Perlukah Kita Terbuka Dengan Orang Tua?

image

Mendidik seorang anak memiliki tantangan sendiri bagi orang tua. Apa lagi anak yang sudah beranjak dewasa (remaja) menimbulkan rasa kecemasan khusus untuk orang tua.

Seorang anak tentu memiliki dunia nya sendiri, apalagi melihat ia yang memiliki banyak kegiatan, pasti timbul permasalahan-permasalahan yang orang tua tidak ketahui. Nah, dari masalah-masalah yang dirasa oleh kita sebagai anak, menurut kamu perlukah kita terbuka dengan orang tua?

Kalau menurut saya perlu. Karena kalau kita lebih terbuka kepada orang tua itu akan mengurangi sedikit beban masalah yang sedang kita hadapi. Orang tua kita pasti lebih banyak pengalamannya daripada kita kan. Nah kalau kita menceritakan apa masalah kita dan apa yang membuat kita terganggu. Pastinya orang tua tidak akan diam saja pasti akan memberikan solusi atau nasehat kepada kita untuk menghadapi masalah tersebut. Orang tua yang lebih memahami kita daripada siapapun, mereka yang membesarkan kita pasti tahu apa yang harus dan apa yang tidak boleh lakukan. Dan jika kita tidak terbuka kepada orang tua nantinya juga akan menimbulkan miskom dalam keluarga. Bukannya mengurangi masalah malah menambah masalah.

1 Like

Menurutku, di dalam suatu keluarga perlu adanya keterbukaan antara orang tua dan anak. Salah satu cara agar orang tua bisa membangun kemistri dengan anak yaitu dengan menjalin komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak. Sebagai orang tua, hendaknya kita bisa menjadi pendengar yang baik, bisa menjadi teman, sahabat, dan tetap menjunjung tinggi attitude terhadap orang tua. Sehingga tidak ada benteng yang menutupi keduanya, justru anak semakin bisa akrab dan transparan terhadap masalah atau cerita kesehariannya kepada ortu. Ketika anak memiliki masalah, tentunya dia hanya memiliki orang tua sebagai “rumah” untuk bisa berkeluh kesah. karena ortu adalah orang yang terdekat dan seharusnya bisa menampung serta mengerti apa yang mereka rasakan. Lalu bagaimana jika hubungan di keluarga tersebut kurang harmonis sehingga anak tidak bisa terbuka tentang masalahnya? pasti anak akan mencari “rumah” lain yang belum tentu baik untuknya dan akan berdampak pada mental si anak ini. Untuk itu, perlu komunikasi dan hubungan yang baik antara ortu dan anak agar tidak canggung dalam menjalani kehidupan di keluarga. Jangan sampai anak malah takut dan lebih memilih berbohong untuk menutupi masalahnya.

Keterbukaan antar anak dengan orang tua ini memang perlu. Tapi banyak yang terjadi dikehidupan sebenarnya bahwa tidak semua orang tua dapat memahami kondisi yang terjadi dari anaknya. Hal tersebut yang membuat seorang anak jadi enggan untuk terbuka kepada orang tua. Kejadian seperti ini yang menjadikan banyak anak menjadi sosok yang pendiam dirumah dan menjadi lebih aktif serta asik di luar rumah atau di lingkungan pertemanannya.

Banyak anak juga yang kurang nyaman untuk terbuka kepada orang tua bukan karena orang tua nya tidak mau tau tentang anaknya, justru orang tua yang terlewat ingin tahu atau terlalu ikut campur terhadap kehidupan si anak. Jadi anak tidak nyaman untuk terbuka kepada orang tuanya.

Terlepas dari persoalan “penerimaan” dari anak atau orang tua. Menurutku, kita sebagai anak memiliki tanggung jawab sendiri untuk menghadapi apa yang sedang terjadi di kehidupan kita, tidak semua persoalan yang kita hadapi ini perlu diketahui oleh orang tua dan tentunya tidak semua hal yang kita alami menjadi tanggung jawab orang tua. Karena kita dengan sadar memilih jalan dan berdiri untuk hidup kita sendiri.

