Penyakit apa saja yang berhubungan dengan Karbohidrat?

Karbohidrat

Karbohidrat memegang peranan pentung bagi kesehatan manusia. Walaupun karbohidrat sangat penting, tetapi kondisi seimbang tetap menjadi perhatian utama bagi kesehatan manusia. Apabila kekurangan maupun kelebihan karbohidrat, tentunya akan berakibat buruk bagi kesehatan manusia itu sendiri.

2 Likes

Penyakit-penyakit yang berhubungan dengan Karbohidrat antara lain :

1.Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terutama menyerang pada anak-anak yang sedang tumbuh pesat, terutama yang berumur 2- 4 tahun. Penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa dengan gejala klinis honger oedema (busung lapar), atau lebih tepatnya disebut penyakit kurang makan atau penyakit kelaparan. Gambaran klinik penyakit ini pada orang dewasa adalah orang yang sangat kurus, dan sering menunjukkan adanya oedema terutama daerah kaki.

2.Penyakit Kegemukan

Kegemukan ini merupakan dampak dari ketidakseimbangan energi yaitu asupan energi jauh melampaui keluaran energi dalam jangka waktu tertentu. Secara garis besar kegemukan ini disebabkan karena terlalu banyak makan dan terlalu sedikit bergerak. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak.

Banyak penelitian yang membuktikan bahwa prevalensi kegemukan dan nilai indeks massa tubuh (IMT) dapat dikurangi dengan menggiatkan olahraga (French SA et al, 1994).

Jaringan lemak subkutan di daerah dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang menderita obesitas. Seorang baru dikatakan obesitas, bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat bdan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh dipaksa harus bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung.

Karena itu mereka merasa lebih cepat gerah (merasa panas) dan lebih cepat berkeringat untuk menghilangkan kelebihan panas badan tersebut. Penderita obesitas mempunyai kecendrungan untuk lebih mudah membuat kekeliruan dalam bekerja dan cenderung lebih mudah mendapat kecelakaan (Sediaoetama, 2008).

3. Diabetes Mellitus (Penyakit Gula)

Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor yaitu genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Pada umumnya disetujui oleh para ilmuwan dan para peneliti bahwa dasar dari penyakit ini adalah defisiensi hormon insulin. Hormon yang dihasilkan oleh sel sel beta di dalam pulau Langerhans di dalam kelenjar pankreas ini mengatur metabolisme glukosa (Sediaoetama, 2008)

Insulin bekerja mengubah glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hati maupun otot, ini terjadi bila kadar glukosa di dalam darah meninggi. Sebaliknya bila glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga menaikkan kemabali konsentrasi glukosa di dalam aliran darah. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitu mengubah beberapa metabolit menjadi glukosa khususnya metabolit hasil pemecahan lemak dan protein.

Pada defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel, sehingga konsentrasinya meninggi di luar sel, termasuk di dalam cairan darah, namun timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi untuk keperluan sel-sel yang membutuhkannya. Glukosa yang bertumpuk di dalam aliran darah tersebut kemudian dibuangmelalui ginjal ke dalam urine, sehingga terjadi glukosuria.

Karena glukosa tidak dapat dipergunakan untuk menghasilkan energi, maka lemak dan protein lebih banyak dipecah untuk menghasilkakn energi yang diperlukan, sehingga terjadi peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak menghasilkan asam-asam keton atau benda-benda keton, yang berakibat menurunnya pH cairan darah, sehingga terjadi asidosis.

Penyebab di sini karena tertimbunnya benda-benda keton sehingga disebut ketosis ((Sediaoetama, 2008).

4. Lantose Intolerance

Penyakit ini merupakan gangguan metabolik yang mengenai disakarida laktosa. Laktosa di dalam saluran gastrointestinal dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Pada penderita penyakit laktose intolerance terdapat defisiensi enzim laktase, karena sintesanya mengurang atau tidak disintesa sama sekali. Akibat laktosa tidak dapat dicerna dan kadar laktosa yang cukup tinggi di dalam saluran pencernaan bekerja sebagai laxans, menyebakan diare.

Gejala yang terjadi bahwa penderita penyakit ini akan menderita diare bila mendapat air susu atau produk susu, baik air susus ibu (ASI) maupun air susu sapi atau hewan lainnya. Terapi dan prevalensinya ialah dengan pemberaian air susu rendah laktosa atau dengan menggantikan susu dengan susu kedelai yang tidak mengandung laktosa.

