Pembangunan infrastruktur di Taman Nasional Komodo, stop atau lanjutkan?

Proyek wisata yang dijuluki “Jurassic Park” di media sosial ini diminta UNESCO untuk berhenti karena diduga dapat memiliki dampak negatif terhadap lingkungan.

Namun pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengklaim pemberian izin wisata Taman Nasional Komodo kepada sejumlah perusahaan swasta “dibolehkan” dan berkomitmen untuk tetap melibatkan masyarakat setempat.

Pihak kementerian juga mengklaim pembangunan infrastruktur ‘Jurassic Park Komodo’ seluas 1,3 hektar di kawasan Loh Buaya, Pulau Rinca - yang dikritik pegiat lingkungan dan konservasi sebagai “kebun binatang” - justru untuk melindungi komodo.

Melihat pernyataan diatas, Youdics setuju atau tidak dengan pembangunan ini?

3 Likes

Dari awal proyek ini diadakan, proyek pembangunan “Jurassic Park” ini sudah menuai banyak kontroversi dari berbagai kalangan karena dikhawatirkan akan mengganggu habitat Komodo sebagai satwa langka yang dilindungi. Jika dilihat dari segi lingkungan maupun ekonomi, saya kurang setuju dengan rencana pembangunan ini karena penggunaan alat berat selama pembangunan bisa merusak sebagian wilayah hutan selama prosesnya, suara bising pembangunan dan polusi yang ditimbulkan juga dikhawatirkan akan membuat komodo terganggu. Tidak hanya itu, ambisi pemerintah untuk menciptakan wisata premium bagi kalangan atas saja akan menimbulkan ketimpangan diantara masyarakat asli dan wisatawan asing. Tersohornya Labuan Bajo dan Komodo bukan karena sarana pariwisata, tetapi karena alam yang masih asli dan karena kehadiran komodo itu sendiri. Jika kehadiran komodo mulai terancam dan keaslian pulau tersebut mulai hilang, maka apa yang menjadi daya tarik bagi wisatawan? Hal ini justru dikhawatirkan akan menurunkan jumlah wisatawan yang datang dan pendapatan asli daerah tersebut juga berkurang.

Menurut saya, pembangunan ini harus di berhentikan. Banyak alasan yang mendukung pemberhentian pembangunan ini yaitu:

  1. Dapat menganggu kehidupan ekosistem dan makluk hidup disekitarnya
  2. Dapat merusak hutan yang diakibatkan penggundulan lahan
  3. Spesies Komodo terancam punah
  4. Merusak keindahan alam
  5. Mengurangnya daya tarik para wisatawan
    Dari beberapa alasan di atas, dapat di simpulkan bahwa pemerintah seharusnya menyadari apa yang terjadi. Karena semua itu dapat menghancurkan ekosistem didalam nya.

Sumber daya merupakan berkah sekaligus kutukan bagi lingkungan. Dengan adanya keberadaan kawasan-kawasan konservasi dapat mendatangkan devisa bagi negara melalui pariwisata, namun di sisi lain investasi pariwisata yang semakin tak terkandali ini justru memicu krisis ekologi dan sosial.

Dari sisi ekologi, investasi pariwisata yang masif pada kawasan konservasi memicu kerusakan habitat alami satwa dan vegetasi setempat. Lebih parahnya lagi, atraksi wisata eksklusif seperti kegiatan safari berburu menyebabkan penurunan jumlah satwa liar.

Pembangunan infrastrkutur “Jurassic Park” ini dapat mengancam komodo serta ekosistem di kawasan Taman Nasional Komodo. Menurut WTO (World Tourism Organization), pariwisata berkelanjutan merupakan konsep pembangunan atau pengembangan pariwisata yang memperhitungkan sepenuhnya dampak bagi ekonomi, sosial, dan lingkungan saat ini maupun masa depan.

Maka dari itu, pengembangan infrastruktur ini harus memperhatikan 4 faktor seperti

  1. Pengelolaan destinasi pariwisata berkelanjutan
  2. Pemanfaatan ekonomi untuk masyarakat lokal
  3. Pelestarian budaya bagi masyarakat dan pengunjunng
  4. Pelestarian lingkungan

Dengan adanya 4 faktor tersebut, diharapkan pemerintah dapat lebih memperhatikan dampak dari pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan dampak buruk bagi komodo dan lingkungan sekitar.

Secara konteks menuju kepada pembahasan studi kasus pengembangan wisata alam serta dampaknya.

