panjang gelombang cahaya antara 300 dan 400 nm dapat menembus kornea dan diserap oleh iris atau pupil.

Cahaya biru dengan panjang gelombang pendek dan berenergi tinggi 415 dan 455 nm adalah yang paling berbahaya, yang mana penetrasi langsung ke retina dapat menyebabkan kerusakan fotokimia pada retina yang ireversibel.

Karena panjang gelombang yang pendek dari blue light, maka fokus dari blue light tidak terletak di pusat retina melainkan di bagian depan retina, sehingga waktu pencahayaan (exposure time) yang lama menyebabkan memburuknya kelelahan visual (visual fatigue) dan rabun jauh (nearsightedness).

Paparan terhadap blue light diketahui sebagai faktor risiko timbulnya AMD karena dampaknya pada akumulasi lipofuscin dan A2E(N-retinylidene-N-retinylethanolamine) -mediated phototoxic effect.

Suplemen nutrisi dengan dosis farmakologis dari antioksidan dan Zinc terbukti dapat menurunkan risiko berkembangnya AMD lebih lanjut; selain itu dapat pula dengan teknologi lensa blue-light-blocking.

How much is too much?


Light Hurts

Studi epidemiologis telah menemukan bukti hubungan antara paparan sinar matahari kronis dan AMD. Beberapa penelitian menemukan bahwa tingkat paparan sinar matahari pada remaja dan dewasa muda sangat terkait dengan risiko lebih tinggi terkena kelainan RPE dan AMD dini.

Pada penelitian lain dilaporkan bahwa individu dengan advanced AMD, memiliki riwayat paparan atau eksposure dari blue light seama lebih dari 20 tahun sebelumnya.

Kemudian studi dari Europe Eye Institute melaporkan hubungan yang signifikan antara paparan cahaya biru seumur hidup dan AMD pada individu dengan tingkat konsumsi antioksidan rendah (termasuk vitamin C dan E, zeaxanthin, lutein, dan dietary Zinc).

Pada manusia, jumlah paparan blue light bervariasi menurut waktu, lokasi, dan musim. Pada siang hari, 25% hingga 30% sinar matahari terdiri dari warna biru.

Effects of Blue Light on Cornea

Kornea terletak di depan ujung bola mata dan merupakan struktur pertama yang ditemui cahaya saat melewati mata.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa tingkat kelangsungan hidup sel epitel kornea setelah radiasi dari Bluray (dose and time dependence) menjadi menurun, sedangkan cahaya biru (terutama pada spektrum blue-violet) telah terbukti meningkatkan produksi ROS pada sel epitel dan stromal kornea dan mempengaruhi proses mitosis sel, memicu inflamasi dan apoptosis sel - sel pada sel epitel kornea manusia, sehingga menyebabkan mikrovili pada sel epitel kehilangan support dan stabilitas dari tear film, dan jika lebih jauh terjadi dapat menyebabkan mata kering atau bahkan xerophthalmia.

Akan tetapi kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh blue-light tersebut terbukti dapat berkurang secara efektif dengan konsumsi antioksidan yang dapat mengeliminasi radikal bebas, dengan demikian memperbaiki gejala klinis permukaan mata kering.

Effects of Blue Light on Lens

Lensa mengandung struktur-struktur seperti protein, enzim, dan protein metabolit yang dapat menyerap panjang gelomvang cahaya pendek, yang akhirnya dapat menghasilkan pigmen kuning di protein lensa, menyebabkan lensa secara bertahap menjadi gelap dan berubah menjadi kuning.

Penyerapan blue-light oleh lensa akan meningkat secara signifikan seiring waktu, sehingga dapat menghalangi potensi kerusakan pada retina akibat blue light. Namun, meskipun memberikan efek perlindungan pada retina, lensa pun mengalami penurunan transparansi atau perubahan warna, yang mengarah ke pembentukan katarak.

Studi telah menunjukkan bahwa blue light dapat menyebabkan produksi ROS di mitokondria sel epitel lensa (hLEC), yang dapat menyebabkan terjadinya katarak, serta peningkatan ekspresi enzim antioksidan di hLEC secara langsung dapat mengurangi radikal bebas dan dapat mengurangi efek hidrogen peroksida, sehingga dapat menjaga lensa tetap jernih dan memperlambat terjadinya katarak.

