Prestasi online

Tahun 2019 berakhir seperti sebelum-sebelumnya dan munurutku selama satu tahun menjalani hari-hari, tahun itu menjadi tahun yang paling membosankan. Tak ada yang berbeda, kadang membuatku bertanya apakah hidup akan datang dan berlalu begitu saja. Silih berganti tak ada yang istimewa dan tak ada yang berkesan. Tapi ternyata pertanyaan itu sekarang telah terjawab lewat berbagai peristiwa yang kualami dalam hidupku. Sembilan belas tahun menjalani hidup, tahun ini menjadi tahun yang sangat berbeda dan mungkin akan menjadi tahun yang amat berkesan karena beberapa pencapaian yang tak pernah kuduga bisa kuraih. 
     Dibuka dengan awal tahun 2020 yang begitu sangat bahagia menyambut datangnya tahun yang baru. Sangat bersyukur masih diberikan waktu untuk berkumpul bersama keluarga. Saling melempar tawa ditemani sajian kue tahun baru yang beranekaragam. Disinilah masing- masing kami menyatukan jiwa kembali dalam ruang yang hangat akan sebuah topik planning yang ingin dicapai dalam tahun ini. Setidaknya dengan adanya suatu rencana yang ingin diwujudkan akan membuat hidup terasa lebih berarti. Namun baru saja suasana tahun baru memberi sukacita. Sudah terdengar peristiwa yang amat menggoncang dunia. Dimana suatu peristiwa langkah terjadi tanpa diduga-duga. Katanya negeri ini tidak akan didatangi tapi nyatanya Virus yang kita kenal dengan Covid-19 ini sudah masuk sampai ke daerah plosok di Indonesia. 

Bagi beberapa orang mungkin ini adalah berita dukacita. Banyak mimpi dan harapan yang tertunda bahkan tak bisa terwujud. Planning yang sempat tertulis dalam diary kesayangan kini hanya menjadi tulisan semata. Peristiwa ini mungkin adalah peristiwa terburuk yang pernah terjadi dan sangat merugikan. Namun betapapun sulitnya sebagai orang yang berpikiran positif kita harus beranggapan bahwa peristiwa ini adalah peristiwa yang mengajarkan suatu kebaikan untuk kita. Banyak pesan tersirat yang ingin disampaikan Tuhan dari atas sana untuk kita para manusia ciptaan-Nya.
Awal tahun sebelum Covid-19 masuk ke Indonesia, di bulan Januari sekolah masih beroperasi seperti biasa. Siswa kelas tiga sepertiku yang akan menamatkan sekolah pastinya sudah disibukkan dengan berbagai persiapan-persiapan seperti les khusus bagi yang ingin melanjutkan studi di Perguruan Tinggi Negeri. Saat itu semua teman sudah asik dengan pemilihan program studi di Universitas impian. Begitupun denganku yang telah mengantongi pilihan prodi yang sama namun di dua Universitas yang berbeda. Untuk mengambil keputusan melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi Negeri dibaliknya pasti ada usaha yang dilakukan. Singkat cerita semua perjuangan itu saya lakukan dengan memanfaatkan media digital yang saya miliki. Yaitu sebatang telepon genggam yang berperan besar dalam proses pembelajaran saya sehari-hari. Dunia digital yang sangat berkembang menjadi faktor utama dalam mencari dan memperoleh informasi yang sebebas-bebasnya. Semua informasi sangat mudah didapatkan hanya dengan mengetik lalu menekan tombol pencarian. Selanjutnya anda tinggal pilih beberapa topik yang tersedia sesuai dengan yang anda inginkan, maka informasi yang dicaripun akan tersedia. Informasi juga akan tersedia dalam berbagai bentuk. Video ataupun tulisan juga tergantung dengan kebutuhan yang anda inginkan. Kalau lebih mudah mencermati informasi dalam bentuk video ada platform bernama youtube dan kalau lebih mudah mencermati tulisan ada platform bernama Google. Itu masih salah satu dari beberapa contoh saja, masih banyak platform-platform yang bisa anda gunakan untuk memperoleh informasi. Tinggal pilih sesuai keinginan.
Bicara tentang efektif atau tidaknya literasi digital ini, kalau menurut saya pribadi cukup berdampak. Cuma terkadang kendala yang harus dihadapi adalah sulitnya memusatkan perhatian saat muncul notifikasi dari sosial media. Sebagai jiwa yang labil, terkadang sulit rasanya menahan diri untuk mengabaikan dan kalau sudah terlanjur dilirik suka lupa waktu. Namun lambat laun saya mulai terbiasa untuk mengkondisikan situasi. Misalnya dengan mencopot pemasangan aplikasi yang kurang memberi manfaat dan menggantinya dengan aplikasi pembelajaran. Dengan begitu saya tidak terlena lebih dalam dengan penggunaan sosial media yang berlebihan.
Dengan situasi dan kondisi pandemi yang menimpa seluruh dunia ini banyak sistem yang berubah termasuk dalam sistem penerimaan mahasiswa baru di PTN. Tentu hal ini mencemaskan seluruh calon pendaftar. Mulai dari sistem UTBK dan sistem SBMPTN berubah. Namun dengan adanya dunia digital semua terasa begitu mudah dilalui. Semua yang membingungkan cukup di browsing saja pasti akan ketemu jawabannya. Mencari informasi tentang beasiswa juga banyak. Semua tersedia begitu lengkap. Saya merasa bersyukur menjadi orang yang bisa bijak menghadapi tantangan dunia digital yang seperti saat ini. Saya merasa berhasil memanfaatkan dunia digital yang sering disalahgunakan oleh orang-orang untuk hal yang tidak penting. Itu semua terbukti dengan hasil pengumuman yang menyatakan bahwa saya lulus dan mendapatkan beasiswa pemerintah di Perguruan Tinggi. Semua dapat diraih karena kegigihan mencari informasi di dunia digital.
Tidak hanya itu pada bulan November kemarin tidak sengaja saya menemukan info lomba menulis online. Lomba ini diadakan oleh Lembaga Anak Cerdas Indonesia. Karena saya merasa ada hal ingin saya bagikan kepada sesama saya anak muda agar memanfaatkan dunia digital dengan baik. Tema tulisan yang diangkat pada saat itu adalah ‘Kemiskinan Bukan Penghalang untuk Masuk Kuliah’. Saya cukup merasa bangga dengan pencapaian yang saya peroleh untuk lomba ini. Walaupun tidak menjadi pemenang Peringkat 1 setidaknya berada di posisi peringkat 2 itu sudah pencapaian yang luar biasa. Karena saya juga kali pertama mengikuti lomba menulis nasional seperti itu. Dengan hanya dengan diam dikamar dan memegang handphone saya bisa bersaing bersama teman-teman diluar daerah. Dan lebih menyenangkannya lagi setiap pemenang tiga besar mendapatkan hadiah berupa uang tunai. Untuk perolehan uang yang saya terima saat itu satu setengah juta. Dan biayanya saya bisa menambahi biaya untuk membeli alat musik yang saya impikan dari dulu.
Saya telah terbiasa dengan perkembangan dunia digital sedari saya mendaftarkan diri di Perguruan Tinggi. Hingga saat ini selain kuliah daring saya selalu menyempatkan waktu untuk melirik info lomba di instagram yang saya rasa sesuai dengan passion saya. Sehingga waktu yang kosong saat mata kuliah tiba tidak terbuang sia-sia.