Penggunaan Bahasa Komunikasi di Indonesia

Dunia yang memiliki luas 510,1 km² dengan 196 negara, tentu saja bahasa yang digunakan akan berbeda dengan dunia seluas itu. Setiap negara menggunakan bahasanya masing-masing, sesuai dengan kebudayaannya. Seperti Indonesia dan Malaysia yang sama-sama menggunakan bahasa melayu, tetapi Indonesia lebih menyerap bahasa Belanda dan Malaysia lebih menyerah bahasa Inggris (karena pengaruh jajahan negara asing). Sebenarnya Indonesia sudah menggunakan bahasa Inggris ketika Belanda menjajah Indonesia, namun sejak Jepang menjajah Indonesia, penggunaan bahasa Inggris tidak diperbolehkan.

Komunikasi sebagai bentuk kita menyampaikan perasaan (emosi) kita terhadap orang lain baik verbal, nonverbal, lisan maupun tulisan. Lantas bagaimana antar suatu negara berkomunikasi jika menggunakan bahasa yang berbeda? Bahasa universal yang digunakan untuk komunikasi antar bangsa. Bahasa universal atau bahasa umum yang digunakan di dunia adalah bahasa Inggris. Oleh sebab itu, bahasa Inggris dipelajari di setiap jenjang sekolah, bahkan setelah lulus dari pendidikan, bahasa Inggris sangat diutamakan. Dan menjadi point plus dalam sebuah pekerjaan baik di kantor, bank, sekolah dan terutama pada pariwisata.

Meski begitu, bahasa yang digunakan di Indonesia tetaplah bahasa Indonesia. Tetapi, apakah penerapan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sudah sesuai? Menurut saya, jawabannya tidak. Karena Indonesia sendiri memiliki 1.340 suku bangsa berdasarkan sensus BPS (Badan Pusat Statistik) pada tahun 2010. Sehingga penerapan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari sangat minim diterapkan.

Misalnya dalam kegiatan belajar mengajar saja bahasa Indonesia sulit diterapkan. Hanya beberapa wilayah yang menggunakan bahasa Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar. Dan hanya sekolah bersifat internasional yang mengaplikasikan bahasa Inggris dalam kegiatan belajar mengajar. Hal ini karena kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa daerah. Bukan tidak mungkin menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. Contohnya pada pendidikan Sekolah Dasar. Ketika guru menjelaskan menggunakan bahasa Indonesia, sedikit banyak pasti ada siswa yang kurang mengerti pada beberapa kata yang diucapkan oleh guru ketika menjelaskan. Karena anak kecil cenderung masih menggunakan bahasa ibu atau bahasa daerah. Begitu pula pada bahasa Inggris.

Tidak mengerti bahasa yang dijelaskan bukan berarti tidak bisa belajar menggunakan bahasa tersebut. Cepat atau lambat setiap orang akan bisa menggunakan bahasa Indonesia di saat yang tepat. Asal ada keinginan untuk menggunakannya, baik dalam kehidupan sehari-hari atau berlatih ketika berada di acara formal. Hal ini juga dapat diterapkan dalam penggunaan bahasa universal. Jika penggunaan bahasa Inggris dibiasakan, maka tidak menutup kemungkinan bahasa Inggris dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti sekolah yang bersifat Internasional.

Namun, apakah mungkin bahasa Inggris dipelajari oleh peserta didik di Sekolah Dasar. Mengingat kurikulum 2013 menghilangkan mata pelajaran bahasa Inggris dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP, sehingga sulit untuk mengajarkan bahasa Inggris pada anak yang memiliki usia emas (golden age), di mana anak memiliki perkembangan yang sangat pesat, sehingga dalam mengingat kosakata dapat lebih banyak dari orang dewasa. Hal ini sangat disayangkan, karena tidak semua orang tua dapat mengajarkan bahasa Inggris kepada anak mereka di rumah.

Oleh sebab itu, kita sebagai orang tua atau orang terdekat anak sudah sepatutnya mengajarkan kosakata ringan dalam bahasa Inggris kepada anak. Agar anak memiliki, mengetahui dan menguasai kosakata dasar dalam bahasa Inggris, sehingga dalam pendidikan lanjutan anak tidak mengalami kesulitan. Bagaimana membiasakan anak dalam penggunaan bahasa Inggris, kembali ke orang tua untuk mengajarkan anak mereka.

Tapi penerapan komunikasi seperti apa yang baik agar ketika anak menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari anak dapat berkomunikasi dengan baik sehingga komunikan (penerima informasi) dapat menerima informasi dengan baik? Beberapa di antaranya yaitu menggunakan kalimat yang efektif, ekspresi wajah, jangan bicara terlalu lambat, menghindari bergumam, kontak mata dan lain sebagainya.

Komunikasi yang baik untuk diterapkan tentunya menggunakan kalimat yang efektif. Kalimat yang disampaikan lugas, tidak bertele-tele, sehingga komunikan (penerima informasi) tidak kebingungan. Sebagai komunikan juga harus teliti dalam menerima informasi, tidak asal dalam menerima informasi. Harus menggunakan bukti yang meyakinkan, sehingga sebagai komunikan yang ingin menyebarluaskan informasi tidak menyebarkan hoaks (berita bohong).

Ketika berbicara, ekspresi wajah pun harus sesuai dengan informasi yang kita sampaikan. Tidak mungkin kita bicara mengenai berita sedih dengan wajah gembira, begitupula sebaliknya, ketika kita menyampaikan berita bahagia dengan wajah sedih. Selain itu bicara terlalu lambat membuat orang tidak memperhatikan informasi yang kita sampaikan secara utuh, itu juga berlaku jika kita terlalu banyak bergumam. Komunikan akan kehilangan fokus jika kita terlalu lama dan terlalu banyak bergumam ketika menyampaikan informasi.

Ketika menyampaikan pesan juga harus menatap langsung komunikan, dan juga sebaliknya. Sehingga proses komunikasi berjalan dengan baik dan tidak menyinggung perasaan satu sama lain. Tapi ini hanya berlaku untuk komunikasi lisan, tidak berlaku untuk komunikasi tertulis, karena tidak melihat langsung komunikan (penerima informasi). Hal ini berlaku untuk bahasa apapun termasuk bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.

Jadi, apakah mungkin bahasa Inggris digunakan dalam komunikasi di Indonesia? Jika Iya, apakah kita sudah berpartisipasi dalam pembiasaan penggunaan bahasa Inggris dalam kehidupan sehari-hari? Atau penggunaan bahasa Inggris akan menghilangkan kebudayaan Indonesia?