Istilah meditasi (meditation) dalam kamus lengkap psikologi berarti satu upaya yang terus menerus pada kegiatan berfikir, biasanya semacam kontemplasi (perenungan dan pertimbangan religius) dan meditasi juga berarti refleksi mengenai hubungan antara orang yang tengah bersemedi (meditator) dengan Tuhan. Dalam agama, meditasi berarti menggunakan pikiran secara terus menerus untuk merenungkan beberapa kebenaran, misteri atau objek penghormatan (ta’zim) yang bersifat keagamaan, sebagai latihan ibadah.
Tujuan Meditasi
Dalam menjalankan meditasi, terdapat tujuan yang ingin dicapai seseorang. Secara umum tujuan dalam melakukan meditasi adalah:
1. Mencari Makna Hidup
Dengan mlakukan meditasi setiap orang akan dapat merenungkan proses kehidupan sehingga mampu menjadi refleksi untuk memaknai kehidupan. Dalam hal ini, bagi sebagian orang dirasakan berat untuk diraih. Oleh karena itu, meditasi harus dilakukan secara terus menerus dan dengan penuh kesungguhan. hal ini diarahkan untuk menjawab rasa dan kondisi kehampaan dalam kehidupan manusia.
2. Mencari Ketenangan Pikiran dan Perasaan
Dengan mencapai ketenangan pikiran dan perasaan, orang akan terhindar dari penyakit-penyakit yang muncul dari gangguan jiwa, seperti stress sehingga bisa hidup sehat dan bahagia. Dalam hal ini secara praktis lebih diarahkan untuk menjawab beberapa kebutuhan fisik yag sering mengganggu aktivitas kehidupan manusia, sehingga manusia dapat menjalankan kehidupannya.
Dalam ajaran agama Buddha, tujuan meditasi yaitu untuk mencapai Nibbana. Hal ini dikarenakan tidak seorang pun dapat mencapai Nibbana atau keselamatan tanpa mengembangkan pikiran melalui meditasi.
Mulai banyak orang di seluruh dunia, tak pandang agama apa pun, yang mulai menyadari manfaat yang dapat diperoleh dari latihan meditasi. Tujuan langsung dari meditasi ialah untuk melatih pikiran dan menggunakannya secara efektif dan efisien dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan tujuan akhir dari meditasi ialah untuk terbebas dari roda samsara-siklus kelahiran dan kematian. Meskipun meditasi bukan sesuatu yang mudah, namun manfaat positifnya dapat dirasakan jika seseorang berlatih dengan serius dalam bermeditasi.
Meditasi dalam Perspektif Agama-agama
Meditasi merupakan salah satu aspek dari spiritualitas, bahkan meditasi merupakan faktor yang mendukung untuk meningkatkan spiritualitas. Dalam hal ini spirituallitas yang terdapat dalam berbagai agama sangat beragam, bahkan bisa dipastikan setiap agama mempunyai konsep yag berbeda-beda dalam memandang meditasi.
1. Buddha
Meditasi Buddha yang dikenal dengan Yoga, berasal dari pemahaman tentang ajaran-ajaran Buddha. Meditasi selalu dilakukan oleh umat Buddha dari segala aliran Buddhisme yang ada, khususnya pada saat melakuka puja bhakti. Meskipun metode atau tahapan meditasi, yang diajarkan oleh Sang Buddha telah mengalami berbagai perkembangan. Sesuai kebudayaan masing-masing Negara dan aliran kepercayaan yang dianut.
Meditasi Buddha mempunyai rangkaian makna yang ditemukan dalam pengalaman individu:
-
Yama adalah mengesampingkan perbuatan-perbuatan jahat, yakni kontrol diri.
-
Niyama adalah ketaatan yang teratur dan sempurna terhadap aturan-aturan moral.
-
Asana yang berarti sikap atau posisi badan (posture); yang paling terkenal adalah postur “bunga teratai” dimana seorang yogi duduk dengan telapak kaki diletakkan di atas paha secara berlawanan.
-
Pranayama adalah praktik napas terkontrol
-
Pratyhara adalah mengendalikan indra
-
Dharana berarti menenangkan pikiran dengan konsentrasi yang intens atas sebuah objek
-
Dhyana adalah meditasi mendalam
-
Shamadhi adalah mencapai kesadaran murni dalam tingkat keadaan yang paling tinggi. Pengalaman shamadhi bersifat menyeluruh dan tak terbatas
2. Islam
Dalam agama Islam, meditasi erat hubungannya dengan dunia tasawuf. Jika diidentifikasi, maka ada bebrapa kegiatan spiritual yang dapat dikategorikan sebagai praktek meditasi, antara lain:
-
Muraqabah yaitu konsentrasi penuh waspada dengan segenap kekuatan jiwa, pikiran dan imajinasi serta pemeriksaan yang dengannya sang hamba mengawasi dirinya sendiri secara cermat. Selama muraqabah berlangsung, sang hamba mengamati bagaimana Allah mewujudkan dengan jelas dalam kosmos dan dalam dirinya sendiri. Muraqabah ada kaitannya dengan mujahadah, yaitu perjuangan da upaya spiritual melawan hawa nafsu dan berbagai kecenderungan jiwa rendah.