Menurut pandangan dan hemat saya pengembangan wisata tidak bisa semena - mena dilakukan. Hal ini, diharapkan pengembangan wisata alam harus memikirkan kesejahteraan dan dampak nya, baik terhadap ekonomi, sosial maupun lingkungan yang ada. Pembahasan kasus ini dapat kita temukan pada AMDAL atau Analisis Dampak Lingkungan.

Jika dikaji pembangunan ifrastruktur pada taman komodo, secara tidak langsung menambah income negara apabila proyek ini sudah rampung. Namun menurut saya, hal ini belum tepat dan tidak perlu sama sekali dilanjutkan

Taman komodo adalah suatu kekayaan indonesia dengan didalamnya ada hewan endemik, yaitu komodo itu endiri. Pada dasarnya komodo adalah hewan yang sudah hidup beratus juta tahun didunia, maka termasuk la salah satu hewan zaman purba. Maka perlu di lestarikan disalah satu pulau indonesia, yaitu pulau komodo.

Namun, proyek "Jurassic Park " yang dilakukan di puau tersebut membuat hidup komodo akan terancam. Kenapa? Hal ini dikarenakan hewan komodo sangat sensitif dengan manusia. Interaksi manusia dengan komodo perlu dijaga jarak. Apabila di teruskan proyek ini semakin lama, lingkungan komodo tersebut tidak asri, dan komodo tersebut akan merasa takut dan terancam, bahkan hal terburuk hewan endemik tersebut punah. Bahkan UNESCO dan badan pemerhati lingkungan yang lain sudah memperingatkan proyek ini berhenti dilakukan. Dan, pemerintah seperti menghiraukan saja peringatan ini dan tetap melanjutkan proyek.

Kasarnya, proyek ini bisnis yang tetap mengharap keuntungan sebesar besarnya, tetapi tidak memperhatikan dampak besarnya.

Maka kesimpulan diskusi ini, saya sangat tidak setuju apabila proyek tersebut dilanjutkan. Dengan memperhatikan dampak nya sebagai berikut :

  1. Merusak ekosistem
  2. Mengancam hidup komodo
  3. Membuat polusi lingkungan, baik darat maupun udara
1 Like

Pada masa pandemi ini, tindakan penanganan dan pencegahan penularan Virus Corona adalah hal yang urgen dilakukan, namun pembangunan infrastruktur pun tidak kalah penting untuk dikerjakan. Meski penting, pembangunan infrastruktur saat pandemi ini haruslah tepat sasaran, seperti contohnya membuat jalan untuk pengiriman obat dan makanan ke berbagai wilayah terpencil di Indonesia. Menurut pendapat saya pembangunan infrastruktur di Taman nasional Komodo ini tidak tepat sasaran dan harus dihentikan. Anggaran yang akan dikeluarkan untuk pembangunan infrastruktur ini pastinya sangat besar. Meskipun pembangunan infrastruktur ini dapat melindungi komodo. Tetapi pemerintah setempat juga harus melihat situasi dan kondisi yang terjadi saat ini. Saya yakin masih ada cara lain yang dapat dilakukan untuk melestarikan komodo selain dengan cara pembangunan infrastuktur ini.

Pembangunan infrastruktur ‘Jurassic Park Komodo’ ini mendapat sejumlah penolakan dari beberapa pihak salah satunya adalah UNESCO. Penolakan itu pun pasti memiliki alasan yang rasional. Dimana proses dan konsep pariwisata di habitat Komodo yang tengah dijalankan pemerintah tidak ramah lingkungan.

Saya pun setuju dengan hal itu dimana pembangunan ‘Jurassic Park Komodo’ ini memang sebaiknya diberhentikan yang didasarkan pada :

  1. Proses pembangunannya yang tidak ramah lingkungan.
    Hal itu dapat dilihat dari penggunaan truk besar yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo. Dapat dikatakan itu merupakan truk pertama yang masuk ke dalam kawasan konservasi komodo sejak komodo menjadi perhatian dunia tahun 1912. Karena selama ini konsep yang digunakan pengelola wisata berbasis komunitas, menjelajah dengan berjalan kaki. Hal ini untuk mengurangi gangguan kepada hewan liar.
  2. Menimbulkan polusi dan juga stres hewan lain
    Dengan menggunakan alat-alat berat dan juga truk itu akan menimbulkan suara berisik yang nantinya membuat hewan-hewan lain menjadi stress.
  3. Pembangunan yang tidak berkeadilan dan mengabaikan hak masyarakat di dalamnya dan dapat memicu kerusakan habitat alami komodo
  4. Belajar dari pengalaman kawasan pariwisata yang berbasis investor dimana akan ada banyak konflik kepentingan yang muncul
    Pembangunan pariwisata bukan hanya berdampak secara fisik pada hilangnya atau rusaknya lahan, tetapi juga hilangnya mata pencaharian masyarakat sekitar akibat lahan tergusur serta punahnya seni dan budaya setempat.

