Risalah 50 : Apakah kita Jauh atau Dekat kepada Allah SWT?

Futuhul Ghaib : Menyikap Rahasia-Rahasia Ilahi

Mungkin kamu berada dalam salah satu di antara dua keadaan ini :

  1. Jauh dari Allah SWT
  2. Dekat kepada Allah SWT

Sekiranya kamu jauh dari Allah, maka janganlah kamu berdiam diri saja dan tidak mau mengejar bagian kamu berupa karunia Allah, kebahagiaan, keselamatan dan kemajuan dari hadirat Allah di dunia ini dan akhirat kelak. Mari ! Bangunlah dan bersegeralah menuju Allah. Tinggalkan kemewahan dan foya-foya serta barang-barang yang haram. Bersiap-siagalah dengan kesabaran untuk menghadapi kesulitan dan kesusahan. Jauhkan dirimu dari manusia dan dari keinginanmu terhadap dunia atau akhirat, agar kamu bisa ‘bersatu’ dengan Allah dan dekat kepada-Nya.

Setelah itu, barulah kamu akan mendapatkan apa yang kamu kehendaki. Kamu akan diberi kemuliaan dan ketinggian derajat di sisi Allah. Jika kamu telah masuk dalam golongan orang-orang yang diberi kehormatan, kasih sayang dan rahmat oleh Allah, maka tunjukkanlah sopan santun dan ahlak yang baik serta janganlah kamu merasa tinggi diri dengan karunia-Nya itu, agar kamu tidak lupa kepada kewajibanmu terhadap Allah dan agar kamu tidak cenderung kembali kepada kejahilan dan kegelapanmu semula. Firman Allah,

“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat dholim dan amat bodoh.” (QS 33:72).

Firman Allah pula,

“Dan manusia mendoa untuk kejahatan sebagaimana ia mendoa untuk kebaikan. Dan manusia adalah bersifat tergesa-gesa.” (QS 17:11)

Peliharalah hati kamu dari kecenderungan kepada apa yang telah kamu tinggalkan berupa manusia, hawa nafsu, keinginan, usaha dan kehilangan kesabaran, ridha dan kebersesuaian dengan Allah semasa kamu ditimpa kemalangan dan kesusahan. Sebaliknya, hendaklah kamu menyerahkan diri kamu kepada Allah seperti bola di kaki pemainnya, atau seperti bayi di pangkuan ibunya, atau seperti mayat di tangan orang-orang yang sedang memandikannya.

Butakanlah mata hati kamu terhadap apa saja selain Dia, supaya kamu tidak melihat sesuatu selain Allah, tidak ada yang wujud, tidak ada yang memberikan mudharat, tidak ada yang memberikan manfaat, tidak ada yang menolak pemberian dan tidak ada yang memberi pemberian selain daripada Allah semata. Anggaplah mahluk itu, di masa kamu susah dan menderita, sebagai cambuk Allah Yang Maha Agung yang dipukulkan kepada kamu. Di masa kamu bahagia dan selamat, anggaplah mahluk itu sebagai tangan Allah yang memberi rizki kepadamu.

Sumber : Abdul Qadir Al-Jailani, 2008, Futuhul Ghaib : Menyikap Rahasia-Rahasia Ilahi, Citra Risalah