Menurut saya perlu. Dengan adanya gap usia yang begitu besar, akan ada banyak perbedaan pendapat dan pandangan yang terjadi. Dengan berusaha terbuka dan bercerita ke orang tua akan membuat mereka mengerti, ‘oh begini ya jaman sekarang’ sehingga meminimalisir adanya konflik. Pembuatan keputusan pun akan jadi lebih mudah karena bisa sama-sama untuk saling mengerti.

menurut saya sangat perlu untuk terbuka dengan orang tua. Seperti yang kita tahu umur orang tua sangat jauh dengan kita tentu pengalaman mereka lebih banyak dari mereka. jika kita ada masalah dan bercerita ke orang tua pasti orang tua akan memberikan solusi yang terbaik untuk kamu. Dan juga sebaik-baiknya temanmu menjaga rahasiamu, masih lebih baik orang tuamu. jadi kalau kamu ada masalah ceritalah ke orang tuamu, mau seburuk atau sebesar apapun masalahmu mereka pasti akan membantumu dengan ikhlas.

perlu dan sangat perlu karena dari rumah lah semuanya dimulai. dengan keterbukaan yang tercipta, hubungan harmonis akan berjalan dengan lancar. tapi sangat jarang ditemui sehingga kebanyak anak memilih untuk bungkam kepada orang tuanya. orang tua yang posesif akan membuat anak tidak ingin terbuka kepada mereka. posesif bisa mengurangi gerak anak, mengurangi pergaulan sehingga mereka memilih tertutup dari orang tua untuk menikmati masa muda.
wajar jika orang tua posesif atas bentuk kasih sayang dan tanggung jawab terhadap anaknya. tapi, sang anak sering salah menanggapinya sehingga menjadi tertutup.juga banyaknya kasus kenakanan remaja yang bertentangan dengan prinsip yang sudah dibangun oleh orang tua yang membuat orang tua menjadi posesif atau dikenal dengan istilah strict parent dengan membuat aturan ketat kepada anaknya seperti tidak boleh pacaran, tidak boleh pulang malam, berteman hanya sesama jenis dan lainnya.
itulah mengapa pentingnya ilmu parenting agar mudah memahami anak dan juga mengahadapi kenakalan yang terjadi sehingga keterbukaan itu timbul antar anggota keluarga.

Terbuka terhadap orang tua menurut saya perlu. Adanya kedekatan dengan orang tua mampu menciptakan ikatan yang baik sehingga keluarga menjadi lebih harmonis. Terbuka mulai dari obrolan ringan, pencapaian, maupun sebuah permasalahan akan membuat orang tua merasa dipercaya sebagai pendengar dan penyedia solusi terbaik. Mereka pun sudah mengalami lika liku kehidupan yang jauh lebih panjang, merawat kita sejak kecil, sehingga dimungkinkan selalu berusaha dalam memberikan komentar terbaik untuk anaknya. Di balik itu semua mereka pun jadi percaya terhadap anaknya. Inilah pentingnya ilmu parenting. Namun, tidak semua hal bisa diceritakan kepada orang tua. Semakin hari seseorang bertambah dewasa, perbedaan usia juga terkadang menimbulkan perbedaan sudut pandang sehingga beberapa hal perlu diselesaikan sendiri untuk menjadi mandiri. Apalagi jika berada jauh dari orang tua karena bekerja maupun kuliah, menceritakan hal-hal buruk hanya akan membuat mereka khawatir. Boleh bercerita tapi sebaiknya mencoba menyelesaikan sendiri terlebih dahulu atau mencari solusi dari orang yang bisa dipercaya. Jadi, berkomunikasi dengan orang tua itu sangat diperlukan dengan catatan bisa memilah sendiri mana yang sebaiknya diungkapkan. Biar bagaimanapun mereka yang selalu berusaha ada untuk anaknya dalam kondisi apapun.

Opini saya terkait " Perlukah Kita Terbuka Dengan Orang Tua?"

Seiring pertumbuhan dan perkembangan, anak mengalami banyak perubahan. Salah satunya, saat balita si kecil tentu tidak berhenti bicara dan menanyakan berbagai hal yang menarik minatnya.

Memasuki usia praremaja dan remaja, beberapa anak mulai jarang berbicara. Bisa karena mengalami masalah atau karena kepribadian anak yang introvert . Berbicara dengan orang tua mungkin hal terakhir dalam pikiran anak.Namun, orang tua tetap bisa menjalin percakapan dengan anak. Dengan mendekati dan memintanya lebih terbuka, orang tua bisa mengetahui dan memahami apa yang tengah dialami buah hati. Alasan kuat mengapa kamu harus banyak terbuka dengan orangtua adalah karena penting banget untuk mempererat hubungan. Yang mana komunikasi antara kamu dan mereka jadi lebih baik, bisa saling berbagi cerita yang bikin ikatan hati semakin terjalin kuat. Hal ini bukan sesuatu yang remeh.

Saya setuju dengan hal dibawah ini

Ada kalimat yang menjelaskan anak harus menghormati, mengerti dan memahami kondisi orang tua mereka. Tapi apakah orang tua juga melakukan hal yang sebaliknya? atau justru keharus an tersebut hanya bersifat 1 arah saja? sehingga sang anak tidak pernah merasakan rasanya dimengerti, rasanya dipahami kondisinya.

