Podcast Menggeser Radio, Benarkah?

rdio

Memasuki tahun 2020 banyak hal terjadi. Termasuk keberadaan media informasi dan hiburan audio “radio”. Radio yang awal mulanya hanya bisa didengarkan melalui radio band saat ini sudah dinikmati melalui handphone android. Radio yang manual kontemporer berubah menjadi streaming.

Padahal dulu di tahun 2010 keberadaan radio streaming masih terpinggirkan. Banyak radio streaming yang dianggap aneh kala itu. Namun dari tahun ke tahun radio konvensional mulai mengikuti dan beralih pada basis internet yaitu radio streaming. Tidak bisa dipungkiri bahwa radio streaming memiliki pendegar yang lebih cerdas dan menengah ke atas ketimbang radio konvensional walaupun tidak jarang pendegar radio konvensional juga kaum cendikia.

Namun seiring berjalannya waktu tidak hanya radio konvensional yang mulai mengikuti jejak radio streaming namun muncul aplikasi untuk membagikan audio degan apik yang bernama PODCAST .

Dengan hadirnya podcast tentu berpengaruh dengan keberadaan radio. Radio mulai banyak yang gulung tikar, walaupun dilatarbelakangi oleh berbagai hal misalnya pihak sponsor yang lebih memilih platform digital, dan pendegar yang mulai beralih ke gadget dan berakhir sebagai pendengar platform musik digital.

Jadi apakah benar pernyataan tersebut? Kalian setuju kah kalian dengan pernyataan tersebut?

Summary

Podcast Menggeser Radio Halaman all - Kompasiana.com

2 Likes

Podcast merupakan fitur hiburan yang popularitasnya di Indonesia masih terhitung belum lama, yaitu baru sekitar 2 sampai 3 tahun yang lalu. Podcast adalah file audio atau video yang diunggah di web agar dapat diakses oleh individu baik berlangganan maupun tidak dan dapat didengarkan atau ditonton dengan menggunakan komputer atau pemutar media digital portable . Secara wujud konten, podcast sebenarnya tidak berbeda jauh dengan penyajian hiburan audio seperti radio. Namun, radio dan podcast memiliki perbedaan metode penyebaran layanan. Radio konvensional menyebarkan konten layanan mereka dengan mengirimkan sinyal gelombang elektromagnetik menggunakan antena yang nantinya sinyal tersebut diterima oleh perangkat radio kita. Sedangkan podcast menyebarkan konten layanan mereka dengan menggunakan platform media sosial secara audio on demand (Zellatifanny, 2020).

Sesuai dengan pernyataan di atas, memang sudah banyak stasiun radio yang melebarkan jangkauan siarannya berbasis streaming menggunakan internet. Hal tersebut didasari dengan terbatasnya jangkauan radio dengan menggunakan antena dan mulai berkurangnya pengguna perangkat radio konvensional. Dengan menggunakan layanan streaming , diharapkan radio dapat dinikmati dari belahan dunia manapun dengan memanfaatkan perangkat elektronik seperti laptop maupun handphone .

Namun, inovasi yang dilakukan stasiun radio tersebut nyatanya hingga saat ini belum dapat menarik banyak perhatian para konsumen. Justru masyarakat saat ini (terutama kaum muda) lebih meminati layanan hiburan audio berbentuk podcast . Radio streaming dan podcast memang menggunakan platform yang sama yaitu internet, namun keduanya memiliki perbedaan bentuk layanan: radio berbentuk siaran live streaming dan podcast berbentuk on demand . Masyarakat terutama anak muda menurutku cenderung lebih menyukai layanan berbentuk audio on demand sehingga mereka bisa memilih sendiri untuk mendengarkan topik apa. Sedangkan dalam live streaming radio kita tidak bisa memilihnya. Oleh karena itu, aku setuju bahwa bentuk layanan podcast lebih unggul dari radio streaming sehingga dikhawatirkan dapat menggeser dan mengancam eksistensi radio. Aku menyarankan kepada para stasiun radio untuk selalu mengikuti permintaan pasar dan perkembangan teknologi sehingga tidak tergerus oleh zaman.

Sumber

Zellatifanny, C. M. (2020). Tren diseminasi konten audio on demand melalui podcast : Sebuah peluang dan tantangan di indonesia. Jurnal Pekommas, 5(2), 117-132.

