Perlukah seorang pemimpin memiliki rasa humor ?

pemimpin dan rasa humor

“Leadership is aprocess whereby an individual influences a group of individuals to achieve a common goal”

Kepemimpinan adalah sebuah proses dimana seseorang mempengaruhi sebuah tim untuk mencapai tujuan. Namun kebanyakan pemimpin bersikap perfectionist dan membuat mereka sangat kritis terhadap dirinya sendiri dan juga orang-orang disekelilingnya.

Hal ini dapat menyebabkan ketegangan dalam bekerja. Ketegangan tersebut dapat menyebabkan kekakuan pada otot-otot syaraf manusia yang menyebabkan kurang produktifnya seseorang dalam berpikir dan lambatnya dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Hal tersebut tentu saja dapat menghambat tercapaiya tujuan.

“A sense of humoris part of the art of leadership, of getting along with people, of getting things done” – Dwight D. Eisenhower

Oleh karena itu,seorang pemimpin harus bisa mengatur irama emosi. Humoris. Humoris bermanfaat untuk meredakan ketegangan dan menambah semangat. Namun, sifat humoris yang dimiliki harus alami, tidak dibuat-buat, sehingga membuat anggota tim menjadi lebih nyaman dalam bekerja.

Pemimpin yang memiliki sifat humoris memiliki ciri-ciri murah senyum, mampu memecahkan kebekuan, mampu menciptakan kalimat yang menyegarkan, kaya akan cerita dan kisah lucu, serta mampu menempatkan humor pada situasi yang tepat.

Ada sepuluh alasan mengapa humoris adalah sebuah kunci sukses dalam bekerja :

  1. Orang-orang akan bekerja dengan enjoy. “Orang-orang mau bekerja dengan orang-orang yang mereka suka” sebut Vanderkam.

  2. Humoris adalah jalan terbaik untuk mendapatkan teman dan mempengaruhi orang lain. Seorang pemimpin bisa bersikap lucu namun tidak membuat lelucon yang menyinggung.

  3. Humor adalah cara ampuh untuk mengurangi stress. Humoris ibarat tetesan air hujan yang menetesi gersangnya gurun pasir dan menjadikan gurun pasir tersebut sejuk dan nyaman untuk bepergian.

  4. Dengan humor, anggota tim akan merasa dimanusiakan. Humor memungkinkan seorang bos, manajer dan karyawan untuk saling bekerja sama dengan baik dan nyaman untuk mencapai sasaran.

  5. Ha+Ha= aha!. Humor adalah kunci untuk mendapatkan ide dan kreatifitas dalam berpikir. Humor memungkinkan untuk membuat inovasi karena orang-orang dapat dengan mudah mendapat inspirasi ketika mereka merasa rileks.

  6. Membantu kita untuk membangun kepercayaan satu sama lain dalam tim. Banyak studi menjelaskan bahwa orang-orang yang membagikan humor kepada yang lain akan lebih disukai dan dipercaya.

  7. Humor membangun semangat. Humor dapat meningkatkan semangat dan membuat karyawan merasa senang untuk berangkat bekerja. Karena penelitian menunjukkan, karyawan senang bekerja dengan orang yang memiliki rasa humor.

  8. Orang yang memiliki sifat humoris, akan cenderung didekati oleh anggota tim. Semakin mudah untuk didekati, teristimewa sebagai pemimpin, karyawan akan lebih jujur dan terbuka. Semakin jujur dan terbuka, maka karyawan akan lebih inovatif dan sukses dalam menyelesaikan pekerjaannya.

  9. Humor dapat membuat sebuah perusahaan lebih menonjol dari yang lain. Humor dapat membantu untuk perusahaan mendapatkan banyak pengikut yang setia.

  10. Humor dapat meningkatkan produktifitas. Humor menciptakan suasana nyaman yang mendorong interaksi, kumpulan ide baru. Hal ini dapat meningkatkan produktifitas karyawan.

Bagaimana menurut anda ?

Referensi :

  • Northhouse, Peter. 2013. Leadership : theory andpractice. California: SAGE Publications,Inc.
1 Like

Avolio et al . (1999), mengatakan bahwa humor menjadi sifat dan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin. Kepemimpinan humoris dan inspiratif dapat melepaskan doktrin kepemimpinan lama menjadi kepemimpinan yang memberdayakan bawahan dengan otonomi yang lebih melalui perilaku interaktif yang menarik sehingga dapat meningkatkan efektivitas kepemimpinan yang pada akhirnya bertujuan pada pencapaian target-target organisasi.

