Penyakit apa saja yang disebabkan karena faktor gemuk atau obesitas?

Kegemukan atau populer dengan istilah obesitas menjadi hal yang biasa bagi masyarakat modern, mengingat gaya hidup yang dijalaninya sangat rendah dengan aktivitas fisik.

Kegemukan (Obesitas) adalah persentase abnormalitas lemak yang dinyatakan dalam Indeks Masa Tubuh (Body Mass Indeks) yaitu perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan dalam meter kuadrat (Kaplan & Stamler, 1991).

Kaitan erat antara kelebihan berat badan dan kenaikan tekanan darah telah dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan IMT berkolerasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah sistolik. Obesitas mungkin bukan faktor risiko yang berdiri sendiri karena pada umumnya selalu diikuti oleh faktor risiko lainnya. Bahaya aterosklerosis menjadi lebih besar kalau ada kombinasi 2 atau 3 faktor risiko lainnya. (Depkes RI, 2007).

Secara klinis ada tipe kegemukan yaitu tipe buah apel (tipe android) yang sering terjadi pada laki-laki karena timbunan lemak pada bagian perut dan tipe pear (tipe genoid) yang sering terjadi pada wanita karena pada wanita lemak tertimbun pada tubuh bagian bawah terutama pada daerah pinggul (Baraas, 1996).

Obesitas dapat mempengaruhi keberadaan faktor risiko penyakit jantung koroner seperti hipertensi, diabetes mellitus tipe 2, dan hiperlipidemia. Risiko relatif untuk menderita hipertensi pada orang-orang gemuk 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang badannya normal. Pada penderita hipertensi ditemukan sekitar 20 – 33% memiliki berat badan lebih (overweight). Penurunan berat badan sebanyak 1 kg dapat menurunkan tekanan darah sistolik sebesar 1,2-1,6 mmHg dan 1,0-1,3 mmHg pada tekanan darah diastolik (WHO, 1995).

Daniel dkk. (1992) menyatakan bahwa berat badan ≥ 20% dari berat badan ideal berhubungan dengan hipertensi 2 kali dibanding dengan non-obesitas. Menurut Kaplan dan Stamler (1994) dari hasil Framingham studi setiap kenaikan berat badan 10 kg akan meningkatkan tekanan darah 4,5 mmHg. Hasil penelitian Framingham bahwa prevalensi hipertensi meningkat 10 kali lebih besar pada kelompok orangyang gizi lebih dan obesitas.

Obesitas yang spesifik menggambarkan faktor risiko penyakit jantung koroner adalah obesitas sentral dimana dapat dikenali dengan tumpukan lemak di perut dan ukuran rasio lingkar pinggang dan pinggul (RLPP) sama dengan 0.90 (Supari, 1999).

Orang gemuk sebagian besar menyimpan lemaknya di bagian perut dan selebihnya di bagian pinggul dan paha. Proporsi tersebut mempengaruhi faktor risiko penyakit jantung koroner pada yang bersangkutan. Seseorang yang gemuk di bagian perut dan normal di bagian pinggul dan paha akan memiliki risiko yang lebih besar terkena penyakit jantung koroner dibandingkan dengan mereka yang memiliki proporsi yang seimbang. Angka rasio di bawah 0,80 pada perempuan dan di bawah satu pada laki-laki adalah angka yang diingini (Soeharto, 2004). Obesitas merupakan faktor independen terhadap penyakit jantung koroner. Obesitas berhubungan erat dengan kadar kolesterol serum, tekanan darah, dan toleransi glukosa (Waspadji, 2003).

Obesitas dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL, menurunkan kadar kolesterol LDL, dan meningkatkan kadar trigliserid. IMT berkorelasi positif dengan kadar kolesterol total sehingga mengurangi berat badan berperan terhadap penurunan serum kolesterol (Anda, 1993).

Penentuan obesitas pada orang dewasa dapat dilakukan pengukuran berat badan ideal, pengukuran persentase lemak tubuh dan pengukuran IMT.

Oleh karena itu, dampak obesitas, meliputi faktor resiko kardiovaskular, sleep apneu , gangguan fungsi hati, masalah ortopedik yang berkaitan dengan obesitas, kelainan kulit serta gangguan psikiatrik. Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita obesitas terangkum dalam tabel berikut ini.

Tabel Komplikasi Medis yang Berhubungan dengan Obesitas.

Sistem Komplikasi obesitas
Gastrointestinal Kolelitiasis, pankreatitis, hernia abdomen, GERD.
Metabolik- Endokrin Metabolic syndrome , resistensi insulin, toleransi glukosa terganggu, DM tipe II, dislipidemia, sindrom ovarium polikistik.
Kardiovaskuler Hipertensi, penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, aritmia, cor pulmonale, stroke iskemik, thrombosis vena dalam, emboli paru.
Respirasi Abnormalitas fungsi paru, obstructive sleep apnea , sindrom hipoventilasi obesitas
Muskuloskeletal Osteoarthritis, gout arthritis , low back pain
Ginekologi Menstruasi abnormal, infertilitas
Genitourinaria Urinary stress incontinence
Ophtalmologi Katarak
Neurologi Hipertensi intrakranial idiopatik (pseudotumor cerebri)
Kanker Esophagus, kolon, empedu, prostat, payudara, uterus, serviks, ginjal