Peter Szulczewski, CEO dan Pendiri “Wish”

Peter Szulczewski, CEO dan Pendiri “Wish”

Nama : Peter Szulczewski
Umur : 35 tahun
Penghasilan : E-commerce & Self made
Tempat tinggal : San Francisco, CA
Kewarganegaraan : Polandia
Status : Single
Pendidikan Akhir : Bachelor of Arts / Science, University of Waterloo


Peter Szulczewski adalah penemu dan CEO dari perusahaan online komersial yaitu Wish. Wish sendiri adalah perusahaan komersial berbasis smartphone yang sedang menjadi pusat perhatian di wilayah Amerika Utara dan Eropa. Wish memiliki misi untuk memberikan kesempatan kepada semua orang untuk bisa mendapatkan pelayanan yang terjangkau, nyaman, dan efektif didunia belanja. dengan memanfaatkan data yang ada dan menerapkan prinsip-prinsip dan teknologi dari iklan dan pencarian, Wish menciptakan pengalaman browsing yang bersifat menghibur, pribadi dan relevan untuk setiap konsumen yang ingin mendapatkan pengalaman belanja yang efektif malalui iOS dan Android.

Riwayat Karir


Sebelum menjadi penemu dan pendiri dari Wish, Peter Szulczewski adalah seorang staff atau karyawan yang bekerja di perusahaan IT terkenal seperti ATI (Allegheny Technologies Incorporated), Microsoft, Nvidia, Google dan ContextLogic. Saat bekerja di perusahaan ATI, Microsoft dan Nvidia, Szulczewski bekerja sebagi coder. Szulczewski mulai bekerja di Google sehak Agustus 2004 sampai November 2009. Selama bekerja di Google, ia bekerja sebagai Sr. Software Engineer & Technical Lead. Kemudian ia mulai mendirikan perusahaan IT baru yaitu ContextLogic. Szulczewski, sebelum menjadi CEO dan founder dari Wish.com, ia adalah CEO dan founder dari ContextLogic. ContextLogic adalah perusahaan yang didirikan oleh Peter Szulczewski sebelum ia mendirikan perusahaan Wish. ContextLogic adalah salah satu perusahaan yang berperan penting dalam mendirikan Wish.

Pada Mei 2013, Wish.com sudah memiliki 12 juta pengguna. Wish.com memungkinkan pengguna untuk melihat berbagai macam barang bagus yang secara khusus dirancang untuk pengguna dan menambahkan barang tersebut kedalam daftar. Setiap pengguna menambahkan barang kedalam daftar, maka Wish.com akan menampilkan barang yang direkomendasikan ke pengguna. Selain menguntungkan bagi konsumen, Wish.com juga sangat menguntungkan bagi penjual. Wish.com memperlakukan daftar keinginan konsumen sebagai data yang pasti dan memungkinkan penjual untuk dengan cepat menggunakan data tersebut untuk memperbanyak stok.

Pada tahun 2014, Wish.com mampu menutup kebutuhan finansial sebesear 19 juta dollar Amerika atau sekitar 255 triliun rupiah. pada tahun yang sama, Wish.com sudah mempunya 31 juta pengguna aktif yang 10.000 diantaranya adalah penjual. Wish.com baru-baru lebih berfokus kepada pembeli dari situs seperti Alibaba (juga investasi GGV), yang memungkinkan mereka untuk terhubung dengan Western Mobile Audience. Pada saat itu, Szulczewski mengatakan bahwa sekitar setengah dari pengguna Wish.com dapat dibagi menjadi Eropa dan Amerika Utara.

Pada tahun 2015, Wish.com berhasil mendapatkan pencapaian yang luar biasa, perusahaan ini menghasilkan 1 milyar dollar Amerika dalam kurun waktu satu tahun. Jika dibandingkan dengan perusahaan komersil yang lain seperti Alibaba yang diluncurkan pada tahun 1999 dan mendapatkan penghasilan 400 triliun dollar Amerika di tahun 2014. Sedangkan, perusahaan besar dibidang komersil yang lain, yaitu Amazon, pertamakali diluncurkan pada tahun 1995 dan menghasilkan 180 triliun dollar Amerika pada tahun 2014. Tetapi perusahaan Wish, yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2013 dan hanya dalam waktu kurang lebih satu tahun dapat menambahkan aplikasi belanja online lain seperti Geek and Mama yang hanya berfokus pada produk yang spesifik.