Untuk para pemimpin di tempat kerja, humoris memang bukan menjadi kriteria utama dalam dunia bisnis, tetapi hal tersebut menjadi penting perannya dalam membangun keefektifan kinerja sebuah tim (Ho, Huang et al , 2011). Conger (1989) percaya bahwa seringnya penggunaan humor oleh pemimpin di tempat kerja merupakan cara yang efektif untuk menginspirasi atau mengembalikan semangat kerja.

Davis dan Kleiner (1989) juga menyebutkan bahwa para pemimpin dapat mencapai tiga hasil substansial dengan menerapkan humor ditempat kerja, yaitu:

  1. Penurunan tingkat stres
  2. Membantu bawahan untuk dapat memahami atasan melalui jalinan komunikasi antara karyawan.
  3. Menginspirasi bawahan

Sejalan dengan itu, Craumer (2002) juga menyatakan bahwa dengan humor pemimpin dapat membantu bawahan untuk bergaul satu sama lain dan meredakan ketegangan di antara karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa humor berperan penting dalam membangun komunikasi di tempat kerja. Humor juga membantu menjaga hubungan interpersonal yang baik antar anggota tim (Mcllheran, 2006).

Kegunaan humor, menurut Scott Friedman (2006) ada beberapa:

  1. Humor dapat menghentikan lamunan. Maksudnya, membuat orang yang tadinya tidak menaruh perhatian dapat fokus ke pembicaraan.

  2. Humor membuat pendengar tenang dan segar di mana pendengar akan bangkit semangatnya mendengar presentasi dari pembicara.

  3. Setelah humor disampaikan maka selanjutnya daya tahan mendengar informasi seseorang dapat lebih lama.

  4. Humor dapat merangsang sisi kanan dan kiri otak sehingga isi ceramah dan presentasi dapat diingat dalam jangka waktu lama.

  5. Orang-orang (pendengar) suka dengan orang (pembicara) yang suka humor dan ini akan menimbulkan rasa saling pengertian dan para pendengar.

  6. Humor dapat membuang kejenuhan dan kebosanan.

  7. Ceramah jadi lebih menyenangkan sehingga informasi yang masuk tidak membuat pendengar merasa terjejali, bahkan justru terhibur.

  8. Informasi yang paling berat pun akan masuk dengan baik bila diawali dengan humor.

  9. Humor membuat pendengar terlibat dan siap menerima pelajaran.

  10. Humor dapat merangsang kreativitas dimana pendengar akan melihat cara baru mempelajari sesuatu dan mengolah informasi dengan hal yang familiar.

Humor sering dibahas menjadi salah satu karakteristik penting yang dimiliki bagi seorang pemimpin yang sukses di masyarakat Barat (Bass, 1990 dan Shamir, 1995). Barbour (1998) mengidentifikasi empat fungsi dari penggunaan humor dalam kepemimpinan guna meningkatkan perilaku efektif dengan bawahan, meliputi :

  1. Sebagai fasilitas pembelajaran
  2. Membantu merubah perilaku
  3. Meningkatkan kreativitas
  4. Mengurangi rasa takut terhadap perubahan

Pendapat lain mengatakan humor dapat dipergunakan untuk berbagai keperluan atau fungsi, antara lain (An & Choi, 2008) :

  1. sebagai pelengkap dalam keterampilan kepemimpinan,
  2. untuk memfasilitasi komunikasi,
  3. sebagai penghambat agresifitas,
  4. untuk memfasilitasi proses terapi, dan
  5. untuk mengurangi tingkat stres.

