Pengobatan Alternatif Pil Ular Berbahaya

Bukan rahasia umum ular dapat digunakan sebagai pengobatan alternatif. Baik yang diambil minyaknya atau yang sudah dibuat pil. Namun, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS memperingatkan, ada risiko kesehatan serius berkaitan dengan pil ular. Bukti nyatanya adalah seorang pria Kansas yang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami infeksi Salmonella parah setelah menelan pil ular.

Kasus ini sebenarnya terjadi tahun lalu. Namun CDC baru saja menerbitkan laporannya setelah melakukan tes terhadap sejumlah pil ular berbeda dari Texas.

Hasil penelitian menunjukkan, Salmonella dalam sampel pil ular beracun memiliki kesamaan secara genetik dengan kasus yang menimpa pria di Kansas.

Pil yang terbuat dari ular berbisa yang ditumbuk menjadi sangat halus dan kering biasa dijual di toko obat alternatif guna pasien kanker atau HIV. Namun, kedua kelompok pasien itu adalah yang paling mungkin mengembangkan infeksi Salmonella.

Menurut CDC, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah seperti penderita HIV atau orang yang menerika kemoterapi, berisiko tinggi membahayakan nyawa karena menelan pil ular.

“Individu lain yang berisiko terhadap pil ular adalah mereka yang melakukan transplantasi organ, sedang hamil, atau memiliki kondisi genetik,” tulis CDC dalam laporannya dilansir IFL Science, Jumat (4/5/2018).

Menurut investigasi CDC, pil ular berbisa dan daging reptil merupakan sumber infeksi Salmonella pada manusia yang menyebabkan berbagai penyakit.

CDC berkata, orang yang memilih pengobatan alternatif dengan pil ular misalnya, harus paham terhadap tingginya risiko memiliki infeksi Salmonella yang parah.

“Konsultasikan dengan penyedia layanan kesehatan profesional untuk mendiskusikan potensi risiko dan manfaat dari mengonsumsi suplemen apapun,” tegas CDC.

Sumber: