Permasalahan apa saja yang dapat terjadi karena kelainan bibir sumbing?

Bibir Sumbing

Bibir Sumbing (Labiognatopalatoschisis atau Cleft Lip and Palate) adalah kelainan bawaan yang timbul pada saat pembentukan janin sehingga ada celah antara kedua sisi bibir hingga langit-langit dan bahkan cuping hidung.

Keadaan bibir sumbing atau celah bibir dan langitan dapat menimbulkan masalah-masalah lain antara lain kesulitan makan karena adanya celah pada bibir atau mulut dapat menyulitkan bayi untuk menghisap ataupun makan makanan cair lainnya. Untuk menanggulanginya dapat digunakan alat, seperti dot khusus serta posisi makan yang disesuaikan (agak tegak sebesar 45º) agar bayi tidak tersedak.

Keadaan ini dapat menimbulkan masalah baru seperti kekurangan gizi akibat sulitnya dalam pemberian makan atau minum. Masalah kedua yang mungkin timbul yaitu infeksi telinga, akibat tidak berfungsinya saluran yang menghubungkan telinga tengah dan kerongkongan menyebabkan infeksi yang bisa berakibat hilangnya pendengaran.

Gangguan berbicara juga ditemukan pada penderita celah, hal ini diakibatkan penurunan fungsi otot-otot untuk berbicara yang terjadi akibat adanya celah akan mempengaruhi pola berbicara bahkan menghambatnya. 25-35 % anak dengan celah bibir dan langitan memiliki abnormal speech karena itu membutuhkan pembedahan kedua ( secondary operation ) pada langitan dan speech therapy .

Masalah lainnya antara lain gangguan pertumbuhan tulang muka dan masalah dental. Gangguan pertumbuhan tulang muka dapat terlihat sebagai retardasi dari muka pada bagian tengah (rahang atas yang kurang berkembang), sering merupakan kombinasi dari lateral kompresi yang berat pada lengkung rahang serta menimbulkan gigi-geligi yang berjejal-jejal.

Defisiensi perkembangan muka bagian tengah ini akan menghasilkan retrusi maksila dan relatif prognati mandibula. Sedangkan masalah dental yang biasa muncul adalah missing teeth atau supernumerary teeth sehingga diperlukan perawatan khusus untuk menangani ini. Celah biasanya meluas diantara gigi insisif dua dan caninus karena itu gigi tersebut biasanya tidak muncul atau hilang.

Bibir sumbing atau Celah bibir (cleft lip) adalah suatu kelainan kongenital bibir atas yang membentuk celah, yang disebabkan oleh kegagalan bersatunya prosesus maksilaris dengan prosesus medial nasal saat masa embrio.

Celah ini dapat mengenai sebagian bibir dan dapat juga mencapai dasar hidung. Celah yang terdapat pada daerah mulut dan wajah dihasilkan oleh suatu mekanisme tidak lengkap dari dua faktor yaitu gen dan lingkungan. Celah bibir disebut juga dengan cheiloschizis, hare lip, cheft lip, lagocheilos, dan labioschizis.

Permasalahan yang terjadi pada penderita celah bibir dan langit-langit diantaranya :

  • Masalah bicara

    Komunikasi normal pada manusia membutuhkan struktur yang utuh dari bibir, rahang, lidah, gigi, dan palatum yang bekerja di bawah koordinasi otot-otot respirasi dan pita suara. Mengingat penderita celah bibir dan langit-langit umumnya memiliki kesulitan mengontrol aliran udara, maka produksi suara menjadi tidak normal. Suara labiodental seperti f dan v sulit diucapkan bila bibir atas terlalu panjang, kencang, dan sulit bergerak akibat jaringan parut yang timbul pasca tindakan bedah korektif pada bibir.

    Malposisi gigi anterior atas atau malformasi kontur alveolar ridge dapat mempengaruhi pengucapan huruf s, z, th, f, dan v, juga deformitas alveolar ridge atau palatum yang memendek dalam arah anteroposterior serta menyempit dapat menyebabkan kesulitan dalam mengucapkan huruf k, g, dan ng.

  • Masalah pendengaran

    Bayi dengan celah langit-langit sangat rentan terhadap infeksi telinga karena adanya gangguan pada otot-otot yang berperan dalam membuka dan menutup tuba eustachius sehingga tidak dapat mengalirkan cairan yang berasal dari telinga bagian tengah dengan baik. Insidensi otitis media dengan gangguan pendengaran sangat tinggi.

  • Masalah pernafasan

    Anak dengan celah langit-langit sering disertai dengan deformitas nasal. Deformitas ini dapat memperkecil rongga hidung dan menghalangi aliran udara yang cenderung mengakibatkan beralihnya proses pernafasan melalui mulut. Obstruksi dan infeksi saluran nafas atas sering terjadi pada penderita ini.

  • Masalah gigi

    Pasien dengan celah bibir dan langit-langit sering memperlihatkan congenital missing teeth terutama gigi premolar dan lateral insisivus, supernumerary teeth terutama pada daerah premaksila dan dekat celah, fused teeth, dan malformed teeth. Gigi insisivus sentralis sering terlihat malposisi sehingga relasi horizontal maupun vertikal di daerah insisivus tampak tidak harmonis, demikian pula erupsi gigi-gigi di sekelilingnya. Erupsi gigi menjadi terhambat terutama gigi kaninus. Ektopik gigi molar atas juga sering terjadi, juga over erupsi gigi geligi anterior bawah, hal ini disebabkan oleh tidak adanya atau malposisi gigi anterior bawah.