Menurut An dan Choi (2008), kecenderungan untuk menampilkan humor berpengaruh terhadap keterampilan kepemimpinan (leadership). Keterampilan kepemimpinan yang dimaksud adalah keterampilan berkomunikasi dan keterampilan dalam mengarahkan proses pengambilan keputusan. Dalam penelitiannya, teridentifikasi bahwa humor dapat mengatasi situasi yang menekan. Dapat dipahami bahwa situasi yang menekan terkadang terjadi dalam suatu kepemimpinan organisasi. Dengan adanya humor tersebut diharapkan situasi yang menekan tersebut dapat teratasi

Dalam kepemimpinan suatu organisasi terkadang timbul konflik antara individu yang memimpin dan individu yang dipimpin. Dengan adanya humor diharapkan konfik yang terjadi antara atasan dan bawahan dapat dikomunikan dengan lancar. Humor yang dimiliki pemimpin, membuat suasana yang tegang dalam berkomunikasi maupun dalam proses pengambilan keputusan dapat mencair. Pengaruh humor terhadap keterampilan kepemimpinan tersebut dapat mempengaruhi hubungan interpersonal (interpersonal relationship) (Choi, Choi & An, 2008).

Sebuah studi yang dilakukan oleh Avolio et al (1999) menganalisis bahwa humor dapat memediasi keefektifan dari gaya kepemimpinan. Hasil dari studi tersebut ditemukan bahwa humor secara positif dan signifikan memediasi keefektifan gaya kepemimpinan terhadap individual dan performa unit kerja.

Sedangkan menurut Raelin (2003, 230), “one of other behaviours do leaderful managers exhibit to help them practice compassionate values is a joyful spirit. They bring a sense of humor even to the most perplexing circumstances, thereby acknowledging their own humility in the face of complexity. They also recognize their ultimate community with others can on progress through the human condition. Humor also signals their humanity and approachability.”

Dari beberapa pembahasan yang telah dijabarkan diatas maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa pemimpin memiliki tanggungjawab dalam menjaga hubungan baik dengan lingkungan kerja yang dipimpin, berbagai cara dalam menjaga hubungan baik salah satunya adalah sifat humor seorang pemimpin. Hal ini diperluklan guna memberikan suasana yang lebih nyaman tanpa tegang dalam mengerjakan sesuatu perkerjaaan. Sehingga penting sekali seorang pemimpin memiliki rassa humor.

Tentu, memiliki rasa humor adalah kualitas yang berharga bagi seorang pemimpin. Rasa humor dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih santai dan menyenangkan di tempat kerja. Ketika seorang pemimpin dapat mengerti dan menggunakan humor dengan bijak, itu dapat meningkatkan kebersamaan tim, mengurangi stres, dan membangun hubungan yang lebih kuat di antara anggota tim.

Pentingnya rasa humor dalam kepemimpinan dapat dilihat dari beberapa aspek. Pertama, humor dapat membantu meredakan ketegangan dalam situasi sulit atau tegang. Seorang pemimpin yang bisa mencairkan suasana dengan candaan ringan mampu menciptakan lingkungan yang lebih nyaman untuk berdiskusi atau bekerja.

Selain itu, rasa humor juga dapat meningkatkan daya tarik kepemimpinan. Pemimpin yang dapat membuat orang tertawa seringkali dianggap lebih mudah didekati dan dihargai oleh anggota timnya. Ini dapat membantu menciptakan hubungan yang lebih dekat antara pemimpin dan anggota tim, yang pada gilirannya dapat meningkatkan motivasi dan kinerja.

Namun, perlu diingat bahwa rasa humor seorang pemimpin haruslah bijak dan sensitif terhadap konteks. Humor yang tidak tepat atau bersifat merendahkan bisa merugikan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Oleh karena itu, seorang pemimpin perlu memiliki pemahaman yang baik tentang batas-batas humor yang dapat diterima di lingkungan kerja.

Pentingnya rasa humor dalam kepemimpinan juga tercermin dalam kemampuannya untuk menciptakan budaya kerja yang inklusif. Humor yang merayakan keberagaman dan menghormati perbedaan dapat membantu menciptakan lingkungan di mana setiap anggota tim merasa dihargai dan diterima.

Dalam kesimpulannya, memiliki rasa humor adalah aset berharga bagi seorang pemimpin. Kemampuan untuk menggunakan humor dengan bijak dapat meningkatkan kualitas kepemimpinan, menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif, dan memperkuat hubungan di antara anggota tim. Namun, penting juga bagi seorang pemimpin untuk selalu mempertimbangkan konteks dan sensitivitas dalam menggunakan humor dalam situasi kepemimpinan.

image

20 Alasan mengapa seorang pemimpin harus memiliki rasa humor


Pentingnya seorang pemimpin memiliki rasa humor dapat diuraikan dalam beberapa aspek yang mencakup pengaruhnya terhadap lingkungan kerja, hubungan interpersonal, kesejahteraan anggota tim, serta kinerja dan produktivitas secara keseluruhan.