Pembangunan ‘Jurassic Park Komodo’ ini memang memiliki tujuan yang baik yaitu sebagai perlindungan terhadap sistem penyangga kehidupan dan perlindungan terhadap hewan dan tumbuhan serta dalam pelestarian sumber daya alam. Selain itu, juga penting untuk ilmu pengetahuan, pendidikan, budaya, dan rekreasi. Namun, proses pembangunannya ini malah lebih banyak menimbulkan dampak negatif kepada lingkungan maupun binatangnya itu sendiri.

Sebelum dibangunnya ‘Jurassic Park Komodo’ ini pun pulau Komodo sudah menjadi kawasan konservasi yang baik. Dimana pulau tersebut dapat menjadi tempat untuk pariwisata dan juga edukasi. Kawasan Konservasi Komodo ini haruslah dijaga keasliannya. Identitas yang melekat sebagai tempat wisata berbaur dengan kearifan masyarakat lokal harus tetap dipertahankan. Apabila dibangun ‘Jurassic Park Komodo’ tersebut semakin lama eksistensi dari kearifan yang melekat tersebut perlahan-lahan akan hilang. Karena pastinya seiring berjalannya waktu akan terus menerus diperbaharui.

Seperti yang kita tahu bahwa objek wisata di TNK bukan saja menyaksikan satwa Komodo, namun juga wisata bahari dan alam. Pembangunan jalan dan pelabuhan bisa saja merusak pemandangan (view) wisata bahari dan alam.Oleh sebab itu, pembangunan di TNK harus mengacu pada konsep pariwisata berkelanjutan, wisata edukasi, dan pariwisata yang berbasis komunitas. Pembangunan infrastuktur, baik jalan maupun pelabuhan juga sebaiknya tidak merusak lingkungan yang ada.

1 Like

Saya tidak setuju dengan pengembangan proyek Jurassic Park di Taman Nasional Komodo. Berdasarkan jurnal yang saya baca yang berjudul “Identifikasi Pelanggaran AMDAL Mega Proyek Wisata Pulau Komodo Nusa Tenggara Timur”, sejak awal tujuan proyek ini sudah melanggar undang - undang diantaranya Undang - Undang No. 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya. Dalam proyek ini, rencananya Kementrian PUPR akan membuat kantor pengawasan, selfi spot, penginapan peneliti, klinik, gudang, pembangunan pemandu wisata, area treking dll. Artinya akan ada pembangunan infrstruktur di Kawasan Taman Nasional yang akan mengganggu ekosistem tempat hidup komodo. Dimana Dalam UU Nomor 5 Tahun 1990 Tentang Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistemnya, secara jelas mengatur upaya perlindungan satu wilayah yang ditetapkan sebagai kawasan konservasi. Aturan ini memuat secara lebih rinci upaya melindungi flora dan fauna yang ada di wilayah konvervasi seperti, Taman Nasional Komodo. Sebagai wilayah konservasi, secara detail ada tuntutan bagi pemerintah dan masyarakat untuk menjaga hewan dan tumbuhan serta ekosistem pendukung yang ada dalam kawasan konservasi. Adanya pembangunan resort mewah di Pulau Rinca, secara jelas mengancam Taman Nasional Komodo sebagai kawasan yang dilindungi beserta hewan Komodo.
Dilihat dari keterlibatan masyarakt setempat tidak bisa dijamin. Pemerintah memang menjanjikan adanya kesejahteraan masyarakan di sekitar Taman Nasioal Komodo apabila proyek ini selesai. Akan tetapi yang terjadi adalah adanya penolakan dari warga terkait proyek ini. Dari sumber berita online kompas, ketua Forum Masyarakat Peduli dan Penyelamat Pariwisata Manggarai Barat mengungkapkan bahwa sebanyak 1000 anggota masyarakat TNK melakukan unjuk rasa terkait proyek ini.
selain itu, melihat banyaknya investor swasta dalam pembuatan proyek ini maka ke depannya bisa saja keuntungan lebih banyak didapatkan oleh investor dibandingkan masyarakat.