Pada mata, karotenoid lutein (L) dan zeaxanthin (Z) adalah antioksidan yang efektif dan merupakan satu-satunya karotenoid ditemukan di lensa. Mereka memiliki karakteristik senyawa yang menyerap gelombang pendek cahaya biru.

Penelitian menunjukkan bahwa L dan atau Z dapat melindungi protein, lipid, dan DNA lensa dari kerusakan oksidatif. DImana selama stres oksidatif, kondisi redoks dari antioksidan ini dapat meningkat dan memberikan perlindungan untuk lensa.

Effects of Blue Light on Retina

Retina adalah organ awal pada mata yang berfungsi dalam pembentukan penglihatan.
Blue light dapat menembus lensa ke retina dan menyebabkan kerusakan fotokimia retina.

  • Retinal degeneration and morphological changes
    Radiasi blue light pada retina akan mengaktivasi sel mikroglia, yang kemudian bermigrasi ke fragmen fagosit dari lapisan inti luar. Pada AMD pasien, ada banyak mikroglia teraktivasi yang menyusup ke lapisan inti luar dari sel batang retina. Penelitian lain telah menunjukkan bahwa paparan blue light dapat mempercepat terjadinya dan berkembangnya AMD setelah operasi katarak.

  • Damage of blood retinal barrier function
    Outer cone cells death dan activated microglia telah terbukti memediasi gangguan fungsi BRB dengan melepaskan berbagai faktor proinflamasi, termasuk faktor nekrosis tumor (TNF) dan IL-1, dan mereka telah mendeteksi edema retina yang diinduksi oleh blue light pada foto fundus dan OCT.

    Oleh karena adanya pelepasan faktor-faktor proinflamasi, permeabilitas pembuluh darah akan meningkat, dan beberapa komponen darah yang berbahaya seperti immune-complexes dan limfotoksin, yang bersifat toksik terhadap sel2 fotoreseptor retina, akan di keluarkan ke dalam retina.

    Beberapa penelitian lain menyimpulkan hal serupa, yaitu bahwa blue light dapat secara tidak langsung menyebabkan reaksi inflamasi dan kerusakan sel fotoreseptor setelah menyebabkan destruksi pada BRB.

  • Oxidative stress injury of the retina
    Mitokondria retina adalahsel target utama dari radikal bebas yang dihasilkan oleh blue light. Dalam kondisi stres oksidatif yang parah, sel ganglion retina (RGCs) membentuk sejumlah besar mitokondria pada akson2 intraokuli dan sel-sel fotoreseptor.

    Macular carotenoid di lapisan Henle dari lapisan dalam fotoreseptor menyerap gelombang pendek blue light antara 400 dan 480 nm, sehingga kerusakan yang diinduksi blue light pada panjang gelombang tersebut adalah substansial.

Effects of Blue Light on Refractive Development

Bukti epidemiologis menunjukkan bahwa kegiatan di luar ruangan bisa mencegah terjadinya dan mencegah pengembangan miopia, namun pada derajat miopia rendah tidak memiliki korelasi yang jelas dengan jumlah waktu melihat dekat (near-work-time) dan intensitas kegiatan di luar ruangan.

Penelitian lain meneliti tentang dampak membaca pada layar elektronik terhadap ketajaman visual anak usia sekolah. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa membaca pada layar elektronik dapat menyebabkan pengembangan dan terjadinya penglihatan yang buruk pada anak usia sekolah, dan angka insidensi yang lebih tinggi pada rabun jauh, terbukti berhubungan dengan peningkatan lamanya waktu membaca pada layar.

Sebagai tambahan, studi menunjukkan bahwa panjang gelombang blue light yang pendek terlibat dalam perkembangan refraktif dari kelinci percobaan dengan menginduksi peningkatan densitas dari sel kerucut retina dan ekspresi retina, tetapi sebab dan akibat spesifik masih belum jelas., sehingga perlu dilakukan studi tambahan

Effects of Blue Light on Circadian Rhythm

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa blue light dapat mengatur body clock dan meningkatkan kewaspadaan, memori, dan pengenalan kognisi. Mekanisme utamanya adalah blue light dapat merangsang sekresi melatonin dalam kelenjar pineal yang dapat meningkatkan atau menurunkan ekspresi kortisol tergantung pada waktu per hari dan mengatur ritme sirkadian manusia.

