Pengawasan Orang tua yang mulai longgar, Masalahkah?

kita sebagai mahasisiwa yang sebagian besar merupakan warga pendatang dan jauh dari orang tua kelak kita akan merasakan apa yang di rasakan oleh orang tua kita sekarang, dan menurut kalian nanti jika anak anda berkuliah jauh dari pengawasan kalian, apa yang sebaiknya anda lakukan?

4 Likes

Jauh dari pengawasan orang tua kemungkinan dapat mengakibatkan anak salah bergaul, free sex, dan hal-hal buruk lainnya meskipun tidak semua anak begitu. Maka menurut pendapat saya yaitu dengan mendidik anak sedari kecil mengenai kemungkinan bahaya masalah pergaulan, tindakan yang harus dilakukan jika menemukan teman yang “nakal”,dll. Dengan penanaman pendidikan sosial, nilai-nilai sosial budaya seperti itu sejak kecil akan memberikan mindset anak bahwa orang-orang yang dianggapnya nakal akan dijauhinya. Dengan hal tersebut kita tidak perlu khawatir lagi jika anak kelak kuliah di luar kota atau jauh dari pengawasan orang tua karena kita telah mendidiknya mengenai kehidupan sosial, bahaya akibat salah bergaul, dll.

4 Likes

Menurut saya,akan lebih baik untuk mendidik sang anak dari dia kecil apa itu disiplin, hal-hal yang baik maupun buruk, sehingga kelak disaat dia dewasa dan siap untuk merantau dia sudah tahu batasan-batasan kebebasan. Selain itu, dia juga harus tahu arti tanggung jawab yang akan dia pikul disaat perkuliahan nanti, karena semua keputusan akan berada di tangan si anak.

1 Like

Menurut saya selain pendidikan sejak dini lingkungan pergaulan anak juga harus diperhatikan. Karena baik buruk nya lingkungan pergaulan akan memberi pengaruh juga dalam pembetukan karakter anak.

1 Like

Saya pribadi kelak akan memberikan kepercayaan penuh terhadap anak saya. Karena, jika seorang anak telah diberikan kepercayaan oleh orang tuanya, ia pun akan merasa harus mempertanggungjawabkan apa yang orang tuanya titipkan tersebut dan tidak menyia-nyiakan kepercayaan yang diberikan. Tentunya, agar si anak dapat memiliki pola pikir yang seperti itu, sejak kecil harus sudah dibiasakan untuk bertanggung jawab atas segala keputusan yang ia perbuat. Kelak, saat si anak pergi menuntut ilmu di tempat yang jauh dari pengawasan orang tua, anak tersebut sudah terbiasa dan tidak melakukan hal-hal yang mengecewakan.

1 Like

Hal yang paling ditakuti oleh orang tua ketika anaknya jauh dari pengawasan adalah kesalahan pergaulan yang menyebabkan timbulnya kenakalan remaja. Menurut wikipedia.com.


Kenakalan remaja itu terjadi karena beberapa faktor, bisa disebabkan dari remaja itu sendiri (internal) maupun faktor dari luar (eksternal).

Faktor Internal

  • Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua.

  • Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku ‘nakal’. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya.

Faktor Eksternal

  • Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja.

  • Teman sebaya yang kurang baik

  • Komunitas/lingkungan tempat tinggal yang kurang baik.


Setelah melihat dari beberapa faktor tersebut hal yang dapat dilakukan kita sebagai orang tua adalah dengan tetap melakukan komunikasi dengan intensif. Yang saya maksud dengan komunikasi intensif disini adalah bukan pola komunikasi yang dilakukan setiap menit atau setiap jam melainkan pola komusikasi yang lebih menekankan pada mutu topik pembicaraan itu sendiri. Karena dengan melakukan komunikasi terlalu sering akan menimbulkan sikap yang “Over Protektif” atau cenderyng mengekang anak. Dengan adanya penerapan komunikasi intensif yang sudah saya jelaskan diatas, akan menimbulkan hubungan yang baik antara orang tua dan anak.
Selain itu, kita harus dapat menjadi orang tua yang logis, yang saya maksud logis disini adalah bagaimana kita membuat peraturan - peraturan yang dapat di terima oleh anak. Setiap aturan yang dibuat harus jelas karena disertai alasan – alasan yang kuat sehingga anak dibuat mengerti setiap peraturan yang dibuat. Sehingga anak mengerti setiap konsekuensi yang akan diterima ketika ia melanggar aturan dalam keluarganya. Tanpa adanya kekerasan misalnya bentakan, pukulan terhadap anak, anak akan menyadari kesalahannya. Dan kosekuensi yang ada dijalankan secara baik. Sehingga kedisplinan dalam akan tercipta dengan sendirinya karena kesadaran diri sendiri.

1 Like

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengawasan anak ketika jauh dari orang tua menurut saya,

  1. memberikan pendidikan moral, mental dan karakter yang positif sejak dini. 2. memberikan praktik interaksi pergaulan yang bertanggung jawab sebelum anak jauh darimpengawasan orang tua. contohnya : bergaul dengan teman di sekolah, teman di lingkungan rumah, teman berorganisasi, teman sesama hobi tentunya dengan aturan yang sudah ditanamkan. sehingga ketika anak berada jauh dari orang tua sudah siap untuk beradaptasi memilah meilih dan bergaul. 3. membiasakan bersahabat dengan anak, saling percaya, dan menjadi tempat paling nyaman untuk kembali. ketika terjadi suatu problem atau hal yang baru. anak akan menghubungi orang tua untuk berbagi dan bercerita. pada moment ini orang tua dapat mengupdate pergaulan dan kondisi anak, kemudian membantu memberikan solusi sekaligus menerapkan pendidikan dan pengawasan terhadap anak.
1 Like

Penanaman nilai moral dan agama sangat perlu saat usia anak masih dini. Di saat usia dini, mereka akan terlatih untuk mandiri dan memiliki hati yang taat, serta selalu mengandalkan Tuhan dalam hidupnya. Ketika anak yang sudah matang secara jiwa, ia akan mengerti mana kewajiban, larangan, dan prioritasnya. Sehingga di saat ia sudah dewasa, kita perlu memberikan kepercayaan padanya bahwa ia bisa menjaga diri dengan baik.
Lebih baik menanamkan nilai moral dan agama sejak kecil, agar ke depannya ia mampu menjadi pribadi yang selalu bersikap baik.