Dengan dalih “orang tua sudah banyak pengalaman, jadi nurut saja”. Ketika anak mulai terbuka dengan orang tua, orang tua selalu menyanggah, menyangkal dengan dalih seperti itu. Bukankah harusnya orang tua juga seharusnya yang lebih bisa memposisikan dia berdasarkan sudut pandang dari anaknya yang memang sedang membutuhkan suatu kejelasan?

Orang tua pun juga sama, mereka juga harusnya belajar karena mereka juga pertama kali menjadi orang tua. Pertama kali memiliki anak, pertama kali mengasuh anak di usia yang berbeda-beda. Jadi baiknya memang anak harus terbuka dengan orang tua, begitu juga sebaliknya. Sehingga hubungan di dalam keluarga bisa berjalan dengan harmonis. Pun jika terjadi hal bertentangan, bukan kah masih ada pilihan untuk musyawarah bersama mencari jalan keluar?

Menurut saya saya setuju dengan pendapat teman-teman diatas, orangtua/keluarga adalah tempat kita berkeluh kesah. jadi tidak ada salahnya jika kita terbuka pada mereka untuk hal-hal yang memang harus diceritakan pada mereka, namun kalian juga perlu memiliki privasi yang memang tidak dapat diceritakan kepada orangtua, namun jika memang dapat diceritakan itu baik saja.

Kalau aku sendiri sih dari kecil udah dibiasakan apa apa harus bilang dan tidak ada ketertutupan antara aku dan orang tua, terlebih aku hanya 1 alias anak tunggal huah.

Tapi ada kasus, temenku paling anti bicara/curhat ke mamahnya, kenapa? Karena dari pihak org tua dia kurang open minded, kurang bisa memberikan motivasi ataupun jalan keluar masalah masalah sepele, jd dia kurang bisa leluasa untuk cerita.

Bisa ditarik kesimpulan sih, gak semuanya anak enggan bisa untuk bersikap terbuka kepada org tuanya, dari pihak org tua pun harus bisa memposisikan diri sebagai teman sekaligus org tua. Dan terbuka itu penting.

Menurut saya kita tidak perlu selalu terbuka kepada orang tua.

Mengapa? karena ada beberapa hal atau masalah yang harus kita tanggung sendiri atau privasi dari anak yang hanya ingin disimpan oleh dirinya sendiri. Saya pribadi cukup dekat dengan orang tua saya namun saya tidak membagikan semua cerita saya kepada orang tua saya, hal tersebut karena dari sekolah menengah saya sudah merantau dan hidup cukup jauh dari orang tua dimana itu membuat saya menjadi jarang berkomunikasi dengan orang tua saya dan berkomunikasi melalui telepon genggam yang mana waktu untuk bercerita tidak terlalu banyak.

Kemudian hal lain yang saya rasa sebagai anak, saya tidak terlalu terbuka dengan orang tua saya karena mungkin orang tua saya cukup tegas dan suka mengatur. Contohnya seperti saya memiliki hobi bermain basket dan pada saat SMA saya ingin mengikuti perlombaan sekolah namun orang tua saya tidak setuju dan berkata saya lebih baik belajar dan tidak fokus pada ekskul, dari situlah saya rasa tidak semua masalah dapat kita bagikan kepada orang tua karena tidak sepenuhnya orang tua akan setuju atau memberikan solusi dari masalah kita dan yang ada pastinya orang tua saya hanya memberikan pendapat dan perintah yang mereka inginkan dan bukan kemauan saya sendiri.

Menurut saya, setiap keluarga memiliki pola komunikasi yang berbeda. Mungkin dengan menerapkan komunikasi yang lebih terbuka dengan orang tua akan meningkatkan hubungan antara anak dengan orang tua. Namun jika dikatakan perlu atau tidak, menurut saya bagus diterapkan tapi belum tentu diperlukan di setiap keluarga. Saya rasa setiap keluarga memiliki cara penyelesaian masalah yang berbeda sehingga keterbukaan dengan orang tua tidak selamanya dapat menyelesaikan masalah.

Family Communication Pattern (FCP) adalah cara pandang bagaimana komunikasi dilakukan dalam konteks keluarga. Terdapat dua dimensi yang ada pada FCP, yaitu conversation orientation dan conformity orientation (Koemer & Fitzpatrick, 2002). conversation orientation menekankan pada keterbukaan interaksi yang ada pada keluarga, sedangkan conformity orientation berfokus pada adanya keseragaman sikap atau otoritas yang ditekankan pada keluarga.

Dengan begitu maka terbentuk beberapa tipe keluarga menurut Koerner dan Fitzpatrick (2002).

  1. Consensual families (high conversation, high conformity).
  2. Pluralistic families (high conversation, low conformity).
  3. Protective families (low conversation, high conformity).
  4. Laissez-faire families (low conversation, low conformity).

