Penyakit apa saja yang sering menyerang bebek?

image
Dalam beternak Bebek tentu pencegahan terhadap penyakit adalah satu kewajiban yang tidak bisa dihindarkan apabila dalam beternak Bebek diharapkan memberi keuntungan yang maksimal. Berbagai cara pencegahan telah dilakukan pada peternakan bebek yang baik. Bisa dicontohkan kesehatan bebek dan kebersihan lingkungan peternakan maupun vaksinasi terhadap penyakit tertentu yang sulit untuk diobati.

1. Penyakit Tidak Menular

Penyakit ini biasanya disebabkan oleh kelalaian atau buruknya tata laksana pemeliharaan seperti keracunan, pemeliharaan kesehatan dan kebersihan yang buruk, kekurangan vitamin dan mineral dll.

2. Stress (cekaman)

Penyakit Stress atau cekaman pada itik bisa disebabkan oleh berbagai faktor pengganggu yang secara langsung mempengaruhi fisiologi tubuh itik, misalnya suara bising, sering berpindah-pindah tempat, pertukaran pakan dan lain sebagainya.

Saat ini obat untuk mengatasi penyakit stress pada itik belum ada. Kita hanya dapat menghindari segala gangguan yang dapat menimbulkan stress yaitu dengan cara memelihara lingkungan dan menjaga kebersihan lingkungan peternakan.

3. Kekurangan Vitamin A

Kekurangan Vitamin A pada itik ditandai dengan itik tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir berwarna putih dan mudah terserang penyakit. Pada itik umur 4 minggu yang kekurangan vitamin A, akan terlihat selaput matanya menebal dan kering, air mata keluar berlebihan, dan bagian bawah mata tertimbun cairan lendir. Pada itik dewasa kekurangan vitamin A akan mengakibatkan penurunan produksi telur, tubuh mengurus dan lemah.

Kekurangan vitamin A biasanya disebabkan pakan itik yang kurang mengandung vitamin A.

Penyakit kekurangan (defisiensi) vitamin A juga karena peternak mengganti jagung kuning dengan jagung putih yang miskin vitamin A. Untuk mengobatinya peternak bisa memberikan vitamin A yang banyak dijual di pasaran, kemudian memberi makan berupa Jagung kuning, karena jagung kuning merupakan sumber vitamin A yang sangat diperlukan dalam komposisi pakan itik.

4. Brooder Pneumonia

Penyakit Brooder Pneumonia adalah penyakit yang umumnya menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh kotak atau pelingkar tripleks/seng terlalu padat, lampu kurang panas sehingga anak itik kedinginan dan terasa pengap. Gejala yang dapat dilihat apabila anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernapasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.

Cara Pencegahan terhadap penyakit ini bisa dilakukan dengan cara mengontrol kapasitas kotak atau pelingkar dan mengontrol panas induk buatan. Untuk Pengobatannya dapat dilakukan dengan memberikan satu sendok teh baking soda dalam satu quart (1,136 liter) air minum selama 12 jam untuk mengurangi penyebaran penyakit.

5. Rickets Duck (Kekurangan Vitamin D)

Kekurangan vitamin D atau Rickets Duck yang disertai kekurangan Calsium dan Fosfor pada itik dapat menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan. Itik yang terserang penyakit Rickets Duck akan mengalami kelainan pada persendian kakinya.

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara memberikan pakan yang cukup mengandung mineral, calsium, fosfor dan vitamin D. Untuk mencegah kekurangan vitamin D peternak bisa menambahkan 2% tepung tulang ke dalam ransum itik. Selain itu itik juga harus mendapat sinar matahari langsung.

6. Antibiotika Dermatitis

Penyakit ini terjadi akibat penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan. Sehingga menyebabkan kulit itik menjadi kering , bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisah karena gatal-gatal pada kulitnya.

Untuk mencegahnya sebaiknya gunakan antibiotika seperlunya. Menghentikan pemberian antibiotika serta memberikan laxative (obat pencahar) ringan seperti molasses dapat memulihkan kondisi itik dalam waktu 4 – 6 hari.

7. Mycosis

Penyakit Mycosis terjadi karena itik secara tidak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang. Itik yang keracunan jamur ditandai dengan kondisi lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam. Bila dibiarkan, dalam waktu kurang lebih satu minggu itik akan mati.

