Pembentukan ahlak mulia

Pengertian Akhlak

Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan, sopan santun dalam bahasa Indonesia, dan tidak berbeda pula
dengan arti kata moral, ethic dalam bahasa inggris.

Manusia akan menjadi sempurna jika mempunyai akhlak terpuji serta menjauhkan segala akhlak tercela

Secara kebahasaan akhlak bisa baik dan juga bisa buruk, tergantung tata nilai yang dijadikan landasan atau tolok ukurnya. Di Indonesia, kata akhlak selalu berkonotasi positif. Orang yang baik sering disebut orang yang berakhlak, sementara orang yang tidak berlaku baik disebut orang yang tidak berakhlak.

Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di muka bumi.

Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam, dengan al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya serta ijtihad sebagai metode berfikir Islami. Pola sikap dan tindakan Adapun secara istilah, akhlak adalah sistem nilai yang mengatur pola sikap dan tindakan manusia di muka bumi.

Sistem nilai yang dimaksud adalah ajaran Islam, dengan al-Qur’an dan Sunnah Rasul sebagai sumber nilainya serta ijtihad sebagai metode berfikir Islami.

Sumber Akhlak

Yang dimaksud dengan sumber akhlak adalah yang menjadi ukuran baik-buruk atau mulia dan tercela. Sebagaimana keseluruhan ajaran Islam. Sumber akhlak adalah al-Qur’an dan al-Hadits, bukan akal pikiran atau pandangan masyarakat, sebagaimana pada konsep etika dan moral,Dalam konsep akhlak, segala sesuatu dinilai baik-buruk, terpuji-tercela, semata-mata karena syara‟ (al-Qur’an dan Sunnah) menilainya demikian. Bagaimana dengan peran hati nurani, akal dan pandangan masyarakat dalam menentukan baik dan buruk karena manusia diciptakan oleh Allah SWT memiliki fitrah bertauhid, mengakui ke-Esaan-Nya.

Sebagaimana dalam firman Allah :

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ ٱللَّهِ ٱلَّتِى فَطَرَ ٱلنَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas) fitrah Allah yang Telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (Q.S. Ar-Rum : 30)

Ruang Lingkup Akhlak

Akhlak dalam agama tidak dapat disamakan dengan etika. Etika dibatasi oleh sopan santun pada lingkungan sosial tertentu dan hal ini belum tentu terjadi pada lingkungan
masyarakat yang lain. Etika juga hanya menyangkut perilaku hubungan lahiriah. Misalnya, etika berbicara antara orang pesisir, orang pegunungan dan orang keraton akan berbeda,dan sebagainya.

Akhlak mempunyai makna yang lebih luas, karena akhlak tidak hanya bersangkutan dengan lahiriah akan tetapijuga berkaitan dengan sikap batin maupun pikiran. Akhlak
menyangkut berbagai aspek diantaranya adalah hubungan manusia terhadap Allah dan hubungan manusia dengan sesama makhluk (manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, benda-benda bernyawa dan tidak bernyawa).Berikut upaya pemaparan sekilas tentang ruang lingkup akhlak adalah:

  • Akhlak terhadap Allah
    Titik tolak akhlak terhadap Allah adalah pengakuandan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah.Adapun perilaku yang dikerjakan adalah:

    1. Bersyukur kepada Allah
      Manusia diperintahkan untuk memuji dan bersyukur kepada Allah karena orang yang bersyukurakan mendapat tambahan nikmat sedangkan orangyang ingkar akan mendapat siksa.

    2. Meyakini kesempurnaan Allah
      Meyakini bahwa Allah mempunyai sifat kesempurnaan. Setiap yang dilakukan adalah suatu yang baik dan terpuji.

  1. Taat terhadap perintah-Nya
    Tugas manusia ditugaskan di dunia ini adalah untuk beribadah karena itu taat terhadap aturanNya merupakan bagian dari perbuatan baik.
  • Akhlak terhadap sesama manusia
    Banyak sekali rincian tentang perlakuan terhadap sesama manusia. Petunjuk mengenai hal itu tidak hanya berbentuk larangan melakukan hal-hal yang negatif
    seperti membunuh, menyakiti badan, atau mengambil harta tanpa alasan yang benar, melainkan juga menyakiti hati dengan jalan menceritakan aib sesama.

    Di sisi lain, manusia juga didudukkan secara wajar. Karena nabi dinyatakan sebagai manusia seperti manusia lain, namun dinyatakan pula beliau adalah Rasul yang memperoleh wahyu Illahi. Atas dasar itu beliau memperoleh penghormatan melebihi manusia lainnya.

  • Akhlak terhadap lingkungan
    Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan maupun benda-benda tak bernyawa.
    Dasar yang digunakan sebagai pedoman akhlak terhadap lingkungan adalah tugas kekhalifahannya di bumi yang mengandung arti pengayoman, pemeliharaan serta pembimbingan agar setiap makhluk mencapai tujuan pencitaannya.

Langkah – Langkah Menjadi Manusia Yang Berakhlak Mulia :

  1. Memiliki akal yang sempurna
  2. Taat dalam menjalankan ajaran Allah SWT
  3. Memiliki Ilmu
  4. Memiliki sifat himi ( santun )
  5. Memiliki sifat pemurah
  6. Memiliki manfaat
  7. Suka berbuat baik
  8. Bersikap sabar
  9. Banyak bersyukur kepada Allah SWT
  10. Lemah lembut dalam tindak tanduknya

Cara Membentuk Akhlak Mulia

  • Melalui latihan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh tanpa kenal lelah dan putus asa.

  • Perlu dipupuk dan dibendung dengan rapi agar dapat tumbuh subur dalam jiwa setiap orang.

  • Bermula dengan memberi tumpuan secara berfokus kepada adab-adab seharian seperti adab bangun pagi, mandi, makan, memberi salam, bercakap dan tidur.

  • Melalui mujahadah dan riyadah sehingga menjadi satu tabiat atau kebiasaan.

  • Menjadikan sesuatu perbuatan yang baik sebagai tanggungjawab sehingga kekal menjadi amalan kebiasaan kepada seseorang.

  • Hubungan yang akrab antara zahir dan batin yang dibentuk melalui keseimbangan hubungan zahir dan batin.

  • Mengambil rasulullah saw sebagai contoh, Rasulullah adalah contoh teladan dan ikutan yang paling tepat bagi semua peringkat kehidupan. Bersesuaian dengan itu, Allah swt telah berfirman bahawa Nabi Muhammad saw diutuskan kepada manusia untuk menyempurnakan akhlak di kalangan mereka.

Manfaat :

  1. Dapat menikmati ketenangan hidup.
  2. Tidak mudah terguncang oleh perubahan situasi.
  3. Tidak mudah tertipu oleh fatamorgana kehidupan
  4. Dapat menikmati hidup dalam segala keadaan dll

Berikut dalil tentang ahlak

تَقْوى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ

“Bertaqwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Juga beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ مِنْ أَحِبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبِكُمْ مِنِّي مَجْلِسًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَحْسَنُكُمْ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnyaa di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya.” (HR. Tirmidzi)

Juga Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik.” (HR. Ahmad, Bukhari)

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (QS. Al-Ahzab 33:21)

Selain itu Rasulullah juga menyatakan bahwa kehadiran beliau sebagai Nabi dan Rasul di muka bumi untuk menyempurnakan Akhlak,

Rasulullah bersabda;

إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ صَالِحَ اْلأَخْلاَقِ

“Sesungguhnya saya ini diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia. ( HR.Muslim).