Pacaran Beda Agama : Yay or Nay?

Cinta adalah sebuah misteri. Ia bisa datang menyusup ke dalam hati kita kapan saja, dimana saja, dan pada siapa saja. Bahkan terkadang pada orang-orang yang terasa “salah”, yaitu orang yang sebenarnya sulit untuk kita miliki. Misalnya, kepada mereka yang berlatar belakang agama beda dengan kita.

Menjalin kisah cinta dengan pasangan yang tidak seiman atau beda agama memang tidak mudah. Selain tantangan yang muncul dari sifat yang berbeda, ketidakcocokan atau perbedaan tujuan, masih banyak lagi risiko yang akan dihadapi saat memilih pacaran dengan seseorang yang berbeda keyakinan. Tentunya hal tersebut akan membuat hubungan menjadi rentan dan bisa saja kandas di tengah jalan. Sebenarnya, mungkin sebagian dari kalian sudah bisa memprediksi hal ini sejak awal berkomitmen untuk berpacaran. Namun, karena sudah terlanjur cinta, beberapa hal mungkin diabaikan.

Konsekuensi yang mungkin terjadi saat memilih pacaran beda agama salah satunya ialah tidak disetujui oleh orangtua. Ketika ingin menjalani hubungan tersebut ke jenjang yang lebih serius, seringkali orangtua tidak setuju jika anaknya berpindah keyakinan. Hal ini yang akan menjadi pilihan terbesar dan tersulit jika pacaran beda agama. Ketidaksetujuan tersebut beralasan karena orangtua sudah mendidik anaknya dari kecil dengan norma-norma dan nilai-nilai sesuai dengan keyakinan mereka. Saat menjalin hubungan dengan seseorang yang berbeda keyakinan dan memilih mengikuti keyakinan pacar, orangtua akan berpikir bahwa mereka gagal dalam mendidik anaknya.

Melihat adanya fenomena tersebut, bagaimana menurut Youdics? Lebih memilih melanjutkan pacaran beda agama dengan segala konsekuensinya atau memilih untuk mengakhiri hubungan?

Kalau saya pribadi belum pernah merasakan pacaran beda agama, namun banyak sekali teman-teman saya yang pernah merasakannya. Menurut curhatan dari teman-teman saya, bisa dilihat mereka yang pacarannya beda agama hanya untuk sementara waktu saja jika sudah mulai ke jenjang serius dan ditolak oleh keluarga hubungan mereka akan berakhir kandas. Namun banyak dari mereka yang bilang kalau pacaran dengan beda agama tu entah kenapa lebiih nyaman dibandingkan yang seagama, mereka pun juga merasa tidak menyesal pernah menjalani itu hanya menyayangkan salah satu dari mereka tidak bisa mengalah untuk pindah agama jadi hubungannya harus kandas. Tapi saya juga banyak menjumpai yang menikah tetapi beda agama, namun sepertinya sangat jaranng terjadi karena pastinya sangat sulit untuk mendapat restu orang tua dan keluarga.

Kalau saya pribadi tidak akan mau pacaran beda agama. Salah satu alasannya adalah masalah yang akan saya hadapi jika ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Selain masalah restu, akan sulit untuk menentukan kemana anak-anak nantinya akan memilih agama. Jadi, lebih baik saya memilih untuk tidak pacaran dengan beda agama. Lebih baik saya merasakan kepedihan karena putus dengan orang yang saya cintai sekarang, daripada merasakan kekecawaan karena tidak dapat restu dari orangtua.

Nay. Karena saya cukup yakin bahwa hubungan antar dua orang yang berbeda keyakinan hanya bertahan untuk sementara saja dan tidak untuk melanjutkan ke hubungan yang lebih serius. Itu yang saya amati di sekitar saya. Beberapa orang cenderung memilih untuk mundur dan mengalah ketika mengetahui bahwa doi berbeda keyakinan dengannya, meskipun banyak juga yang tidak peduli akan hal tersebut.

Jika saya melihat pasangan yang berbeda keyakinan, entah mengapa saya menganggap bahwa hubungan tersebut hanya sekadar bermain saja. Dalam artian tujuan dari hubungannya adalah untuk mendapat pengalaman atau untuk merasakan bagaimana pernah dekat dengan doi dan sebagainya.

Apabila saya dalam posisi memilih, maka saya cukup yakin untuk mengatakan bahwa saya akan menghindari hubungan serius yang melibatkan perbedaan keyakinan dengan segala pertimbangan yang salah satunya adalah terhalang restu.

Untuk saya sendiri, saya pernah menjalin hubungan dengan beda agama. Jika dilihat dari bagaimana berjalannya suatu hubungan mungkin sama saja seperti kebanyakan orang lain pada umumnya. Namun cinta beda agama lebih kepada rasa menghargai sesama umat itu sangat tinggi tidak bisa saya elakkan memang namun pengalaman saya menjalin hubungan seperti itu sangatlah sulit. Dimana memiliki keyakinan berbeda dengan pasangan yang selalu menjadi pertanyaan dikepala saya apakah hubungan ini tetap dilanjutkan atau berhenti saja karena tidak ada titik temu dalam arti salah satu diantara kami pada waktu itu haruslah mengikhlaskan. Entah itu berpindah agama atau memutuskan untuk berpisah.

Menanggapi perihal topik ini saya sangat menentang, sebab pengalaman yang sudah saya jalani sendiri. Mendapatkan pelajaran bahwasanya cinta dan sayang bukan perihal tentang sebuah rasa namun juga menyangkut hal yang sakral dan spiritual untuk kedepannya.

nay, meski tidak mengalaminya sendiri pacaran beda agama akan membuat bkita keksusahan nantinya. saat kita sudah merasa saling cocok dan ingin melanjutkan ke jenjang yang lebih serius, pasti kedua pihak keluarha tidak akan setuju, apalagi salah satu pasangan kita juga harus mengikuti agama yang kita anut, tidak seperti jaman dulu yang masih bisa menikah beda agama saat ini hal tersebut sudah tidak diperbolehkan

kalau saya pribadi memilih untuk tidak, selain karena di keluarga saya yang semuanya tidak ada yang beda agama, didikan yang keras soal agama dan juga hal ini masih di anggap tabu. dan karena hal itu pula saya memilih untuk tidak, selain itu pacaran juga dianggap sebagai hal yang tidak dilakukan dalam keluarga saya sebab bagi keluarga saya sekolah dan untuk beli paket aja masih minta uang sama orangtua ini mau sok-sokan pacaran makan sana nongkrong sini masih pake duit orang tua.