Pada penelitian lain menyebutkan bahwa kualitas tidur yang ditemukan setelah operasi katarak pada orang tua mengalami peningkatan, alasannya adalah bahwa lensa intraokuli transparan yang ditanam memungkinkan lebih banyak blue light untuk menembus untuk mencapai mata.

Namun, jika berlebihan, terutama pada malam hari, saat melatonin mencapai puncak produksi, paparan blue light tidak hanya dapat merusak retina melalui permukaan mata, tetapi juga bisa merangsang otak, dan kemudian menghambat sekresi melatonin, dan meningkatkan produksi kortikosteroid, sehingga akan menghancurkan sekresi hormonal dan secara langsung mempengaruhi kualitas tidur.

Gangguan tidur menyebabkan peningkatan produksi kortikosteroid, yang dapat mengurangi rangsangan saraf parasimpatis dan mengurangi sekresi air mata, sehingga menyebabkan terjadinya mata kering. Pada saat bersamaan, gangguan tidur yang disebabkan oleh bluelight menyebabkan berkurangnya waktu penutupan mata, sehingga setelah beberapa lama, mata yang terbuka akan menyebabkan peningkatan penguapan air mata, sehingga menyebabkan gejala mata kering.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat mengurangi kadar androgen tubuh, yang dapat menyebabkan disfungsi fungsi kelenjar kelopak mata (eyelid’s gland function), dengan demikian mengurangi sekresi lapisan lipid pada tear film, dan mengarah ke terjadinya penguapan mata kering yang berlebihan.

Pencegahan


Penting bagi kita untuk mulai menggunakan produk anti-Blu-ray setelah pemaparan jangka panjang. Kita harus meminimalkan penggunaan perangkat elektronik di malam hari dan hindari efek blue light pada sekresi melatonin di malam hari, untuk memastikan tidur yang baik dan waktu penutupan mata yang cukup.

Selain itu, jika kita menggunakan produk yang banyak meng-emisi bluelight di malam hari, pemakaian kacamata dan atau screen cover anti-bluelight yang disetujui merupakan pilihan yang baik untuk menghindari cedera yang disebabkan oleh blue light.

Menurut mekanisme kerusakan akibat blue light, kita dapat menggunakan konsumsi antioksidan, enzyme activity protectors, and optic neuroprotective agents untuk melindungi jaringan mata kita, akan tetapi obat-obatan tertentu dan efeknya masih perlu untuk dipelajari.

Mungkin bermanfaat untuk meresepkan suplemen gizi dengan dosis farmakologis antioksidan dan Zinc pada pasien dengan AMD, karena hal itu terbukti menurunkan risiko terjadinya AMD advance sebesar 25% . Dosis tinggi kombinasi vitamin C, vitamin E, beta-karoten, dan Zinc juga telah direkomendasikan untuk mengurangi kerusakan ROS disebabkan oleh blue light yang berlebihan.

Selain itu, dokter harus menyarankan pasien cara melindungi diri dari ultraviolet (UV) dan blue-violet light. Banyak penelitian saat ini yang difokuskan untuk menciptakan lensa dengan teknologi selektif fotofiltrasi untuk membuat lensa kacamata yang dapat mengurangi tingkat paparan terhadap blue-violet light yang berbahaya dari spektrum cahaya tampak, sementara mengizinkan sisa spektrum yang terlihat untuk dapat masuk ke dalam mata pada tingkat normal.

Teknologi ini akan memungkinkan fungsi visual dan nonvisual yang diperlukan mata dipertahankan, sementara paparan terhadap panjang gelombang yang berbahaya akan berkurang. Lebih lanjut lena dengan tehnologi ini tidak akan mendistorsi warna bagi pemakai.

Perusahaan optik yang saat ini menawarkan tehnologi biru-light-blocking-lenses termasuk Nikon (SeeCoat Blue), Essilor (Crizal prevencia), PFO Global (iBlu coat), Hoya (recharge), VSP (Unity BluTech), dan Spy Optic (Happy Lens).