Untuk membaca jenis pola komunikasi keluarga lainnya bisa lihat link berikut:

Referensi

Koerner, A. F., & Fitzpatrick, M. A. (2002). Understanding Family Communication Patterns and Family Functioning: The Roles of Conversation Orientation and Conformity Orientation. Annals of the International Communication Association, 26(1), 36-65.

Tidak semua anak bisa bersikap terbuka terhadap orang tuanya. Selalu ada jarak yang menghalangi baik dari segi pemikiran maupun usia yang jauh berbeda. Perbedaan tersebut sering kali membuat anak merasa percuma untuk berusaha terbuka kepada orang tua, mereka berpikir orang tua tidak akan mengerti persoalan kehidupannya. Tetapi bukan berarti hal tersebut dapat dibiarkan berlarut-larut. Harus ada salah satu pihak yang mencoba untuk membuka diri dan tidak ada salahnya apabila orang tua ang memulainya.

Menurut aku terbuka dengan orang tua itu perlu dan memang penting, karna dengan terbuka dengan orang tua kita membangun komunikasi yang baik dengan orang tua dan merasa nyaman untuk berbagi cerita keluh kesah yang dihadapi. Selain itu juga ikatan antara anak dan orang tua akan semakin kuat karena kegiatan ini dapat menjadi wadah bagi orang tua dan anak untuk dapat saling mengerti satu sama lain.

Perlu karena keterbukaan membuat kenyamanan pada anak, karena saya bukan orang yang terbuka dengan orangtua, jadi saya merasakan semakin bertambah usia akan terasa ada gap antara kita. Terbuka disini selalu mencurahkan isi hati ketika sedang senang, sedih, bingung dan lainnya yaa. Ketika ingin atau berusaha untuk terbuka, yang ada akan menjadi canggung atau awkward, sebenarnya harusnya “rumah” itu menjadi tempat ternyaman untuk pulang dan berkeluh kesah, kita harus merasakan hangatnya saling mengasihi karena dunia diluar sana sudah cukup kejam untuk dihadapi.

Mungkin ada beberapa hal yang membuat kita tidak terbuka pada orangtua, seperti ketika kita mencoba untuk mengutarakan pendapat dan keluh kesah yang ada adalah orangtua kita mengatur keputusan yang harus kita ambil, sehingga terjadi adu pendapat. Hal ini memang pasti sering terjadi sih, jadi memang harus dengan kepala dingin dan mempertimbangkan segala positif dan negatifnya. Tentunya, percayalah bahwa apa yang dikatakan orangtua pada kita sebagai anak itu adalah hal yang terbaik.

Saya rasa perlu untuk terbuka dengan orang tua. Dalam artian bahwa kita menghormati serta menghargai orang tua kita, sehingga kita mengabarkan dan memberitahu apa yang sedang kita kerjakan saat ini. Bagi saya, cukup menceritakan keseharian serta apa yang sedang saya kerjakan adalah bagian dari keterbukaan diri terhadap orang tua. Terkadang saya mengetahui anak yang tidak mau memberikan beban sehingga memilih untuk hanya menceritakan bagian indah dalam hidupnya. Dan menurut saya tidak ada salahnya untuk dilakukan.

Kalau menurutku pribadi, terbuka dengan orang tua cukup penting. Mengapa demikian? Karena dengan terbuka seperti menceritakan kepada orang tua mengenai hal-hal apa saja yang telah kita alami akan meningkatkan kepedulian orang tua terhadap kita. Dengan terbuka kepada orangtua, orangtua pasti akan lebih mengetahui suara anak dan hak-hak anak pun pasti lebih dihargai. Apalagi anak belum memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak. Ia sangatlah membutuhkan masukan dan saran orangtua karena orang tua memiliki pengalaman yang cukup banyak daripada kita sehingga mereka bisa memberikan solusi atas masalah yang kita alami. Inilah mengapa sikap terbuka dalam diri anak menjadi penting

Menurut saya, terbuka dengan orang tua itu penting. Selain terbuka dengan apa yang kita lakukan dan kerjakan, terbuka dalam hal pikiran dan perasaan juga penting agar bisa memahami maksud dan keinginan satu sama lain. Gap usia yang menyebabkan perbedaan pandangan antara anak dan orang tua dapat menjadi masukan tersendiri untuk kita, terutama jika sedang stuck dengan suatu masalah.

Sangat diperlukan. Sebab orang tua berhak atas anaknya sendiri. Masalah sebesar atau sekecil apapun orang tua berhak tau, dan kita sebagai anak haruslah memberitahukan kepada orang tua agar orang tua tidak merasa cemas. Dengan adanya keterbukaan dari orang tua sendiri akan tercipta komunikasi 1 arah yang baik tanpa adanya sebuah kecurigaan orang tua terhadap anaknya ketika anaknya mendapatkan masalah atau sedang menyembunyikan sesuatu hal.