Pemimpin dengan kriteria seperti apa yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju dan bermartabat?

Pemimpin dengan kriteria seperti apa yang bisa membawa Indonesia menjadi lebih maju dan bermartabat?

Dengan kondisi Indonesia yang seperti sekarang, saya rasa kita membutuhkan pemimpin yang berani mengambil resiko.

Kriteria yang dibutuhkan sebagai pemimpin antara lain :

  • Pemimpin yang tegas dan berani dalam mengambil keputusan
  • Mempunyai prinsip dan pendirian yang kuat
  • Mempunyai visi dan misi yang jelas, sehingga arah kebijakan Indonesia ke depanpun menjadi jelas.

Memang pemimpin seperti itu terlihat otoriter, dimana di era demokrasi saat ini otoriter menjadi “musuh” utama masyarakat.

Dengan adanya demokrasi, hak menyuarakan pendapat menjadi bebas. Tetapi apakah itu yang dibutuhkan oleh Indonesia saat ini ?

Mengutip pernyataannya Lee Kwan Yew terkait demokrasi,

Bentuk demokrasi ala Barat tak selalu cocok diterapkan di negara mana pun. Bagi negara muda dan kecil seperti Singapura, yang dibutuhkan pertama kali adalah stabilitas dan pertumbuhan ekonomi sebelum rakyat negeri itu bisa menikmati kemewahan demokrasi dan kebebasan individu seperti diterapkan di Barat.

Salah satu aturan yang dibuat oleh Lee Kwan Yew yang paling terkenal adalah melarang warganya makan permen karet hanya karena ingin singapura menjadi negara yang bersih.

Sehingga dengan kriteria pemimpin seperti itu, Indonesia akan menjadi negara yang stabilitasnya bagus dan pertumbuhan ekonominya yang tinggi.

Saat ini, tidak ada yang meragukan kesuksesan Lee Kwan Yew dalam memimpin Singapura, terutama dari sisi ekonomi. Dari negara yang miskin, tidak punya sumber daya yang kaya, menjadi negara dengan ekonomi terbaik di Asia Tenggara.

Padahal kalau dilihat dari sisi demokrasi, Lee Kwan Yew pastinya akan sangat dibenci, karena ke-otoriterannya.

Mengutip harian The Wall Street Journal, Phil Robertson dari lembaga swadaya masyarakat Human Rights Watch,

“Akan tetapi, hal itu dilakukan dengan ongkos yang signifikan di sisi penegakan hak asasi manusia. Keberadaan kebijakan pembatasan ekspresi berpendapat, sensor diri, dan demokrasi multipartai yang dikerdilkan tak dapat dielakkan menjadi bagian dari warisannya kepada rakyat Singapura saat ini untuk dihadapi,” papar Robertson.

1 Like