Pelajaran yang Bisa Dipetik di balik Tutupnya Crowdfunding “Wujudkan”

sumber gambar

Pada tanggal 1 Februari 2017 yang lalu, startup crowdfunding Wujudkan telah menyatakan kalau mereka akan segera menutup layanan. Mereka kini sudah tidak lagi menerima proyek baru untuk didanai, dan akan menghentikan layanan secara total dua bulan setelah pengumuman tersebut.

Keputusan tersebut mereka ambil karena minimnya proyek yang sukses mendapat dana di platform mereka.

Kepada Tech in Asia Indonesia, Mandy Marahimin selaku pendiri mengatakan kalau Wujudkan memang telah mendapat pendanaan dari angel investor beberapa tahun yang lalu. Namun seiring berjalannya waktu, uang tersebut pun habis untuk membiayai operasional mereka.

“Kami tahu ada pilihan untuk mencoba mencari pendanaan baru. Namun karena persentase kesuksesan penggalangan dana di platform kami tak kunjung mengalami kenaikan, kami berpikir untuk apa lagi dilanjutkan,” tutur Mandy.

Menurut Mandy, Wujudkan sebenarnya telah mencoba untuk melakukan beberapa hal untuk meningkatkan persentase kesuksesan penggalangan dana, seperti dengan melakukan acara offline bertajuk Crowdfunding School sejak tahun ketiga. Mereka berkeliling ke berbagai kota untuk mengedukasi masyarakat tentang konsep penggalangan dana alias crowdfunding.

“Memang terasa perbedaan, makin banyak orang mengerti tentang konsep penggalangan dana. Namun tetap belum bisa menaikkan tingkat kesuksesan penggalangan dana di platform kami secara signifikan.”

Tidak Ingin Melakukan Pivot

sumber gambar

Wujudkan sendiri merupakan situs penggalangan dana khusus untuk industri kreatif yang didirikan pada tahun 2012 oleh Mandy, Dondi Hananto, Wicak Soegijoko, dan Zaki Sani. Dengan layanan yang mereka hadirkan, Wujudkan berniat membantu para pembuat film, game, hingga komik agar bisa terus berkarya.

Menurut Mandy, ia tidak mau mengubah prinsip dasar tersebut dengan melakukan pivot.

“Sejak awal saya hanya ingin membantu industri kreatif, dan jika cara crowdfunding ini memang tidak berhasil, lebih baik saya hentikan dan mencoba mencari solusi baru,” jelas Mandy.

Mandy mengakui kalau konsep crowdfunding untuk industri kreatif memang belum bisa diterima secara luas di tanah air. Menurutnya, masyarakat Indonesia telah sangat mengerti tentang konsep penggalangan dana di bidang sosial, namun tidak untuk di bidang lain.

“Mungkin di benak mereka para seniman itu mempunyai uang banyak. Sehingga untuk apa mereka memberikan uang?”

Wujudkan sendiri merupakan situs penggalangan dana khusus untuk industri kreatif yang didirikan pada tahun 2012 oleh Mandy, Dondi Hananto, Wicak Soegijoko, dan Zaki Sani. Dengan layanan yang mereka hadirkan, Wujudkan berniat membantu para pembuat film, game, hingga komik agar bisa terus berkarya.

Menurut Mandy, ia tidak mau mengubah prinsip dasar tersebut dengan melakukan pivot.

“Sejak awal saya hanya ingin membantu industri kreatif, dan jika cara crowdfunding ini memang tidak berhasil, lebih baik saya hentikan dan mencoba mencari solusi baru,” jelas Mandy.

Mandy mengakui kalau konsep crowdfunding untuk industri kreatif memang belum bisa diterima secara luas di tanah air. Menurutnya, masyarakat Indonesia telah sangat mengerti tentang konsep penggalangan dana di bidang sosial, namun tidak untuk di bidang lain.

“Mungkin di benak mereka para seniman itu mempunyai uang banyak. Sehingga untuk apa mereka memberikan uang?”

Tantangan industri kreatif di tanah air

Terkait industri kreatif di tanah air, Mandy melihat masih ada masalah dalam hal dana, distribusi konten, serta keberadaan ekshibisi untuk memamerkan karya. Adapun soal kemampuan membuat karya, ia percaya kalau seniman di Indonesia tidak kalah dengan para seniman internasional.

“Masalah copyright sendiri sekarang masih repot. Masyarakat masih suka menikmati karya yang gratis. Padahal kalau begitu, yang membuat karya nanti makan apa?”

Mandy pun menyoroti pentingnya edukasi tentang bagaimana cara mengonsumsi karya seni seperti film dan musik dengan bijak. Menurutnya, hal tersebut perlu dijalankan agar masyarakat Indonesia tidak salah memahami sebuah karya seni.

sumber