Selain itu, beberapa produsen lensa intraokular memasukkan blue-blocking pigments pada jenis lensa intraokular tertentu, sebagai tambahan dari lensa UV-blocking yang telah universal.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah semakin cepat sehingga tanpa disadari sudah mempengaruhi setiap aspek kehidupan manusia. Seiring dengan arus globalisasi tuntutan kebutuhan pertukaran informasi yang cepat menyebabkan peranan teknologi komunikasi menjadi sangat penting. Penggunaan gadget di kalangan pelajar dan mahasiswa masa kini merupakan sebuah keharusan untuk memilikinya, misalnya seperti handphone, tablet, laptop, dan berbagai macam gadget lainnya. Gadget dapat merubah makna suasana “kesendirian” menjadi suatu suasana yang lebih ramai dan hidup. Dengan gadget yang canggih dapat digunakan untuk mendengarkan musik, bermain games , internet, foto-foto, menonton video, dan lain-lain meskipun sedang berada dalam satu ruangan sendirian tanpa ada apapun. Tidak aneh jika sekarang banyak orang menghabiskan waktu berkutat dengan ponsel, laptop, perangkat digital lainnya untuk mendapatkan informasi atau sekedar mencari hiburan, meskipun mendapatkan suatu informasi semua perangkat digital termasuk gadget juga memiliki dampak buruk bagi kesehatan terutama dari efek sinar biru ( blue light ) yang terpancar dari gadget .

Mata manusia hanya mampu melihat cahaya dengan panjang gelombang 400 nm-760nm yang disebut dengan cahaya tampak (Visible Light). Visible Light sangat di perlukan oleh mata kita dalam proses penglihatan sehingga kita dapat mengenali berbagai macam warna benda. Sumbernya bisa dari matahari langsung ataupun pencahayaan buatan seperti lampu neon, LED, monitor computer, smartphone, tablet, monitor laptop dan sebagainya. Meskipun memberikan banyak manfaat bagi proses penglihatan, ternyata Visible light juga mempunyai efek samping yang buruk khususnya sinar biru yang mempunyai panjang gelombang 415 nm – 455 nm. Akumulasi dari paparan sinar biru yang masuk ke mata, jangka panjangnya dapat mempercepat terjadinya Degenerasi Makula. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Toledo di Amerika Serikat, mengungkapkan bahwa paparan sinar biru yang terlalu lama bisa memicu sel-sel fotoreseptor (peka cahaya) pada mata untuk menghasilkan molekul beracun yang membahayakan mata. Molekul yang disebut sebagai retinal ini awalnya berfungsi untuk membantu sel fotoreseptor dalam menangkap cahaya dan menyalurkan sinyal ke otak. Namun, adanya sinar biru bisa mengubah retinal menjadi molekul yang berbahaya untuk sel fotoreseptor karena bisa melarutkan membran sel fotoreseptor. Degenerasi makula memang tidak menyebabkan orang buta secara total. Namun, Penglihatan akan jadi kabur atau tidak seterang penglihatan normal. Sayangnya penyakit ini belum bisa disembuhkan dan merupakan penyebab kebutaan. Sinar biru ada dimana-mana disekitar kita, semua orang beresiko untuk terpapar sinar biru. Salah satu sumber sinar biru yang patut diwaspadai bersumber dari televisi, smartphone, dan ponsel lainnya. Anak usia di bawah 10 tahun dan orang diatas 45 tahun adalah kelompok orang yang paling rentan terhadap radiasi sinar biru ini. Sinar biru ini mempunyai panjang gelombang 400 – 500nm sehingga langsung bisa dilihat dan dirasakan efeknya oleh mata. Menurut Morgan, hal inilah yang membuat Blue Light lebih berbahaya bagi mata dibanding jenis sinar yang lain.