-
Muhasabah yaitu analisis terus menerus terhadap hati berikut keadaannya yang selalu berubah. selama muhasabah, orang yang merenung pun memeriksa gerakan hati yang paling tersembunyi dan rahasia. Dengan kata lain, dia menghisab dirinya sendiri tanpa menunggu hari kebangkitan di akhirat kelak.
-
Wirid yaitu latihan spiritual dengan menyebut nama-nama Tuhan, biasanya Al-Asma al-Husna, yang jumlahnya 99 nama. wirid juga adalah tafakur, mengerjakan salat sunat, membaca al-Quran, zikir dan doa. Dalam tarekat, pengalaman wrid melahirkan transformasi batin secara bertahap. Namun kadar transformasi spiritual ini tergantung pada rahmat Tuhan dan juga pada kesucian niat serta ketulusan.
-
Tafakur yaitu merenungkan ciptaan Allah SWT, kekuasaannya yang nyata dan tersembunyi serta kebesarannya di seluruh langit dan bumi. Tafakur sebaiknya dilakukan setiap hari, terutama pada tengah malam. karena saat tengah malam adalah saat yang paling baik, lenggang, jernih dan tepat untuk penyucian jiwa. Selain istilah tafakur, dalam tasawuf juga ada istilah tadzakur. Kedua istilah ini memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah bahwa kedua istilah tersebut berarti perenungan. Sementara perbedaannya adalah, menurut sebagian ulama, tafakur merupakan cara tadzakur, sedangkan tadzakur adalah wujud nyata tafakur itu sendiri.
-
Dzikir yaitu mengingat, menyebut atau mengagungkan Allah dengan mengulang-ulang salah satu namanya atau kalimat keagungannya. Dzikir yang hakiki adalah sebuah keadaan spiritual dimana seseorang yang mengingat Allah memusatkan segenap kekuatan fisik dan spiritualnya kepada Allah, sehingga seluruh wujudnya bisa bersatu dengan yang Maha Mutlak.
-
Doa berarti permintaan atau permohonan. Yang dimaksud adalah permohonan manusia kepada Allah untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan keselamatan di akhirat. Kebaikan di dunia adalah kesehatan, kemakmuran, pengetahuan dan kedudukan yang tinggi serta terhindar dari musibah. Suatu keselamatan di akhirat adalah masuk surge dan terhindar dari api neraka. Doa merupakan kesempatan yang dimiliki manusia untuk mencurahkan keinginan hatinya kepada Tuhan, menyatakan kerinduan, ketakutan dan kebutuhan manusia kepada Tuhan.
-
Uzlah yaitu mengasingkan diri. yang dimaksudkan dalam hal ini adalah mengasngkan diri dari pergaulan dengan masyarakat untuk menghindari maksiat dan kejahatan, serta melatih jiwa dengan melakukan ibadah, dzikir, doa dan tafakur tentang kebesaran Allah dalam mendekatkan diri kepada-Nya.
-
Iktikaf yaitu berdiam diri atau melazimkan sesuatu yang baik ayau buruk. Akan tetapi iktikaf yang dimaksudkan dalam konteks meditasi adalah berdiam diri di dalam masjid dengan niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
3. Kristen
Dalam tradisi Kristen juga dikenal 3 tahap meditasi: menempatkan subjek (diri) dalam kehadiran Tuhan, menyembah sesuatu di luar kehadiran Tuhan, sebagai wasilah, dan membayangkan segala sesuatu ini sebagai kehidupan Yesus. Menurut Ignatius Loyola (1495-1956), salah seorang pendiri Jesuit, yang menggagas praktek meditasi secara progresif, ia menganggap bahwa meditasi tidak bisa diwakili oleh orang lain, melainkan harus keterlibatan subyek secara langsung. caranya adalah subyek itu harus membayangkan gambaran tertentu seperti kebangkitan Yesus.
4. Yahudi
Dalam tradisi Yahudi, meditasi terkait dengan tindakan asketis yang mengarah pada praktik kontemplasi yang dilakukan oleh jiwa melalui tujuh tahapan menuju karakter perilaku yang baik. Kondisi tersebut dipandang sebagai pengalaman mistik seseorang yang mendengar dan melihat secara langsung kepada Tuhannya. Meski demikian, tidak ada bentuk kesatuan mistik di dalam kondisi tersebut, sebab Tuhan hanya bersifat meliputi segalanya atau yang lain.
Dengan memahami meditasi dalam perspektif agama, maka peneliti dapat mudah memahami setiap pelaku yang beragam agama, karena pelatihan manajemen stress di Anand Krishna Center tidak membatasi pesertanya dengan agama-agama tertentu, bahka mereka mampu menyatukan pandangan agama tentang apa itu meditasi dan bagaimaa agama memandangnya.