  1. Mengurangi Stres dan Tegangan: Seorang pemimpin yang memiliki rasa humor dapat berperan sebagai agen pengurang stres di lingkungan kerja. Keseharian di dunia pekerjaan sering kali penuh dengan tekanan dan tuntutan, dan rasa humor bisa menjadi cara efektif untuk meredakan ketegangan. Melalui candaan ringan atau situasi kocak, pemimpin dapat memberikan jeda dari kecemasan dan membantu anggota tim untuk bersantai sejenak.

  2. Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif: Humor dapat membantu menciptakan atmosfer yang positif di tempat kerja. Ketika seorang pemimpin mampu menanamkan suasana riang dan santai, itu menciptakan lingkungan di mana anggota tim merasa nyaman dan senang bekerja. Lingkungan kerja yang positif dapat berdampak positif pada motivasi, semangat kerja, dan kreativitas tim.

  3. Meningkatkan Keterlibatan dan Motivasi: Pemimpin yang memiliki rasa humor seringkali lebih mampu membuat koneksi emosional dengan anggota tim. Humor bisa menjadi alat yang ampuh untuk membangun hubungan yang lebih dekat dan mengakrabkan anggota tim. Sebuah tim yang merasa diperhatikan, dihargai, dan memiliki hubungan yang erat dengan pemimpinnya cenderung lebih terlibat dan termotivasi untuk memberikan yang terbaik.

  4. Memperkuat Hubungan Interpersonal: Rasa humor dapat menjadi perekat dalam hubungan antarpribadi di lingkungan kerja. Pemimpin yang bisa bergurau atau menghadapi situasi dengan kecerdasan humor dapat menciptakan ikatan yang kuat antara anggota tim. Ini tidak hanya membuat bekerja lebih menyenangkan tetapi juga memperkuat kerjasama dan kolaborasi di antara mereka.

  5. Meningkatkan Kepemimpinan yang Diterima: Seorang pemimpin yang dapat menghadapi tantangan dengan rasa humor cenderung lebih diterima oleh timnya. Humor bisa menjadi cara yang efektif untuk meredakan konflik atau situasi sulit, dan pemimpin yang dapat mengatasi kesulitan dengan kecerdasan humor sering dianggap lebih mudah didekati dan dihormati.

  6. Mengasah Kreativitas dan Inovasi: Lingkungan yang diwarnai oleh rasa humor dapat merangsang kreativitas dan inovasi. Ketika anggota tim merasa nyaman dan terdorong untuk berpikir di luar kotak, mereka cenderung lebih kreatif dalam mencari solusi untuk masalah. Humor dapat melepaskan keterbatasan pemikiran dan membuka pintu untuk ide-ide segar.

  7. Menyampaikan Pesan dengan Lebih Efektif: Humor bisa menjadi alat komunikasi yang sangat efektif. Pemimpin yang mampu menyampaikan pesan-pesan penting atau nilai-nilai perusahaan melalui humor dapat membuat informasi tersebut lebih mudah diingat dan diterima oleh anggota tim. Ini membantu dalam menyebarkan budaya perusahaan dan memperkuat identitas tim.

  8. Mengatasi Kegagalan dan Tantangan: Seorang pemimpin yang memiliki rasa humor cenderung lebih tangguh dalam menghadapi kegagalan atau tantangan. Kemampuan untuk tetap tenang dan bahkan menemukan sisi lucu dalam situasi sulit dapat membantu pemimpin untuk tetap fokus pada solusi daripada terjebak dalam keputusasaan.

  9. Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah: Pemimpin yang dapat menggunakan rasa humor secara bijak seringkali memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. Mereka dapat melihat situasi dari berbagai sudut pandang dan menemukan solusi yang inovatif. Humor membantu melonggarkan pemikiran dan memungkinkan pemimpin untuk berpikir dengan lebih fleksibel.

