Porch.com "Home improvement easy, delightful, and connected" The Review

Dengan menyediakan ide dan inspirasi dalam desain dan renovasi, penghitungan biaya konstruksi rumah, serta platform bagi kontraktor lokal untuk terhubung dengan pelanggan, Porch.com mengklaim dirinya sebagai jaringan perbaikan rumah terkemuka. Dengan slogannya “Home improvement easy, delightful, and connected” Porch menjelma menjadi pemain besar di bidangnya.

Matt Ehrlichman CEO Porch menceritakan bahwa ia mendapatkan ide untuk menciptakan porch saat ia berfikiran untuk membangun rumahnya di Seattle, dan saat itu ia tidak meneemukan website yang memberikan inspirasi, atau menghubungkannya dengan para profesional serta review tentang mereka di satu tempat yang sama. Dari masalah itulah Porch diciptakan.

Porch menyediakan platform bagi 1,5 juta orang profesional dalam 250 kategori yang bisa anda cari melalui beberapa kriteria termasuk didalamnya yang pernah dipakai oleh tetangga anda, maupun berdasarkan harga dan proyek yang pernah mereka ambil, dan tentu juga anda bisa menyesuaikan dengan preferensi yang diinginkan. Untuk mencari para profesional menggunakan porch, cukup cari sesuai tipe kontraktor yang ingin dicari dan kota tempat dimana kita tinggal dan klik tombol Go.

Hal selanjutnya ialah inpirasi, tentu dalam merenovasi kita butuh inspirasi yang bisa jadi menjadi acuan untuk hasil yang kita inginkan. Porch menyediakan berbagai foto yang diklasifikasikan kedalam tipe-tipe ruangan termasuk juga yang terkait lanscaping maupun outdoor. Foto-foto tersebut bisa dicari berdasarkan popularitas dan biaya.

Tetapi berdasarkan review online pada Highya Porch tidak mendapatkan banyak review positif dari penggunanya bahkan banyak yang mengeluhkannya. Keluhanpun bukan hanya datang dari pengguna namun juga dari kontraktor yang banyak berbicara mengenai lead system yang amburadul dan tidak karuan. Masalah serius lainnya ialah para pengguna mengklaim bahwa Porch melakukan Scam terhadap mereka.

1 Like

Porch.com langsung mempertemukan kita dengan para profesional di bidang konstruksi. Secara tidak langsung website ini harus bekerja sama dengan para pekerja ini. Dimana menurut saya hal ini akan kurang efektif jika diterapkan di Indonesia. Mengingat pekerja konstruksi yang melek teknologi dan berpendidikan masih terhitung kurang. Maksud saya disini bukan para arsitek atau sarjana teknik sipil, tapi pekerja kasar yang profesional.

tentunya itu bisa menjadi advantage yang nyata sebenarnya, tinggal bagaimana kita mengedukasi masyarakat utamanya para pekerja konstruksi. Saya pikir di era ini tinggal menunggu waktu saja untuk yang seperti ini karena pada dasarnya kini orang-orang mencari yang jelas, cepat dan terpercaya.

Jadi selain menyediakan medianya, kita juga harus menyiapkan sosialisasi untuk para pekerjanya? Faktor lain juga, jika sosialisasi kita berhasil dan cara seperti ini menjadi alternatif lain dalam dunia konstruksi seperti halnya gojek pada dunia transportasi, maka kita juga harus mempertimbangkan faktor penolakan dari pihak pihak konvesional.

Berbicara mengenai pekerja konstruksi, upah yang diberikan oleh porch.com kepada pekerja pastinya mempunyai standar khusus. Bisa jadi, hal itu berbenturan dengan peraturan pemerintah misalnya UMR tiap wilayah. Seiring perkembangan aplikasi yang berbasis online, sepertinya pemerintah masih belum siap menghadapinya. Terlebih lagi, kasus transportasi online yang belum menemui solusi yang tepat.

Di Porch ini tidak ada keterikatan kontrak yang langsung dibawahi oleh porch, kasarnya dia hanya menawarkan pekerjaan ke agensi-agensi dari profesional yang bekerja sama dengan mereka. Menjadi masalah ketika porch ini sistem leadnya banyak dikatakan fake. Karena sistemnya seperti bidding, jadi ketika ada order dari user porch, nantinya order tersebut semacam ditawarkan ke agensi-agensi/para profesional tadi. Order itu sudah ditaksir biayanya, jadi bisa dikatakan semacam proses tender juga.
Tapi banyak review yang mengatakan sistem ini yang menjadi masalah. Ada salah satu kasus dimana tender sudah dimenangkan, uang profesional sudah masuk ke porch, lalu tiba-tiba user membatalkan proyek tetapi uang tender sulit untuk dikembalikan lagi ke pihak pekerja profesional.

Tentunya harus ada pendekatan yang sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia yang tentunya komunal, atau guyub. Menurut saya bisa disiasati dengan kita membuat paguyuban atau mendekatkan diri dengan perkumpulan para pekerja itu. Dan perlu dillakukan secara bertahap, jangan masiv seperti gojek, grab dsb jika melihat kondisi yang berlangsung saat ini.

Berarti porch.com ini hanya semacam aplikasi ‘jembatan’ untuk menghubungkan antara kontraktor dan customer? Bisa dibilang ini sejenis bukalapak khusus untuk hal konstruksi?