1 Like

Menurut saya dengan adanya podcast tidak menggeser media massa apa pun, termasuk radio karena radio memiliki gelombang frekuensi tersendiri, sedangkan podcast cenderung berbasis digital yang hadir di beberapa platform digital, tentunya didorong oleh internet. Podcast sendiri merupakan sebuah akronim dari iPod Broadcasting sehingga pada awal kemunculannya podcast hanya dapat dinikmati menggunakan iPod dan Mac. Hadirnya podcast sebagai media massa yang berbasis audio (kini ada yang berbentuk audio visual) hanya sebuah perpanjangan atau extension dari media massa yang telah hadir sebelumnya, begitu juga dengan hadirnya media-media baru yang berbasis digital.

Contohnya, kini kita tidak perlu khawatir untuk ketinggalan siaran radio kesayangan kita karena beberapa stasiun radio telah membentuk audio siaran mereka ke dalam podcast. Dengan adanya podcast, radio kini beradaptasi dengan memanfaatkan teknologi yang ada sehingga membuat podcast sebagai bentuk baru dari radio.

Menurut saya kalimat podcast menggeser radio sama halnya dengan kalimat tv menghancurkan radio pada awal hadirnya tv ke dunia. Bahkan, MTV pada siaran pertamanya menampilkan video musik yang berjudul “Video Killed the Radio Star”. Namun hingga saat ini, radio masih tetap eksis dan masih banyak orang-orang yang ingin menjadi penyiar radio.

Jadi, menurut saya dengan adanya format-format baru dalam media massa, seperti podcast, media online, streaming platform, dll tidak akan menggeser media massa yang telah ada sebelumnya asalkan media lama tersebut ingin beradaptasi dan memanfaatkan media baru sebagai bentuk perpanjangan mereka.

1 Like

Kalau untuk saat ini, menurutku masih belum bisa dikatakan bisa menggeser. Karena sasaran mereka berbeda. Podcast lebih menyasar kaum milenial dengan segala bentuk fitur yang disukai milenial, yaitu bisa di ulang, bisa didengar kapan saja, ada urutan playlist sesuai pembahasan, dll. Sedangkan radio masih banyak juga yang menggunakan, walaupun radio ini memiliki jadwal yang sudah terstruktur, tidak bisa diulang, diselingi dengan iklan. Sejauh ini masih banyak juga terutama usia bapak" gitu ya masih menggunakan radio.

Lebih ke fungsinya memang berbeda juga ya. Contohnya ketika bepergian, banyak juga yang masih on radio dengan melihat kondisi dan situasi yang dilaporkan terkait jalanan. Walaupun sudah ada gmaps yaa, tetapi rasanya tuh masih kurang kalau perjalanan tidak dilengkapi dengan radio. Selain itu, kadang radio juga bisa 2 arah. Terutama saat segment pemutaran lagu. Masih saya temui anak muda request by telfon atau sms ke penyiar radio untuk pemutaran lagu tertentu.

Setuju dengan pernyataan kak @chaerielumar

Kuncinya adalah adaptasi dengan zaman. Mau sebesar dan seluas apapun jangkauan jika tidak memiliki perkembangan yang unik serta menyesuaikan dengan pasar dan zaman, maka nanti akan lebih rentan tergeser.

1 Like

Menurut saya sendiri, radio tidak akan menggeser hadirnya podcast. Karena jika kita melihat dari kedua fungsi, keduanya sama-sama merupakan saluran distribusi media massa. Podcast sendiri merupakan sebuah adaptasi dari perkembangan sebuah radio. Namun jika kita melihat bahwa keduanya memiliki peran yang sama-sama mempunyai kecenderungan tertentu pada audien yang dituju. Misal podcast lebih ke millenial karena didasarkan bahwa banyaknya kaum anak muda yang meninggalkan radio sebagai alat komunikasi sehari-hari.

