Peri dan Penebang Pohon

unnamed

Di sebuah hutan, terdapat seorang penebang pohon bernama arjit. Sehari-hari dia bekerja untuk menebang pohon, tapi setelah ditebang, arjit menanam tunas pohon yang baru sehingga pohon di hutan tetap terjaga.

Suatu hari, kapak arjit terjatuh di sungai, dia sangat panik, sebab kapak itu adalah warisan dari ayahnya.
Tiba-tiba datanglah seorang peri bernama peri Giaa, dia melihat arjit sedang panik lalu dia bertanya “Ada apa pak? kenapa kamu terlihat sedih?”
“Kapak warisan ayahku terjatuh di sungai! bagaimana aku bisa menebang pohon lagi?” jawab arjit sambil terisak.

Lalu, peri giaa memperlihat sebuah kapak berlian dan bertanya “pak, apa ini kapakmu?” arjit hanya menggelengkan kepalanya. Kemudian peri giaa memperlihatkan sebuah kapak emas dan bertanya lagi “apa ini kapakmu, pak?” “bukan, ini bukan punyaku?” jawab arjit. Sekali lagi peri giaa memperlihatkan kapak tua dan usang, lalu bertanya “Pak, apa ini punyamu?” dengan semangat arjit menjawab “Ya, ini punyaku…”

Lalu peri giaa memberikan ketiga kapak itu pada arjit sambil berkata “karena kamu jujur, akan aku berikan ketiga kapak ini”. “Wah, trimakasih peri giaa” ucap arjit kegirangan.

Apa pesan moral dari kisah tersebut?

SUMBER :

Setiap orang menyukai kejujuran. Seorang pembohong sekalipun tidak suka dibohongi atau disebut sebagai liar (pembohong). Karena jujur adalah sifat dasar yang dimiliki oleh setiap manusia, entah tua maupun muda, kaya atau miskin.

Mengerjakan sebuah amal kebaikan ibarat menanam sebuah tumbuhan. Pada setiap kebaikan yang ditanam dapat dipetik manisnya buah kebaikan. Setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan bermanfaat, terkhusus bagi diri kita sendiri.