Pada tahun 2016, Wish.com melakukan investasi sekitar 500 juta dollar Amerika. Temasek, perusahaan investasi yang dimiliki oleh pemerintah Singapura, adalah salah satu pemimpin dari investor di ronde yang baru. Pada tahun yang sama, Wish app selalu memiliki peringkat dibawah Amazon dikategori Aplikasi belanja. wish telah berhasil membangun pengalaman browsing yang menghibur dan strategi diskon yang mendorong pembelian. Tetapi, masih memiliki pekerjaan yang harus dilakukan untuk bersaing dengan barang berkualitas rendah yang mengecewakan pembeli. Sampai saat ini Wish.com masih menjadi aplikasi belanja online yang diminati, khususnya di Amerika Utara dan Eropa.

Fakta – fakta


  1. Peter Szulczewski adalah tipe orang yang tidak peduli dengan apa yang orang lain pikirkan tentang bisnis proyek yang sedang ia kerjakan.
    Szulczewski adalah orang yang fokus, berfikiran positif dan percaya jika hal tersebut akan terjadi jika dia ingin. Meskipun akan banyak yang menolak dan mengatakan itu tidak akan berhasil, ia akan tetap berfikir 8 hingga 10 tahun kedepan.

  2. Szulczewski lebih memilih keluar dari kemudahan yang tersedia.
    Meskipun perusahaan Wish telah mencetak rekor penjualan, tetapi masih bayak masyarakat yang tidak mengetahui tentang Wish dan itulah mengapa ia menyukainya. Peter dan rekan-rekannya sedang mencoba untuk mempertahankan penjual profil rendah yang mana mereka belum memiliki dasar dari melakukan bisnis. Szulczewski juga seseorang yang rendah hati dimana ia tidak suka menjadi pusat perhatian.

  3. Szulczewski mengatakan bahwa ia dan dua rekan kerjanya adalah orang yang sangat buruk dalam hal membangun bisnis.
    Ia mengatakan bahwa, masih banyak masalah yang dihadapi oleh perusahaan seperti, barang sampai tidak pada waktunya, barang sampai dalam keadaan yang buruk, barang yang diterima pembeli tidak sesuai dengan yang diminta, dan lain-lain. Hal seperti ini memang bukan hanya Wish yang mendapatkan masalah sepertini. Akan tetapi, kebanyakan dari masalah tersebut datang dari aplikasi Wish.

  4. Peter Szulczewski telah menjadi salah satu pengusaha terkaya didunia yang berumur kurang dari 40 tahun.
    Dikutip dari Forbes Magazine, pada tahun 2015 ia adalah pengusaha ke-25 terkaya di dunia yang berumur dibawah 40 tahun. Sedangkan pada tahun 2016, ia adalah pengusaha ke-21 terkaya di dunia yang berumur dibawah 40 tahun.

  5. Peter Szulczewski merahasiakan kehidupan pribadinya dari public.
    Hal ini terjadi karena ia adalah orang yang tidak suka menjadi pusat perhatian. Dia tidak pernah menjadi sorotan public karena kehidupan pribadinya. Kesuksesannya dalam bisnis memungkin dirinya untuk menjadi benar-benar tidak diketahui. Sikap rendah hati dan tertutupnya kepada publik membuatnya sulit untuk diprediksi, bagaimana kah seorang Peter Szulczewski dibalik perusahaan Wish yang sebenarnya.

Quotes


“We want to be Google AdWords for retailer” - Peter Szulczewski

“We were just horrible at business development. Honestly, we sucked” - Peter Szulczewski

“We think we’re going to be the second or third trillion-dollar-a-year marketplace”- Peter Szulczewski

Referensi