Pola Irama apa saja yang ada pada tari klasik Jawa ?

tari klasik Jawa

Tari adalah suatu bentuk pernyataan imajinatif yang tertuang melalui kesatuan simbol-simbol gerak, ruang, dan waktu (Bambang Pudjasworo, 1982)

Bagaimana Pola Irama yang ada pada tari klasik Jawa ?

Terdapat empat pola pokok irama yang sering digunakan dalam tari Jawa, yaitu:

1) Ganggeng kanyut, adalah irama gerak yang diterapkan untuk tari Bedaya, tari Srimpi, dan tari Luruh alus gaya Surakata. Dalam hal ini, maka akhir dari setiap bentuk motif gerak tarinya secara prinsip harus dilakukan dengan sedikit membelakangi sabetan (pukulan) balungan pada akhir gatra dari suatu gending.

2) Prenjak Tinaji, adalah irama gerak yang diterapkan pada tari alus lanyapan gaya Surakarta. Irama gerak Prenjak Tinaji ini, setiap akhir dari suatu bentuk motif gerak tari harus dilakukan tepat pada sabetan (pukulan) balungan pada akhir gatra dari suatu gending pengiringnya.

3) Banyak Slulup, adalah irama gerak yang diterapkan pada tari gagah dugangan gaya Surakarta. Penggunaan irama gerak ini dalam tari, yaitu setiap akhir dari suatu motif gerak tarinya harus dilakukan dengan sedikit mendahului dari sabetan (pukulan) balungan pada akhir gatra dari gending pengiringnya.

4) Kebo manggah, adalah pola irama gerak tari yang pada lazimnya diterapkan untuk tari gagah, namun khusus untuk karakter raksasa. Secara prinsip setiap akhir dari suatu bentuk motif gerak tari yang berirama gerak kebo manggah, senantiasa harus dilakukan tepat pada sabetan balungan pada akhir gatra dari gending pengiring tarinya.