Kenaikan penggunaan antibiotik dikhawatirkan dapat menimbulkan resistensi. Menurut perkiraan pakar ekonomi Jim O’Neill dalam laporan berjudul The Review on Antimicrobial Resistance yang dipublikasikan pada 2014, sebanyak 10 juta kematian akibat resistensi antibiotik bisa terjadi pada 2050 jika konsumsi antibiotik tidak berubah. Namun, para peneliti yang bekerja dalam studi baru ini menilai bahwa kenaikan penggunaan antibiotik yang mereka temukan tidak sepenuhnya buruk. Sebab, kenaikan yang paling dramatis terjadi di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah, yakni 114 persen, sedangkan penggunaan antibiotik di negara-negara berpenghasilan tinggi menurun.
Negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah memiliki tingkat penggunaan antibiotik yang rendah karena kurangnya akses terhadap antibiotik. Eili Klein, peneliti dari Center for Disease Dynamics, Economics & Policy (CDDEP) yang menulis studi ini, mengatakan, (penggunaan antibiotik) adalah usaha keseimbangan yang sangat sulit. Kenaikan ini menunjukkan bahwa ada lebih banyak orang yang mampu mengakses obat-obatan untuk menyelamatkan nyawa.