Saat ini bayak produk plastik yang terbuat dari polimer yang disebut sebagai polyethylene terephthalate (PET) atau juga dikenal sebagai polyester. PET terbuat dari dua komponen yaitu asam tereftalat dan etilena glikol, yang berasal dari olahan minyak bumi dan gas alam. Industri PET menghasilkan produk CO 2 yaitu gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global.
Penggunaan bahan baku dari bahan bakar fosil yang dikombinasikan dengan energi yang dibutuhkan untuk memproduksi PET, akan menghasilkan lebih dari empat ton CO 2 untuk setiap ton PET yang diproduksi. Bahan alternatif yang digunakan unttuk PET yaitu Polyethylene furandicarboxylate (PEF) . PEF terbuat dari etilena glikol dan senyawa yang disebut asam 2-5 Furandicarboxylic (FDCA). FDCA dapat bersumber dari biomassa. Salah satu pendekatan yang digunakan adalah dengan mengkonversi fruktosa dari sirup jagung menjadi FDCA.
Prosesnya dengan menggunakan senyawa karbonat dan mengkombinasikannya dengan CO 2 serta asam furoic, turunan dari furfural. Kemudian memanaskan campuran tersebut sekitar 290 derajat Fahrenheit (200 derajat Celsius) untuk membentuk garam cair. Setelah lima jam, 89 persen dari campuran cairan-garam telah terkonversi ke FDCA. Kemudian mengubah FDCA ke dalam plastik PEF. Produk yang terbuat dari PEF juga bisa didaur ulang atau menjadi karbondioksida melalui proses pembakaran hingga akhirnya, CO 2 akan diambil oleh rumput, gulma dan tanaman terbarukan lainnya, ysng kemudian dapat digunakan untuk membuat PEF.
Bioplastik merupakan plastik atau polimer dimana secara alamiah dapat dengan mudah terdegradasi baik melalui serangan mikroorganisme maupun oleh cuaca. Umumnya, bioplastik bukanlan merupakan senyawa tunggal. Melainkan komposit dari berbagai macam klas bahan yang memiliki fungsinya masing-masing.
Material plastik yang dimasukkan ke dalam kelompok bioplastik jika memenuhi sejumlah persyaratan, diantaranya biobased yakni berbahan baku dari biomassa seperti minyak nabati, jagung, maupun rumput bioplastik harus bisa dihancurkan melalui proses biologi atau alami.
Selama ini, sejumlah bioplastik yang sudah dikembangkan, berasal dari gula, tepung-tepungan, minyak nabati/hewani dan selulosa. Biomassa tersebut harus melalui proses pengolahan terlebih dahulu untuk menjadi bioplastik. Jadi bisa saja bioplastik yang 100 persen dibuat dari biomassa bisa non-biodegradable, atau bahkan ada material plastik yang 100 persen dari bahan fosil tetapi bisa didegradasi oleh mikroba.
sumber: https://www.transformasi.org/en/publication/press-release/145-kategori-berita/umum/2113-pemanasan-global-plastik-buatan-dari-karbon-dioksida-dan-biomasa
gambar: https://www.alamy.com/polyethylene-terephthalate-or-pet-pete-polyester-thermoplastic-polymer-molecule-with-plastic-bottle-structural-chemical-formula-vector-illustratio-image260834432.html