  10. Membangun Kepemimpinan yang Berkelanjutan: Humor dapat menjadi bagian dari keberlanjutan kepemimpinan. Pemimpin yang mampu menyesuaikan gaya kepemimpinannya dengan berbagai situasi, termasuk menggunakan humor dengan bijak, cenderung lebih mampu bertahan dalam jangka panjang. Kemampuan untuk menghadapi tantangan dengan kepala dingin dan senyum dapat menjadikan pemimpin lebih efektif dan dicari oleh anggota tim.

  11. Membangun Budaya Kerja Positif: Humor dapat membentuk budaya kerja yang positif dan inklusif. Seorang pemimpin yang mampu menggunakan humor secara bijak dapat menciptakan lingkungan di mana setiap individu merasa dihargai dan termotivasi untuk berkontribusi.

  12. Meningkatkan Keterbukaan Komunikasi: Pemimpin yang menggunakan humor secara tepat dapat menciptakan lingkungan di mana komunikasi terbuka lebih dihargai. Anggota tim cenderung lebih nyaman untuk berbagi ide, memberikan umpan balik, dan mengajukan pertanyaan tanpa takut akan kritik berlebihan.

  13. Mengatasi Kegelisahan dan Ketidakpastian: Dalam situasi ketidakpastian atau perubahan, pemimpin dengan rasa humor dapat membantu meredakan kegelisahan tim. Humor dapat menjadi alat untuk menyiasati ketidakpastian dan membantu tim melihat sisi positif dari perubahan yang terjadi.

  14. Meningkatkan Daya Tarik Kepemimpinan: Pemimpin yang dapat menggunakan humor secara efektif seringkali lebih menarik perhatian dan dicari oleh individu di luar tim mereka. Ini bisa menjadi keuntungan saat membangun kemitraan, menjalin hubungan bisnis, atau berinteraksi dengan pihak eksternal.

  15. Membangun Kepercayaan dan Kebersamaan: Rasa humor dapat membantu membangun kepercayaan di antara anggota tim. Pemimpin yang dapat tertawa pada diri sendiri dan menciptakan suasana yang santai mampu menunjukkan bahwa mereka adalah pemimpin yang dapat diandalkan dan bersahabat.

  16. Menstimulasi Kreativitas Tim: Dalam sesi brainstorming atau pertemuan tim, humor dapat menjadi katalisator untuk ide-ide kreatif. Sesi yang dipenuhi dengan energi positif dan humor cenderung menghasilkan ide yang lebih segar dan inovatif.

  17. Mengurangi Tingkat Absensi dan Pergantian Karyawan: Lingkungan kerja yang menyenangkan dan penuh humor dapat membantu mengurangi tingkat absensi dan pergantian karyawan. Anggota tim yang merasa senang bekerja cenderung tetap setia dan berkomitmen pada organisasi.

  18. Mengajarkan Fleksibilitas dan Adaptasi: Pemimpin yang memiliki rasa humor cenderung lebih fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan. Mereka tidak hanya melihat situasi secara serius tetapi juga dapat menemukan sisi ringan dalam perubahan dan tantangan.

  19. Meningkatkan Efektivitas Presentasi dan Komunikasi Publik: Pemimpin yang dapat menyisipkan humor dalam presentasi atau komunikasi publiknya dapat membuat pesan-pesan tersebut lebih menarik dan mudah diingat oleh audiens. Ini dapat menjadi kelebihan dalam mempengaruhi dan memotivasi orang lain.

  20. Mengembangkan Ketrampilan Empati: Humor dapat menjadi sarana untuk mengembangkan ketrampilan empati. Pemimpin yang dapat membaca suasana hati tim dan meresponsnya dengan humor dapat menunjukkan tingkat pemahaman dan kepedulian terhadap anggota timnya.

Dengan adanya elemen-elemen ini, rasa humor bukan hanya sekadar hiburan di tempat kerja, tetapi juga menjadi instrumen strategis untuk membangun lingkungan yang mendukung, memotivasi, dan meningkatkan kinerja keseluruhan tim.

Dalam keseluruhan, memiliki rasa humor adalah aspek penting dalam kepemimpinan yang berhasil. Kemampuan untuk menghadapi kehidupan dan pekerjaan dengan cara yang ringan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung, meningkatkan hubungan interpersonal, dan merangsang kreativitas. Pemimpin yang memahami kekuatan humor dan menggunakannya dengan bijak dapat membentuk tim yang kuat dan produktif.