Sehingga hadirlah podcast untuk menyasar kaum muda dan disesuaikan dengan isu-isu yang lebih fresh dengan bahasa kekinian. Sedangkan radio sudah sedari dulu memiliki ciri khas yang menonjol salah satunya gaya pembawaan penyiar yang sudah bisa kita tebak meskipun hanya satu kali mendengar, kita akan lebih mudah menjawab bahwa itu adalah radio. Baik bagaimanapun bentuknya radio akan memiliki keunikan tersendiri. Sedangkan radio masih cukup banyak penggemar salah satunya lebih menyasar para orang dewasa atau para orang yang sudah tua. Jika dilihat dari fungsi keduanya maka podcast dan radio memiliki peran yang berbeda, namun karena keaktifan lebih menonjol para anak muda di lautan media sosial dan digital maka radio memang tampak memudar.

Oleh sebab itu perlunya adaptasi dan sebuah inovasi bagaimana radio dapat bertransformasi tanpa menghilangankan kesan ciri khasnya dan tetap menyampaikan pesan-pesan yang juga secara adil tidak hanya menyasar pada para kaum mudah tetapi juga menjangkau para pencinta radio sebelumnya yang mana biasanya para kaum tua.

1 Like

Menurut saya, dengan adanya Podcast yang makin banyak bermunculan dan diminati oleh banyak orang. Belum bisa menggeser atau menggantikan Radio karena walaupun sama-sama berbasis audio, konten yang disajikan berbeda. Ketika kita berpikir apa yang membuat orang ingin mendengarkan radio saat melakukan aktifitas, mengerjakan tugas, ataupun saat berada dalam perjalanan. Yang mereka cari adalah sebuah hiburan, dengan mendengarkan radio mereka dapat mendengarkan Lagu yang mereka sukai, lagu yang baru dan sedang trend, ataupun lagu lama yang diputar kembali sehingga membuat mereka Nostalgia. Selain itu Radio dinilai lebih cepat untuk menyiarkan sebuah informasi seperti kondisi lalu lintas ataupun berita-berita yang sedang hangat dan menarik.

Sedangkan Podcast menyiarkan sebuah obrolan yang dibawakan secara santai dan dikemas dengan berbagai episode dengan topik yang berbeda. Dengan keunggulan yang tidak dimiliki oleh Radio yaitu dengan fitur On-demand yang membuatnya dapat diputar sesuai dengan keinginan pendengar dan kemudahan untuk mengaksesnya membuat Podcast digemari oleh kaum milenial. Dari perbedaan keduanya kesimpulannya adalah walaupun Podcast memiliki keunggulan dengan mudahnya mengakses siaran dan dapat memilih siaran yang ingin didengar oleh pendengar dari siaran lama ataupun siaran baru. Podcast tidak akan menggantikan Radio melainkan menjadi sebuah pilihan bagi pendengar untuk menentukan konten apa yang ingin mereka dengar.

Supaya industri Radio tidak semakin meredup yang saya lihat mereka terus mengembangkan layanan mereka dengan mengembangkan aplikasi ataupun website yang memudahkan pendengar untuk mengakses siaran mereka.

Podcast menurut saya tidak sepenuhnya menggeser radio karena ada faktor atau alasan lain radio kurang diminati sebagian masyarakat. Radio menjadi media penyiaran yang sudah ada sejak lama dan tertua jika dibandingkan dengan media elektronik lainnya seperti televisi. Radio dianggap sebagai media yang paling murah dan merakyat serta bisa menjangkau luas masyarakat. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, radio perlahan-lahan mulai tergantikan dengan munculnya media elektronik seperti televisi karena memiliki tampilan visual dibandingkan dengan radio yang hanya menyajikan audio saja.

Akan tetapi, dengan munculnya televisi, radio pernah diprediksi tidak akan produksi lagi. Namun, radio masih berjalan sampai saat ini walaupun sudah muncul berbagai media online dan internet. Apalagi sudah ada podcast yang sudah tersebar banyak di media internet. Podcast merupakan rekaman audio yang ada di media internet dan masyarakat bisa mengakses audio tersebut dimana dan kapan saja. Podcast sebenarnya bukanlah ancaman bagi radio karena bisa memberikan peluang dengan melibatkan teknologi. Misalnya, podcast bisa bekerja sama dengan radio dengan membuat konten-konten percakapan, obrolan menarik, dan kolaborasi lainnya. Radio yang memiliki pendekatan jurnalistik dan dan etika disiplin jurnalisme bisa memberikan masukan kepada podcast dengan pengalaman yang berbeda.

Sumber

https://tirto.id/podcast-bukan-ancaman-bagi-industri-radio-tetapi-peluang-edmr