Pencegahan dapat dilakukan dengan pemeliharaan kesehatan dan kebersihan kandang yang baik. Lantai kandang secara berkala dijemur dan dijaga agar jangan sampai lembab dan diberi kapur terutama pada musim hujan.

Pengobatan penyakit Mycosis karena jamur bisa dilakukan dengan memberikan antibiotika yang dicampurkan ke dalam air minum atau pakan itik.

8. Keracunan Garam

Penyakit keracunan garam umumnya terjadi bila air untuk itik atau kolam mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu mengandung kadar garam yang tinggi.

Keracunan garam pada itik biasanya terjadi di lokasi peternakan yang dekat dengan pantai/tambak yang airnya tercemar garam.

Itik tidak tahan terhadap garam yang berlebihan, konsentrasi garam 2% saja di dalam ransum atau konsentrasi 4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian terhadap itik.

9. Penyakit Menular pada Bebek

Penyakit menular pada itik adalah penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri atau kuman yang dapat ditularkan melalui kontak langsung atau melalui udara.

10. Fowl Cholera (Kolera Itik)

Penyakit kolera pada itik disebabkan oleh bakteri Pasteurella Avicia. Kondisi Kandang yang basah dan lembab dapat mempercepat penularan. Penyakit Fowl Cholera jika menyerang anak itik umur 4 minggu dapat menimbulkan kematian hingga 50%, sedangkan jika menyerang itik dewasa kematian yang ditimbulkan kurang dari 50%.

Tanda- tanda itik terserang penyakit ini adalah sesak nafas, kepala bengkak dan panas, dan jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.

Penyakit cholera itik termasuk penyakit yang ganas karena dapat menyebabkan infeksi darah dan itik akan mengalami kematian secara mendadak.

Pencegahan dapat dilakukan dengan vaksinasi Fowl Cholera. Pengobatan bagi itik yang terserang pada tingkat awal dapat menggunakan obat Choramphenicol, Tetracycline atau Preparat-preparat Sulfat.

11. Botulism

Penyakit Botulism atau Limberneck pada itik adalah penyakit yang terjadi karena itik memakan bangkai atau daging yang sudah layu. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman Clastridium Botulinium, kuman ini sangat berbahaya karena memproduksi racun.

Itik yang terserang penyakit ini dapat dilihat dari tanda-tandanya, leher itik seperti tidak bertulang, itik tidak dapat berdiri tegap atau tubuhnya lunglai setelah memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian itik dapat mengalami kematian.

Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan memelihara kesehatan lingkungan dan tidak memberi pakan yang sudah basi/bangkai. Bila masih memungkinkan, itik yang sakit dapat diberikan obat-obatan pencahar agar itik mencret dan kuman beserta racunnya dapat ikut keluar dari saluran pencernaan. Pisahkan segera itik yang terkena penyakit dari itik yang sehat agar tidak menular. Selain itu jangan membuang bangkai di sekitaran kandang itik karena dapat menyebarkan penyakit lewat udara.

Pengobatan secara tradisional dapat dilakukan dengan memberikan minyak kelapa satu sendok makan dan air minum yang bersih. Minyak kelapa akan membuat itik merasa haus dan ingin minum air sebanyak-banyaknya. Jika itik banyak minum air, racun dalam darah akan encer dan daya kerjanya berkurang, sehingga angka kematian dapat dihindari.

12. Fowl Pox (Cacar)

Penyakit cacar pada itik yang disebabkan oleh virus ini dapat menyerang itik pada segala umur. Tanda-tanda penyakit ini adalah munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu seperti kaki dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dan membentuk diptherie, kematian dapat terjadi karena itik kesulitan makan dan minum.

Pencegahan terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan cara vaksinasi yang disuntikan dibalik sayap itik. Pengobatan bagi cacar kering berupa benjolan-benjolan dapat dilakukan dengan cara mengelupasi benjolan-benjolan sampai berdarah, kemudian diolesi dengan yodium tingture (6-10%).

13. White Eye (Mata Memutih)

Penyakit mata memutih pada itik juga diduga disebabkan oleh virus. Penyakit ini bisa menyerang itik pada segala umur dan yang paling rawan adalah itik umur kurang dari 2 bulan. Penyakit white eye sangat mudah menyerang pada itik yang kekurangan vitamin A. Kondisi kandang yang lembab dan lantai yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit white eye.