Penyakit yang berhubungan dengan karbohidrat

  1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
    Penyakit ini pada dasarnya terjadi karena defisiensi energi dan defisiensi protein, disertai susunan hidangan yang tidak seimbang. Penyakit ini terutama menyerang anak-anak yang sedang tumbuh dan dapat pula menyerang orang dewasa, yang biasanya kekurangan makanan secara menyeluruh. Pada anak-anak terjadinya KKP bisa dalam bentuk marasmus dan kwasiorkor, dapat juga gabungan bentuk keduanya.

    • Marasmus adalah chronic starvation. Seluruh zat gizi tidak tercukupi. Dapat disebabkan karena anak menderita sakit berat/penyakit infeksi berulang atau karena kelaparan. Biasanya terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan.

    • Kwashiorkor adalah suatu kondisi kurang protein karena ketidakcukupan intake protein pada periode tertentu. Umumnya ditemukan di usia 1-4 tahun setelah penyapihan. Anak yang mengalami kwashiorkor tidak dapat tumbuh secara normal dan sintesa jaringan kolagen sangat menurun.

    • Marasmic kwashiorkor adalah kondisi kekurangan gizi karena ketidakcukupan intake protein dan kalori. Ini merupakan kombinasi kekurangan protein dari kwashiorkor dan gejala kekurangan kalori seperti marasmus.

  2. Penyakit kegemukan (Obesistas)
    Kegemukan (Overweight) adalah suatu kondisi kelebihan berat badan 10% di atas berat badan ideal atau presentase lemak tubuh melebihi 20% untuk pria dan 25% untuk wanita. Kelebihan berat badan di atas 25% dariberat badan ideal disebut obesitas.

    Penyebab utama terjadinya kelebihan berat badan adalah asupan makan (energy intake) lebih besar dibandingkan energi yang diperlukan untuk aktivitas (energy output).

    Upaya-upaya yang perlu ditempuh untuk membantu menurunkan berat badan :

    • Mengurangi asupan kalori
    • Mengurangi jumlah porsi makanan sesuai dengan ketentuan dan frekuensi makanan
    • Mengurangi makanan yang berlemak
    • Menambah porsi buah, sayuran, dan banyak minum air putih
    • Olahraga yang teratur, biasakan jalan kaki
  3. Diabetes melitus
    Penyakit diabetes melitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia (kadar gula melebihi 140 mg%) kronik yang diakibatkan oleh defisiensi hormon insulin. Gejalanya antara lain sebagai berikut :

    • Poliuri
    • Poidipdi
    • Poliphagia
    • Lemah dan otot menjadi lemas
    • Mual dan muntah
    • Berat badan biasanya turun atau mungkin naik
    • Gatal-gatal, luka sukar sembuh

    Penderita diabetes melitus memerlukan pengaturan makanan yang seksama. Tujuan pengaturan makanan pada penderita adalah :

    • Mencapai dan mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal
    • Mencapai dan mempertahankan kadar lipid/lemak mendekati kadar optimal
    • Mencegah komplikasi klinis dan akut
    • Meningkatkan kualitas hidup

    Berikut merupakan pengaturan makanan yang tepat bagi penderita diabetes melitus :

    • Komposisi 60-70% karbohidrat, 25-30% lemak, dan 10-25% protein.
    • Cukup kalori, cukup vitamin dan mineral
    • Batasi garam
    • Hindari karbohidrat sederhana (gula, madu, sirup) dan alkohol
  4. Lactose intolerance
    Penyakit ini juga merupakan gangguan metabolisme yang mengenai disakarida laktosa. Pada penderita penyakit lactose intolerance terdapat defisiensi enzim laktase karena sitesanya mengurang atau tidak disintesa sama sekali. Gejala yang terjadi ialah bahwa penderita penyakit ini akan menderita diare bila mendapat air susu atau produk susu, baik ASI maupun air susu sapi atau hewan lain.

Referensi

Banowati, Lilis. 2014. Ilmu Gizi Dasar. Yogyakarta : Deepublish.

  1. Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)
    Penyakit ini terutama menyerang pada anak-anak yang sedang tumbuh pesat, terutama yang berumur 2- 4 tahun. Penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa dengan gejala klinis honger oedema (busung lapar), atau lebih tepatnya disebut penyakit kurang makan atau penyakit kelaparan. Gambaran klinik penyakit ini pada orang dewasa adalah orang yang sangat kurus, dan sering menunjukkan adanya oedema terutama daerah kaki.

