Pemikiran Takut Menerima, Kenapa Bisa Muncul?

menerima (sumber deviantart)

Ada pepatah mengatakan

Memberi lebih baik daripada menerima

Well, itu tidak sepenuhnya salah sih, tapi sadarkah kita kalau menerima itu itu juga baik? Saya pernah baca disalah satu buku Ajahn Brahm; dia berpendapat jikalau menerima itu berarti memberikan orang kesempatan untuk memberi, Jadi seperti double strike untuk berbuat baik. Kita memberi, orang juga memberi. Tapi ini merupakan pandangan yang hanya dimiliki sedikit orang. Karena orang menyepelekan ini dengan menganggap menerima itu tidak perlu. Itu salah. Pernahkah kamu sadar betapa sedihnya seorang ketika pemberiannya ditolak? Jadi, cobalah menerima karena terkadang menerima bisa lebih dari memberi.

Segitu saja, saya tidak mau membahas banyak-banyak. Bagaimana pendapatmu tentang menerima? Sekian, terima kasih.

1 Like

Halo, Kak Johannes!
Artikel yang sangat menarik, saya sepakat bahwa terkadang kita juga harus bisa menerima sebagai bentuk rasa bersyukur. Memang, memberi itu lebih baik daripada menerima, tapi bukan berarti kita tidak boleh menerima. Harus ada keseimbangan dalam hal memberi dan menerima.

" “Appreciation is an excellent thing. It makes what is excellent in others belong to us, as well.” - Voltaire

Ada beberapa hal yang harus disadari saat menerima sesuatu.

  1. Merasa bersyukur dan berterima kasih pada si pemberi.
  2. Hargai si pemberi dengan tidak menolak, sekecil pujian misalnya. Orang yang memuji bukan tidak mungkin akan merasa kesal jika saat memuji lalu pujiannya ditentang habis-habisan, kan?
    Nah soal kenapa ketakutan untuk menerima itu ada, saya rasa hal tersebut karena stereotip bahwa orang yang sering menerima kerap dihubungkan dengan ‘peminta-minta’. Padahal tidak seperti itu adanya, dalam hidup kita tidak bisa hanya terus memberi ataupun harus terus menerima, take and give dalam hidup harus seimbang. Kalo semua orang berfikir memberi itu jauh lebih baik dan menerima sama sekali tidak baik, tidak ada lagi kata memberi, sejatinya memberi itu ada sebab ada yang diberi (dalam hal ini orang yang menerima).
    Saya rasa itu saja menurut saya, tolong dikoreksi kalau ada kesalahan ya kak. Have a great day!
3 Likes

Makasih kak!
Senang mendengar ada juga yang suka menerima. Secara tidak langsung, memang sering anggapan yang dikerap dihubungkan tukang minta-minta. Jujur saya sepertinya merasa begitu juga dihadapan salah seorang teman saya, entah karena saya terlalu banyak menerima. Tapi itu tidak menjadi masalah, saya hanya harus terus do the best i can do. Dan terakhir, entah bagaimana. Quotes apresiasi adalah hal yang luar biasa, itu adalah anggapan yang begitu indah menurutku. Secara keseluruhan pendapat kakak tidak perlu dikoreksi, haha!

Omong-omong, untuk memperluas pembahasan ini. Gimana pendapat kakak tentang saran sebagaimana menanggapi pemikiran takut meneirma dari orang lain ini?

Sekian terima kasih.

1 Like

Berpikir tentang sesuatu yang jauh lebih buruk daripada sebenarnya benar-benar memperkuat kecemasan. Pikiran ini akan membuat seseorang menyimpulkan hal terburuk atau bencana yang mungkin terjadi.

Pemikiran katastropik umumnya terjadi dalam dua bentuk. Pertama memandang situasi saat ini sebagai sesuatu yang negatif. Yang kedua terjadi ketika melihat ke masa depan dan menganggap semua hal yang akan terjadi salah.

Sangat menarik.
Menurut saya mengenai seseorang yang takut untuk menerima adalah orang tersebut merasa akan memiliki hutang budi yang harus dibayar ketika menerima sesuatu dari orang lain. Saya senang jika ada seseorang yang memberikan saya sesuatu, baik itu berupa barang ataupun jasa. tapi disatu sisi saya merasa memiliki hutang budi yang harus diberikan kepada orang yang memberi sesuatu kepada saya, padahal orang tersebut tidak mengharapkan balas budi dari kita. Jadi menurut saya pemikiran ini bisa muncul karena hal tersebut, tidak ingin memiliki hutang budi.