Penyakit apa saja yang dapat menyerang tempurung kura-kura?

kura-kura

Penyakit pada kura-kura tidak hanya terdapat pada bagian dalam tubuh kura-kura namun juga pada tempurung kura-kura. Pada tempurung kura-kura biasanya banyak ditemukan beberapa penyakit. Lalua, penyakit apa sajakah yang dapat menyerang tempurung kura-kura ?

Penyakit yang biasa menyerang tempurung kura-kura antara lain :

Tempurung retak atau terluka

Apabila mendapati cedera pada tempurung kura-kura, sangat direkomendasikan untuk membawanya ke dokter hewan untuk diperiksa. Jatuh, serangan dari hewan predator, atau trauma lain dapat mengakibatkan kerusakan pada tempurungnya. Hal ini bisa berupa sebuah celah, lubang, atau scutes yang hilang dan merupakan masalah kompleks sehingga memerlukan perhatian segera.

Resikonya pada kura-kura biasanya adalah shock, infeksi pada luka, tempurung membusuk, kerusakan pada organ dalam, cacat fisik, rasa sakit yang berlebihan, bahkan kematian. Apabila menemukan adanya pendarahan atau kerusakan yang cukup besar, situasi ini harus diselesaikan dengan segera dengan menghubungi dokter hewan terdekat.

Kulit atau tempurung berubah kemerahan/pink

Hal ini bisa terjadi pada kulit, di antara scutes, pada karapas, atau di Plastron yang mengindikasikan septicemia (keracunan darah). Jika kura-kura pernah terserang penyakit sebelumnya seperti infeksi, cedera, atau habitat yang salah; hal tersebut mungkin telah berkembang menjadi septicemia. Konsultasikan dengan dokter hewan mengenai pengujian laboratorium dan perawatan yang tepat.

Kura-kura berlumut

Sebenarnya masih normal jika menemukan ada sedikit lumut pada tempurung meskipun sebenarnya itu bukanlah pertanda baik. Hal ini biasanya terlihat pada kura-kura yang dipelihara di luar kolam atau pada kura-kura liar di alam bebas. Biasanya kurakura peliharaan jarang atau bahkan tidak ada lumut sama sekali yang menempel di tubuhnya. Lumut mudah dihilangkan dengan mengelapnya menggunakan handuk kering atau digosok dengan sikat gigi yang lembut dan air.

Bintik-bintik atau bercak dengan warna berbeda pada karapas

Bintik-bintik berwarna putih maupun warna lainnya seperti kuning bisa menjadi indikasi terjadi infeksi bakteri, jamur, pembusukan pada karapas atau plastron, hingga kekurangan mineral penting dalam tubuh. Infeksi bakteri dan jamur dapat berkembang karena kurangnya kualitas air yang bersih dan area berjemur yang tidak
memadai. Bintik-bintik atau bercak ini dapat menyebar ke area yang lebih luas secara bertahap bila tak segera diobati. Kondisi ini dapat menular ke kura-kura yang sehat sehingga kura-kura yang sakit harus dipisahkan selama pengobatan.

Jamur

Lapisan seperti kapas putih yang tampak menutupi tempurung kura-kura mungkin adalah infeksi jamur. Jamur dapat muncul dalam berbagai warna hingga warna kecoklatan. Filtrasi yang tidak memadai dan kurangnya waktu berjemur merupakan
faktor utama penyebab kondisi ini. Jika kondisi ini diketahui lebih awal akan lebih mudah untuk mengobatinya. Produk komersial seperti “Repti Turtle Sulfa Dip” (Sodium klorida, sulfisoxazole andneomycin sulfat) memungkinkan Anda untuk mencegah dan mengendalikan bakteri penyebab penyakit dan infeksi jamur. Jika
kondisinya tidak kunjung membaik, maka harus berkonsultasi dengan dokter hewan untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat.

Mineral deposit (kelebihan zat mineral dalam air)

Mineral yang menumpuk pada tempurung kura-kura Brazil adalah salah satu kondisi yang berkaitan dengan kualitas air. Penggunaan air keras (air yang tinggi akan mineral larut air seperti kalsium dan magnesium) akan menyebabkan bercak putih pada seluruh bagian tempurung kura-kura. Ini bukan kondisi yang membahayakan kura-kura Brazil anda tetapi tetap harus ditangani. Bacalah tentang penggunaan jenis air yang tepat di bagian lain forum ini.

Pyramiding

Pemberian makanan berlebihan (overfeeding) merupakan kesalahan umum sebagian besar pemelihara kura-kura karena tingginya kadar protein dan lemak. Overfeeding mengakibatkan pertumbuhan yang cepat sehingga dapat menyebabkan karapas berbentuk layaknya piramida. Terlalu banyak protein juga dapat menyebabkan kerusakan organ dalam seperti gagal ginjal. Pada kondisi pyramiding, Scutes pada karapas tidak berbentuk mulus seperti biasanya dan membentuk piramida. Berbagai tingkat keparahan, namun biasanya daerah di antara masing-masing scutes kehilangan kekuatannya untuk menopang scutes itu sendiri.

Scutes rontok/mengelupas

Selama periode waktu tertentu, scutes akan mulai berguguran/mengelupas. Hal ini adalah normal dan akan melihat scutes baru tumbuh dengan warna yang lebih cerah atau berwarna keemasan. Hal ini disebabkan oleh udara yang masuk melalui celah antara scutes lama dan scutes yang baru. Tidak perlu membantu mencabut atau memaksa scutes lama agar terlepas, terutama ketika kura-kura berada pada daerah berjemur. Hal ini penting bagi kura-kura untuk dapat mengeringkan scutes sepenuhnya. Tanpa kondisi yang tepat, kura-kura tidak akan bisa melepaskan scutes (dysecdysis), yang dapat menyebabkan infeksi.