Pengolahan limbah elektroplating secara biologi

BIOSORPSI LOGAM Cu(II) DAN Cr(VI) PADA LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN MENGGUNAKAN BIOMASA PHANEROCHAETE CHRYSOSPORIUM

Limbah logam berat banyak terdapat didalam beberapa limbah industri kimia, misalnya industri electroplating, matelurgi dan smelting. Logam-logam berat yang dihasilkan anatara lain, Ni, Cr, Cu, Hg, Pb, Zn, Cd, dan sebagainya. Logam berat dalam limbah biasanya berada dalam berbagai kondisi seperti tidak larut, terlarut, anorganik, tereduksi, teroksidasi, logam bebas, terpresipitasi, dan terserap.

Baku mutu limbah cair industri pelapisan logam di Indonesia, sesuai dengan keputusan Gubernur Jawa Timur No.45 Tahun 2002 dapat diperlihatkan pada tabel berikut.

gambar

Beberapa proses dan teknologi yang telah ada diaplikasikan dalam pengolahan air limbah yang mengandung logam berat dalam air limbah industry, adalah sebagai berikut:

  1. Pengendapan, koagulasi, dan floksi
  2. Proses pertukaran ion/resin penukar ion (Ion Exchange)
  3. Proses Elektrokimia (Oksidasi-reduksi)
  4. Biodsorbtion (penyerapan dengan mikroorganisme/biologi)

Dalam artikel ini kita akan membahas no 4, menurunkan kadar logam berat Cr (VI) dan Cu (II) dengan proses biosorpsi menggunakan biomasa Phaneochaete chryosporium. Bakteri dan jamur mempunyai kemampuan dalam menyerap logam-logam berat seperti halnya jamur Phaneochaete chryosporium dapat menyerap ion logam berat seperti Cu2+, Co2+ , dan Cr6+ Kemampuan jamur dalam mengikat ion logam disebabkan karena adanya senyawa potensial yang terkandung dalam dinding sel (Sing, Cho and Yu, Jian, 1997).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ion berat Cu(II) dan Cr(VI) yang terserap akan semakin banyak dengan penggunaan biomassa yang semakin banyak (Erriek A, 2009)
Sumber :

Erriek, A.S, 2009, Biosorpsi Logam Cu(Ii) Dan Cr(Vi) Pada Limbah Elektroplating Dengan Menggunakan Biomasa Phanerochaete Chrysosporium, Jurnal Teknik Kimia,Vol. 4, No. 1, Hal 250-254.

Sing, Cho and Yu,Jian, 1997, Copper Adsorption and Removal From Water by Living
ycelium of White Rot Fungi Phanerochaete Chrysosporium, Water Research Volume
32, no.9, page 157 – 167.

Bagaimana dengan ketersediaan jamur Phaneochaete chryosporium di alam? Apakah sudah melimpah atau perlu dibudidayakan? Seberapa mangkuskah pengolahan limbah elektrolaping dengan metode ini , baik dari segi teknis, maupun biayanya?

1 Like
  1. Bagaimana dengan ketersediaan jamur Phaneochaete chryosporium di alam?
    Ketersediaan jamur pelapuk putih atau Phanerochaete chrysoporium dialam umumnya di kayu namun ketersediaannya tidak melimpah oleh karena itu perlu dibudidayakan. Jamur ini dapat dikembangkan dengan menggunakan media organik seperti tepung gaplek dan tepung jagung yang pastinya dengan perlakuan tertentu.
    Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan jamur ini adalah suhu, pH, kadungan oksigen terlarut dan konsentrasi nitrogen yang mencukupi. Temperatur optimum yang mendukung pertumbuhan jamur ini adalah 39oC dengan pH antara 4-5.

  2. Seberapa efektifkah pengolahan limbah elektrolaping dengan metode ini , baik dari segi teknis, maupun biayanya?

  1. Dari segi tekniks pengolahan limbah ini cukup efektif, hanya saja diperlukan tahapan khusus pada pertumbuhan jamur Phanerochaete chrysoporium. Jika PH dibawah 4 maka jamur tidak dapat menyerap logam sedangkan jika pH diatas 5 kemampuan jamur menyerap logam akan berkurang. Temperatur optimum yang mendukung pertumbuhan jamur adalah 39oC, jika suhu lebih dari itu maka kemampuan jamur dalam menyerap logam berat akan berkurang.
    Jadi dalam pengolahan limbah elektroplating diperlukan pH dan suhu yang sesuai agar kemampuan jamur dalam menyerap logam menjadi efektif.

  2. Dari segi biaya, menurut saya ini jauh lebih murah dan hemat, kita hanya memerlukan media organik dari alam dan diproses dengan perlakuan tertentu. Tanpa menggunakan bahan kimia ataupun teknologi yang cukup mahal.

Erriek, A.S, 2009, Biosorpsi Logam Cu(Ii) Dan Cr(Vi) Pada Limbah Elektroplating Dengan Menggunakan Biomasa Phanerochaete Chrysosporium, Jurnal Teknik Kimia,Vol. 4, No. 1, Hal 250-254.

Terima kasih atas jawabannya, baik dan jelas
Mau bertanya kembali, industri apa yang paling banyak menghasilkan limbah elektroplating?
Lalu jika dibandingkan dengan 3 metode lainnya, metode mana yang paling banyak digunakan oleh industri yang ada saat ini?