  2. Penyakit Kegemukan
    Kegemukan ini merupakan dampak dari ketidakseimbangan energi yaitu asupan energi jauh melampaui keluaran energi dalam jangka waktu tertentu. Secara Nurhamida Sari Siregar: Karbohidrat garis besar kegemukan ini disebabkan karena terlalu banyak makan dan terlalu sedikit bergerak. Kelebihan energi di dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Berkurangnya pergerakan fisik didorong oleh kemanjaan akibat kemajuan teknologi, mulai dari dalam rumah hingga ke tampat kerja atau tempat rekreasi. Di rumah, biasanyasudah tersedia mesin cuci sehingga orang tidak perlu lagi mencuci pakaian kotor. Di kantor, untuk berpindah dari belakang meja tulis ke meja komputer, yang jaraknya sangat dekat, orang sudah terbiasa menggunakan kursi beroda.

    Di samping itu penggunaan robot dalam industri telah membawa manusia untuk tidak mau bersusah payah. Banyak penelitian yang membuktikan bahwa prevalensi kegemukan dan nilai indeks massa tubuh (IMT) dapat dikurangi dengan menggiatkan olahraga (French SA et al, 1994). Jaringan lemak subkutan di daerah dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang menderita obesitas. Seorang baru dikatakan obesitas, bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat bdan ideal menurut umurnya. Pada orang yang menderita obesitas, organ-organ tubuh dipaksa harus bekerja lebih berat, karena harus membawa kelebihan berat badan yang tidak memberikan manfaat langsung. Karena itu mereka merasa lebih cepat gerah (merasa panas) dan lebih cepat berkeringat untuk menghilangkan kelebihan panas badan tersebut. Penderita obesitas mempunyai kecendrungan untuk lebih mudah membuat kekeliruan dalam bekerja dan cenderung lebih mudah mendapat kecelakaan (Sediaoetama, 2008).

  3. Diabetes Mellitus (Penyakit Gula)
    Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang disebabkan oleh interaksi berbagai faktor yaitu genetik, imunologik, lingkungan dan gaya hidup. Pada umumnya disetujui oleh para ilmuwan dan para peneliti bahwa dasar dari penyakit ini adalah defisiensi hormon insulin. Hormon yang dihasilkan oleh sel-sel beta di dalam pulau Langerhans di dalam kelenjar pankreas ini mengatur metabolisme glukosa (Sediaoetama, 2008) Insulin bekerja mengubah glukosa menjadi glikogen di dalam sel-sel hati maupun otot, ini terjadi bila kadar glukosa di dalam darah meninggi.

    Sebaliknya bila glukosa darah menurun, glikogen hati dimobilisasikan sehingga menaikkan kemabali konsentrasi glukosa di dalam aliran darah. Insulin juga merangsang glukoneogenesis, yaitu mengubah beberapa metabolit menjadi glukosa khususnya metabolit hasil pemecahan lemak dan protein. Pada defisiensi insulin, glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel-sel, sehingga konsentrasinya meninggi di luar sel, termasuk di dalam cairan darah, namun timbunan glukosa tersebut tidak dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi untuk keperluan sel-sel yang membutuhkannya. Glukosa yang bertumpuk di dalam aliran darah tersebut kemudian dibuangmelalui ginjal ke dalam urine, sehingga terjadi glukosuria. Karena glukosa tidak dapat dipergunakan untuk menghasilkan energi, maka lemak dan protein lebih banyak dipecah untuk menghasilkakn energi yang diperlukan, sehingga terjadi peningkatan glukoneogenesis. Peningkatan pemecahan asam lemak menghasilkan asam-asam keton atau benda-benda keton, yang berakibat menurunnya pH cairan darah, sehingga terjadi asidosis. Penyebab di sini karena tertimbunnya benda-benda keton sehingga disebut ketosis ((Sediaoetama, 2008).

  4. Lantose Intolerance
    Penyakit ini merupakan gangguan metabolik yang mengenai disakarida laktosa. Laktosa di dalam saluran gastrointestinal dipecah oleh enzim laktase menjadi glukosa dan galaktosa. Pada penderita penyakit laktose intolerance terdapat defisiensi enzim laktase, karena sintesanya mengurang atau tidak disintesa sama sekali. Akibat laktosa tidak dapat dicerna dan kadar laktosa yang cukup tinggi di dalam saluran pencernaan bekerja sebagai laxans, menyebakan diare. Gejala yang terjadi bahwa penderita penyakit ini akan menderita diare bila mendapat air susu atau produk susu, baik air susus ibu (ASI) maupun air susu sapi atau hewan lainnya. Terapi dan prevalensinya ialah dengan pemberaian air susu rendah laktosa atau dengan menggantikan susu dengan susu kedelai yang tidak mengandung laktosa.