Proses Pengeringan Keramik secara Tradisional


Proses Pengeringan Keramik secara Tradisional

Pengeringan merupakan bagian penting untuk pembuatan keramik. Keramik yang telah selesai dibentuk biasanya mengandung 7-30% air sehingga dibutuhkan proses pengeringan untuk mengurangi kadar air dengan menguapkannya sehingga tidak merubah sifat dan bentuk saat proses pembakaran.

Tujuan utama pengeringan adalah air plastis yang terikat pada badan keramik. Dalam hal pengeringan menggunakan sinar matahari dirasa masih lemah karna dinilai masih cukup lapuk dan bisa dihancur jika di berikan kontak dengan air misalnya. Maka dari itu dirasa perlu adanya proses tambahan seperti pembakaran. Keramik sendiri biasa dibentuk oleh tanah liat, umumnya tanah liat dibakar pada hingga melewati 600 derajat celcius. Hal tersebut akan mengakibatkan perubahan pada sifat fisik dan kimia dari keramik. Lewat dari tahap ini dirasa keramik telah mengalami perubahan menjadi ‘matang’ seutuhnya. Tak lupa juga kondisi kelembaban merupakan satu variabel yang perlu diperhatikan dalam proses pengeringan. Perlu juga di perhatikan bahwa tanah liat yang baru dibentuk harus dikondisikan terlebih dahulu sebelum di berikan kontak dengan sinar matahari. Karna jika langsung diberikan kontak dengan matahari sangat mungkin untuk tanah liat tersebut pecah atau retak. Dimana biasanya sebelum diberikan kontak langsung dengan sinar matahari, terlebih dahulu diberikan aliran udara yang cukup untuk membuat tanah liat menjadi produk setengah jadi yang dinilai “dense” dan “firm”.

Proses Pengeringan keramik tersebut pertama dengan Partikel tanah liat dikelilingi dan dipisahkan satu sama lain oleh lapisan air tipis, kedua Saat pengeringan berlangsung dan air dihilangkan, pemisahan antar partikel menurun, biasa disebut sebagai penyusutan, Selama pengeringan, penting mengontrol laju pembuangan air. Lalu yang terakhir Pengeringan pada bagian interior dilakukan dengan difusi molekul air ke permukaan tempat penguapan terjadi.

Saat proses pengeringan tersebut dilakukan Air pada lapisan antarpartikel lempung mendifusi ke permukaan, menguap, sampai akhirnya partikel-partikel saling bersentuhan dan penyusutan berhenti, lalu Air dalam pori hilang tanpa susut dan terserap pada permukaan partikel hilang

Proses pengeringan keramik menggunakan sinar matahari merupakan salah satu proses yang memiliki banyak Kendala dalam hal peningkatan produksi karena hanya mengandalkan sinar matahari. Sehingga ketergantungan pada kondisi iklim saat pengeringan, menjadikan persoalan tersendiri. Ini mengakibatkan tidak bisa mengoptimalkan kapasitas produksi, karena proses pengeringan tergantung pada intensitas cahaya matahari, yang memerlukan tempat yang sangat luas. Salah satu kendala yang sering ditemui dalam proses pengeringan tradisional ini adalah Jika laju penguapan lebih besar dari laju difusi, permukaan akan mengering lebih cepat daripada bagian dalam, dengan kemungkinan shrinkage yang tinggi. Sehinggal perlu diperhatikan Laju penguapan permukaan harus dikurangi hingga laju difusi air. Laju penguapan dapat dikendalikan oleh suhu, kelembaban, dan laju aliran udara atau dengan alternatif menggunakan microwave.

Referensi :

  • Reed, J. S., Principles of Ceramic Processing, 2nd edition, Wiley, New York, 1995.