Menurutku, sebenarnya banyak beredar kesalahpahaman yang mengakibatkan penolakan mentah-mentah terhadap proyek pembangunan infrastruktur di Taman Nasional Komodo (TNK) ini. Kesalahpahaman yang pertama yang sering aku temukan adalah banyak yang mengira bahwa proyek ini dilakukan di Pulau Komodo yang menjadi habitat utama para komodo. Padahal kenyataannya, proyek ini dilakukan di Pulau Rinca yang terletak di sebelah timur Pulau Komodo. Berikut peta Taman Nasional Komodo beserta sebaran populasi komodo pada tahun 2020:

Capture

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi NTT Marius Ardu Jelamu menegaskan bahwa pembangunan ekowisata itu berlokasi di Pulau Rinca yang selama ini difungsikan sebagai kawasan pariwisata umum. Sementara itu, tak ada pembangunan di Pulau Komodo yang menyandang status kawasan konservasi (Mashabi, 2020).

Kesalahpahaman yang kedua adalah pembangunan proyek ini memakan mayoritas habitat komodo. Padahal kenyataannya, Marius Ardu Jelamu menjelaskan pembangunan di Pulau Rinca hanya dilakukan di wilayah seluas lima hektar dari total luas pulau yang mencapai 20 ribu hektar. Pembangunan itu meliputi perbaikan pelabuhan yang sudah rusak serta sejumlah sarana prasarana wisata seperti gedung ranger , pusat informasi, restoran, home stay dan resort (Kupang, 2020). Proses pelaksanaan proyek tersebut tentunya juga diawasi secara ketat setiap saat dari berbagai pihak guna memastikan keamanan para komodo.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Evy Arida menilai anggapan pembangunan akan memberi dampak negatif terhadap kehidupan komodo adalah hal yang berlebih karena populasi komodo selalu dipantau dan selalu stabil dalam beberapa tahun terakhir. Terkait pembangunan yang terjadi saat ini, dia hanya mengingatkan agar pihak terkait untuk berhati-hati dan selalu mematuhi berbagai peraturan terkait dengan konservasi. Lebih dari itu, Evy berpendapat ekowisata merupakan hal yang menarik dan penting karena komodo adalah hewan yang hanya bisa ditemukan di Indonesia. Dengan cara itu, dia berkata Indonesia bisa mengedukasi masyarakat dunia dengan metode yang lebih aman karena wisatawan tidak mengganggu kehidupan komodo (Dewi, 2020).

Jadi, menurutku proyek ini masih dapat dilanjutkan selama masih sesuai dengan seluruh prosedur konservasi yang ada.

Sumber

Dewi, B. S. (2020, 28 Oktober). Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo. Diakses pada 18 Agustus 2021, dari Peneliti LIPI: Proyek Jurassic Park di Rinca Tak Bahayakan Habitat Komodo Halaman all - Kompas.com.

Kupang, J. S. (2020, 27 Oktober). NTT Jelaskan Konsep Pembangunan di Pulau Rinca Komodo, Bukan Jurassic Park. Diakses pada 18 Agustus 2021, dari https://travel.tempo.co/read/1399974/ntt-jelaskan-konsep-pembangunan-di-pulau-rinca-komodo-bukan-jurassic-park.

Mashabi, S. (2020, 27 Oktober). Pembangunan Jurassic Park dan Kelangsungan Hidup Komodo. Diakses pada 18 Agustus 2021, dari Pembangunan Jurassic Park dan Kelangsungan Hidup Komodo Halaman all - Kompas.com.

1 Like

Menurut saya, dalam proses pembangunan infrastruktur yang dilakukan di TN. Komodo saat ini perlu untuk dilanjutkan dan memang sebuah hal yang positif. Bukan berarti tidak peduli lingkungan dan sebagainya. Memang, pembangunan infrastruktur pada TN. Komodo dapat berdampak pada ekosistem “si kadal raksasa”. Namun, pembangunan infrastruktur yang dilakukan tentunya sudah melalui perhitungan dan pertimbangan mengenai AMDAL yang sangat matang. Kemudian, keberadaan infrastruktur yang memadai juga akan membuat para wisatawan semakin nyaman untuk berwisata dan berada di kawasan tersebut. Ini tentunya sangat baik bagi Indonesia karena dapat menarik wisatawan yang jauh lebih banyak sehingga bisa memutar roda perekonomian. Kemudian, infrastruktur yang dibangun tentunya juga akan merepresentasikan “ciri khas” dan budaya setempat. Ini sangat bagus dalam upaya pengenalan budaya Indonesia khususnya NTT ke khalayak yang lebih luas. Kita patut berbangga karena komodo merupakan hewan endemik dan tidak bisa ditemukan di daerah lain. Dengan dukungan infrastruktur yang memadai, diyakini Pulau Komodo, khususnya TN. Komodo dapat menjadi “Bali” selanjutnya.

