Paradoks apa yang terjadi pada Minimum Viable Product (MVP) ?

MVP

Banyak yang menyangsikan manfaat dari Minimum Viable Product (MVP), disebabkan karena terlalu rumitnya hasil dan implementasi dari suatu MVP. Apa sih sebenarnya yang membuat MVP rumit ?

MVP atau minimum viable product merupakan salah satu teknik yang dikembangkan dari Lean/Agile management. Sesuai dengan contoh proses MVP yang biasa digambarkan dari proses produk dari skateboard > sepeda > sepeda motor > mobil, maka secara tidak langsung, Organisasi akan berorientasi kepada hasil akhir suatu produk dengan cara membuat sesuatu yang minimal terlebih dahulu. Disinilah banyak yang terjebak paradoks ini, yaitu tidak memperhatikan kata selanjutnya yaitu valuable.

Dikatakan valuable karena produk tersebut memang dibutuhkan oleh pengguna (Harus melakukan user research terhadap skateboardnya) barulah kemudian bisa dikembangkan lagi dengan penambahan fitur-fitur setelahnya (Menjadi sepeda > sepeda motor > mobil) dengan catatan juga harus melakukan user research terhadap produk produk setelahnya (Forecasting apakah user memang membutuhkan sepeda).

Namun begitu jebakan MVP juga bisa muncul saat organisasi terlalu fokus terhadap skateboard, diartikan terlalu fokus saat terus melakukan user research terhadap skateboard tanpa melihat roadmap setelahnya (Sepeda) sehingga menyebabkan produk tidak berkembang

Sumber : MVP Paradox and what most founders need to be aware of