EFEK NEGATIF DARI MONITOR

Selain langsung dapat dirasakan oleh mata, efek negatif Blue Light juga makin banyak dirasakan karena sinar ini juga diproduksi oleh tampilan ponsel atau gawai, televisi, hingga monitor komputer. Beragam perangkat elektronik saat ini menggunakan Fluorescent light , bohlam CFL (C ompact Fluorescent Light ), atau layar yang menggunakan teknologi LED. Menurut informasi yang diperoleh dari preventblindness.org , meski kekuatan Blue Light pada perangkat elektronik tersebut tidak sebanding dengan sinar matahari, tetapi justru lebih berisiko menyebabkan gangguan penglihatan karena relatif diakses dalam waktu lama. Menurut fakta yang diperoleh dari penelitian Philip Lighting, secara global orang menghabiskan 6.24 jam setiap harinya di depan layar. Akan lebih besar jika seseorang mempunyai hobi bermain game yang menghabiskan waktunya berjam-jam di depan komputer. Walaupun kadar energi yang dipancarkan tak sebesar sinar biru dari matahari, sinar biru gadget bisa berdampak buruk secara jangka panjang bagi mata. Berikut ini dampak sinar biru gadget yang perlu diwaspadai:

1. Menyebabkan Kelelahan pada Mata

Perangkat digital seperti gadget sebenarnya tidak merusak mata. Namun, terlalu lama menggunakan gadget bisa menyebabkan ketegangan pada mata yang bisa berdampak negatif terhadap kesehatan mata. Alasannya karena bermain gadget bisa menurunkan jumlah kedipan mata yang memicu kelelahan pada mata. Ketegangan mata ini disebut dengan computer vision syndrome (CVS).

Gejala CVS biasanya muncul setelah bermain gadget selama 20 jam yang ditandai dengan mata kering, mata berair, penglihatan kabur atau ganda, peka terhadap cahaya silau, sulit berkonsentrasi, sulit membuka mata, sakit kepala, serta nyeri di leher, bahu dan punggung.

2. Menyebabkan Sulit Tidur

Studi dari Universitas Monash, Australia menyebutkan bahwa sinar biru gadget bisa mengganggu siklus tidur seseorang. Alasannya karena paparan sinar biru gadget menurunkan kadar hormon melatonin dalam tubuh hingga 23 persen. Melatonin adalah zat alami tubuh yang membantu seseorang tidur, sehingga penurunan kadar hormon ini bisa menyebabkan sulit tidur hingga insomnia.

3. Menyebabkan Kerusakan Retina dan Kornea

Sinar biru bisa masuk ke dalam mata. Sayangnya, mata manusia tidak memiliki perlindungan untuk paparan sinar biru, baik yang berasal dari sinar matahari atau peralatan elektronik. Sinar biru termasuk sinar yang paling berbahaya bagi retina karena bisa menimbulkan efek jangka panjang berupa kerusakan pada retina. Pada paparan sinar biru yang berlebih, seseorang mungkin saja mengalami degenerasi makula, glaukoma, penyakit retina degeneratif bahkan kebutaan. Terpapar sinar biru secara terus-menerus juga bisa membuat kornea dan lensa mata tidak berdaya dalam memblokir atau memantulkannya.

BAGAIMANA MENGATASINYA?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri memprediksi bahwa pada tahun 2050, satu dari dua orang mengalami myopi atau rabun jauh. Oleh karenanya, perawatan mata mutlak dilakukan untuk menjaga performa mata tetap bagus.

Dalam sebuah seminar, dr. Gitalisa Andayani, Sp.M (K), spesialis mata dari Jakarta Eye Center, memberikan tip agar mata tetap sehat dan nyaman meski kamu kerap menghabiskan mata di depan komputer atau layar monitor.

Kurangi durasinya.

Prinsipnya, kurangi waktu di depan layar komputer, ponsel pintar dan televisi. Sebab, terlalu lama di depan layar bisa menyebabkan mata jadi lelah dan melemahkan penglihatan.

Sempatkan untuk mengistirahatkan mata.

Jika kamu tidak bisa mengurangi waktu yang dihabiskan di depan layar, gunakan tetes pelumas mata dan tutup mata selama 2 detik setiap 20 menit. Tujuannya agar mata bisa istirahat.

Hindari asap rokok.

Asap rokok selain akan mengakibatkan iritasi pada mata juga bersifat racun bagi mata.

Makan makanan bergizi.

Jaga makan dan terapkan diet seimbang, sehat, dengan banyak sayuran dan buah segar. Vitamin A sangat berperan penting bagi kesehatan mata kamu.

Cukup istirahat.

Usahakan tidur selama 7-9 jam setiap malam.

Jangan asal kucek.

Jagalah kebersihan dan cuci tangan jika ingin menggosok atau menyentuh untuk menghindari risiko infeksi.

https://osf.io/mquwy/download/?format=pdf