Menurut saya, jika memang sudah berjalan, kenapa harus diberhentikan, terlebih yang memang mengklaim untuk memperbolehkan pun bukan hanya berasal dari satu pihak saja, melainkan dari beberapa pihak, sehingga menurut saya, hal tersebut sudah menjadi bahan diskusi dan bahan pertimbangan sebelumnya dengan baik dan matang oleh berbagai pihak. Lagipula pun jika memang sempat mendapatkan kritikan dari UNESCO, bukankah pemerinrah kita sendiri yang benar-benar berada disini, yang seharusnya merekalah yang memang lebih memahami tentang bagaimana Indonesia, dengan segala pertimbangannya. Jika memang pertimbangannya terletak pada kekhawatiran mengenai habitat asli komodo, maka yang perlu dilakukan bukankah hanya tinggal memastikan bahwa mereka bisa tetap hidup aman, dan berkembangan biak.

Dan dengan dibangunnya proyek tersebut, masyarakat setempat tentu akan mengalami kemajuan terutama secara ekonomi, dengan hadirnya pengunjung dan lainnya, pembangunan yang dijanjikan pemerintahpun melibatkan masyarakat dalam proses pembangunannya. Yang seharusnya lebih ditinjau ketika yang mengkritik adalah masyarakat Indonesia apalagi masyarakat sekitar proyek tersebut, karena itu artinya memang pembangunan proyek tersebut merugikan mereka.

jika melihat dari prospek pembangunan ’ Jurassic Park " yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia ini memang cukup menarik ya, karena pada awalnya bertujuan untuk menambah pendapatan dari sektor pariwisata di Pulau Komodo dan Labuan Bajo yang pada akhirnya diminta UNESCO untuk dihentikan. dibalik itu semua ada kontroversi - kontroversi di baliknya seperti masalah lingkungan karena bisa menggangu eksistensi dari komodo dan ekosistem yang ada di sekitarnya serta masalah ekonomi karena dengan hadirnya pembangunan proyek ini, masyarakat setempat tercancam akan kehilangan pemasukan mereka.

Disini saya melihat proyek ini sebagai bentuk keegoisan pemerintah Indonesia yang terus saja berupaya untuk melanjutkan proyek tersebut walaupun sudah dilarang oleh UNESCO dengan dalih - dalih mereka telah berokoordinasi dengan masyarkat sekitar dan surat izin dari Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup sudah disetujui. kendati demikian, pembangunan proyek ini bisa saja positif jika mengikuti landasan - landasan pembangunan dan pemngembangan pariwisata berkelanjutan dan tidak hanya memperhatikan aspek ekonomi saja.

Melihat dari tujuan pembangunan ini memang pemerintah mempunyai niat baik untuk meningkatkan ekonomi dan mempermudah wisatawan untuk melihat komodo. Namun, Saya tidak setuju dengan adanya pembangunan Jurassic Park tersebut karena bisa mengubah stabilitas ekosistem dan mangsa bagi komodo itu sendiri.

Melansir dari lama Walhi.or.id banyak orang yang memberikan tanggapan mengenai pembangunan Jurassic Park tersebut. Banyak respon masyarakat mulai dari dokumen AMDAL yang seharusnya lebih pertimbangkan karena dampak lingkungan yang mungkin akan timbul akibat pembangunan tersebut. Adapula gambar yang pernah beredar saat komodo menghadang truk pembangunan, membuat banyak kontroversi bahwa pembangunan itu menganggu ekosistem komodo itu sendiri. UNESCO juga memberi tanggapan agar pembangunan tersebut dihentikan karena akan berdampak buruk bagi OUV (Outstanding Universal Value).

Taman Nasional komodo dijadikan sebagai situs Warisan dunia bukan hanya karena ada komodo yang patut di konversi tetapi juga adanya bentangan alam yang luas dan indah seperti terumbu karang.

Pembangunan ini perlu dilakukan secara hati-hati dan melibatkan masyarakat lokal. Apabila pembangunan ini tidak dilakukan dengan hati-hati ditakutkan seperti melansir pada lama m.liputan6.com pernah terjadi pencabutan wilayah warisan dunia di Liverpool akibat pembangunan yang dilakukan didaerah sekitar situs bersejarah tersebut.