Perkembangan dunia otomotif di masa depan, mobil atau teknologi informasi?

Sumber gambar : Daily Mail

Pernyataan menarik muncul dari Didier Leroy, President of Toyota’s Business Unit No. 1, mengatakan bahwa kompetitor Toyota saat ini bukan hanya GM, Ford, Chrysler, Nissan, atau Honda tetapi juga Google dan Apple.

Mengapa demikian ?

Hal ini disebabkan karena kedua perusahaan tersebut, Google dan Apple, sedang mengembangkan “otak” mobil yang akan diimplementasikan pada mobil dimasa depan. Dengan adanya “otak” pada mobil, maka produk smartcar bukan menjadi hal yang aneh di masa yang akan datang.

Googel sendiri saat ini sedang mengembangkan projek yang bernana Google Self-Driving Car melalui perusahaan Google X, dibawah Alphabet Inc.

Menurut analisa Leroy, 20 tahun yang akan datang, pendapatan industri mobil terbesar tidak didapatkan dari penjualan mobil itu sendiri, tetapi pendapatan terbesar akan didapatkan dari layanan.

“If you consider the next 20 years, a big part of the growth in the automotive industry will not come from more vehicle sales. It will come from services,” Leroy said.

Saat ini aliansi Renault-Nissan sedang mengembangkan perangkat lunak yang akan diimplementasikan pada mobil mereka. Direncanakan akan ada 1000 ahli dibidang perangkat lunak, cloud, data analytics, machine learning dan systems .

Tugas mereka adalah mengembangkan sistem teknologi informasi, baik hardware maupun software dengan menggunakan Linux.

Leroy menegaskan bahwa Toyota tidak akan bekerjasama dengan Google dan Apple dalam mengembangkan mobil di masa yang akan datang. Toyota tidak ingin bisnis mereka (bisnis otomotif) diambil alih perusahaan teknologi informasi, dimana dimasa yang akan datang akan menguasai bisnis otomotif itu sendiri.

“Many say carmakers have no future, and that they will become commodity producers, because Google, Apple, Microsoft or Tesla will take the lead in the automotive business in the future. We don’t want to give them the space to do that,” Toyota’s Executive Vice President Didier Leroy

Bagaimana menurut anda ? Dan bagaimana kita bangsa Indonesia menyikapi hal ini ?
Apakah kita akan terus menjadi penonton dan konsumen di industri otomotif selamanya?

Referensi :

1 Like