Itik yang terserang penyakit ini dapat dilihat dari tanda-tandanya berupa cairan bening keluar dari mata dan paruhnya, cairan bening tersebut dalam beberapa jam kemudian berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan akhirnya lumpuh. Apabila itik sampai mengalami kejang-kejang, kematian tak dapat dihindari.

Pencegahan dan pengobatan bisa dilakukan daengan memberikan antibiotik Oxytetracycline (terramycin) atau Chlortetracycline (aureomycins) ke dalam makanan atau minumnya dengan dosis 10 gram per 100 kg pakan atau 10 gram dalam 40 gallon air minum.

14. Coccidiosis

Penyakit lain yang juga menyerang itik adalah Coccidiosis. Coccidiosis disebut juga penyakit berak darah. Gejala itik yang terserang penyakit ini adalah nafsu makan berkurang, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan Coccidiosis dapat melalui kotoran itik yang membawa coccida dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah anak itik.

15. Coryza

Penyakit Coryza pada itik disebut juga penyakit pilek menular. Penyakit ini disebabkan salah satu mikroorganisme. Penyakit Coryza sering menyerang itik di awal pergantian musim. Penularan penyakit Coryza sangat cepat melalui kontak langsung antara itik yang sakit dengan itik yang sehat.

Penyakit Coryza mirip dengan penyakit White Eye, hal ini dapat dilihat dari keluarnya kotoran cair kental dari mata sebagai tanda itik terserang penyakit Coryza. Anak itik umur 1 minggu sampai umur 2 bulan, merupakan itik yang sering terserang penyakit ini. Penyakit coryza dapat menyerang itik pada segala umur. Akan tetapi anak itik umur 1 minggu sapai umur 2 bulan adalah ititk paling sering terkena penyakit ini.

Untuk pengobatan dapat dilakukan dengan menyuntikan Streptomycin Sulphat secara individual dengan dosis 0,4 gram rendah dengan patokan berat badannya. Penyuntikan Streptomycin Sulphat dapat dilakukan satu kali sehari selama beberapa hari dengan dosis streptomycin setengah dari dosis di atas.

16. Salmonellosis

Penyakit salmonellosis dapat menyerang itik pada segala umur dan menyebabkan angka kematian hingga 50%. Penyebabnya utamanya adalah kuman Salmonella Anatis, dan menyerang itik melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman salmonella anatis.

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan cara menjaga kesehatan dan kebersihan kandang. Pembersihan kandang harus dilakukan secara berkala agar kandang terbebas dari kuman salmonella. Pengobatannya dapat dilakukan dengan cara memberikan Furazolidone.

17. Sinusitis

Penyakit sinusitis biasanya menyerang itik dewasa. Penyakit sinusitis bisa terjadi akibat tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakan dan tidak tersedianya kolam untuk bermain. sehingga itik menjadi rentan mendapat infeksi sekunder.

Tanda-tanda itik yang terserang penyakit sinusitis adalah terjadi pembengkakan pada sinus, keluar cairan jernih dari lubang hidung, sekresi mata menjadi berbusa, sinus yang bengkak dapat menimbulkan benjolan di bawah dan didepan mata.

Pencegahan penyakit sinusitis dapat dilakukan dengan tata laksana pemeliharaan yang baik. Pengobatan bagi itik yang sakit dapat dilakukan dengan menyuntikan antibiotika (streptomycin) ke dalam sinus yang sakit. Dosis pemberian antibiotika pada itik dewasa adalah sebanyak 1/2 gram streptomycin yang dilarutkan ke dalam 20 cc air atau aquadest. Larutan ini kemudian disuntikan ke dalam sinus. Pengobatan seperti ini dilakukan sekali dalam 48 jam.

18. Aflatoksikosis

Penyakit Aflatoksikosis pada umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Penyakit Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya akan membesar.

Gejala itik yang terserang penyakit aflatoksis adalah kondisi itik sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit dan jari, itik terhuyung-huyung, dan akhirnya itik mati dalam posisi terlentang. Anak itik biasanya lebih mudah terserang penyakit ini dibanding dengan itik dewasa.

Pencegahan dapat dilakukan dengan cara menjaga kebersihan lingkungan kandang, penaburan kapur di lantai kandang, dean membersihkan kandang agar terbebas dari serangga. Pengobatan hanya dapat dilakukan dengan memberikan antibiotika yang dicampurkan dalam air minum atau pakan.

Referensi