Dengan meningkatnya jumlah kematian, penuhnya rumah sakit, dan kelangkaan oksigen, seharusnya sudah tak diragukan lagi bahwa Covid-19 nyata dan berbahaya. Untuk menanggulangi hal itu, pemerintah memberlakukan PPKM, namun pemberlakuan PPKM tentu akan berdampak negatif bagi beberapa sektor, salah satunya perekonomian.
Lantas timbul pertanyaan, apa yang harus kita utamakan, perekonomian atau nyawa?
Sudah pasti jawabannya adalah nyawa yang terpenting. Kenapa? Tanpa nyawa seseorang, tenaga kerja pun hilang. Kalo tenaga kerja berkurang atau hilang, pastinya juga dapat berdampak terhadap ekonomi. Ekonomi sangat berhubungan dan bergantung dengan manusia, karena Sumber Daya Manusia merupakan kunci kesuksesan ekonomi dalam sebuah negara dan juga motor penggerak ekonomi. Untuk itu menurutku nyawa merupakan hal yang perlu di prioritaskan daripada hal lainnya.
Dalam masa pandemi ini, baik masyarakat maupun pemerintah juga sedang dilanda dilema. Perekonomian atau nyawa? Di satu sisi, pembatasan sektor perdagangan besar-besaran penting dalam menekan peningkatan kasus Covid-19 ini, agar nyawa yang melayang tak bertambah drastis. Di sisi lain, aktivitas perekonomian penting, tak semua masyarakat dapat tetap memperoleh uang dengan bertumpu pada gadget dan internet. Tanpa uang tak bisa makan. Tak bisa makan nyawa melayang.
Menurutku, alih-alih membatasi besar-besaran sektor perekonomian masyarakat kecil yang mencari uang hanya untuk makan sehari-hari, mungkin ada baiknya bila yang dibatasi hanya sektor perekonomian megah nan terkenal yang memicu banyak interaksi seperti Mall, Wahana-wahana permainan dan sejenisnya.
Atau bila memang kondisi telah teramat genting, Pembatasan yang dilakukan semestinya adil dan merata bagi semua kalangan, tanpa membedakan kasta. Pun, bila tujuannya untuk mencegah hilangnya nyawa, alih-alih mendenda dan menyita dagangan begitu saja, semestinya masyarakat kecil diberi kompensasi.
Sekali lagi itu jika benar-benar ingin menyelamatkan nyawa. Kecuali mungkin nyawa masyarakat kecil dianggap kurang berharga.
Sangat setuju dari pendapat kak @najmafa disini. Perekonomian tidak akan bisa bergerak tanpa adanya SDM yang terlibat didalamnya. Karena memang sejatinya perekonomian itu memiliki pertanyaan esensial pada setiap operasinya, yaitu: Apa yang akan diproduksi? Bagaimana cara memproduksinya? Berapa yang akan diproduksi? Dan siapa yang akan menggunakan hasil produksinya? Pertanyaan-pertanyaan tersebut akan selalu melibatkan SDM didalamnya. Namun, perekonomian juga merupakan hal yang penting bagi umat manusia. Dengan melakukan kegiatan ekonomi, manusia bisa setidaknya memperoleh penghasilan dan bisa bertahan hidup.
Menurutku, pembatasan yang dilakukan pemerintah untuk bisa mencegah penyebaran dengan pengecualian sektor-sektor perekonomian yang esensial dan penting saja merupakan kebijakan yang cukup tepat. Namun dampaknya ya banyak orang mulai memutar otak untuk bisa bekerja di sektor esensial dan penting itu saja.