Oversharing dapat membahayakan kesehatan mental. Benarkah?

Gadget-bikin-cuek-dengan-sekeliling

Oversharing adalah keadaan saat seorang individu pengguna media sosial terlalu sering membagi konten melalui akunnya sehingga mencapai level berlebihan. Oversharing sering dikaitkan dengan kecanduan media sosial. Salah satu dampaknya, pengguna menghabiskan terlalu banyak waktu untuk bermain media sosial dan mengunggah konten secara berlebihan. Di sisi lain, konten yang terdapat di akun media sosial seringkali membentuk citra diri pemiliknya. Tidak hanya di sosial media belaka, namun jika kita menceritakan kisah hidup kita ke orang lain, itu juga bisa disebut oversharing.

sebagian besar orang yang melakukan oversharing justru tidak menyadari bahwa mereka telah melakukannya. Padahal, tidak semua orang yang terkoneksi dengan akun media sosial kamu adalah teman. Kamu bisa menemukan orang-orang yang sama sekali asing dan belum pernah kamu temui sebelumnya. Bermodal satu hobi atau kesamaan, kamu dan orang asing itu bisa terhubung lewat internet dan dunia maya.

Nah teman-teman, setujukah kalian dengan pernyataan diatas? Apa pendapat kalian mengenai oversharing ini?

hhhmm aku jadi harus mengingat kepada siapa saja aku sudah bercerita karena pendapat dibawah ini menjadi suatu peringatan kepadaku. tapi menurutku jika kita bercerita untuk mendapatkan solusi ataupun melepaskan beban kepada orang yang sudah kita percayai it’s okay.

aku bukan tipe orang yang selalu update apapun yang aku rasakan saat itu, apa yang aku lakukan, dimana aku dan lainnya karena menurutku walalupun adanya sosial media membantu kita untuk saling berkoneksi namun bukan berarti kita memasukkan seluruh perjalan hidup kita ke sosial media tersebut karena kita memiliki hal yang harus di private untuk menjaga keselamatan dan juga nama baik.

oversharing membahayakan kesehatan mental? menurutku iya karena dari kegiatan itu kita menjadi terpaku akan sosial media, merasa tersaingi dengan post/status orang lain, mendapatkan komentar jahat ataupun cyberbullying lainnya dari orang yang kurang senang dengan kita atau hal lainnya yang bisa membuat kita menjadi down dan menutup diri ataupun tidak percaya diri lagi karena pendapat orang lain. walaupun kita memberi cap bahwa kita adalah orang yang baik, pasti ada saja orang yang tidak meneynangi diri kita ini. aku ingat pesan teman ku " kita akan selalu menjadi karakter yang buruk di cerita orang lain." Untuk itu, sharinglah hal yang bermanfaat, penting, dan hal lainnya yang memberikan pengaruh positif untuk orang banyak. karena sebaik-baiknya makhluk ia lah yang memberikan pengaruh baik untuk orang disekitarnya.

Menurut pendapat saya sendiri, oversharing bisa dan tidak bisa menimbulkan kesehatan mental.

Menurut psikolog Amy Morin, ia menyebut berbagi aktivitas secara berlebihan di media sosial ini sebagai oversharing. Menurut Forbes, oversharing ialah istilah seseorang yang menjadikan medsos seperti diary. Sedangkan menurut psikologi, salah satu ciri gangguan kontrol impuls adalah oversharing (berbicara/berbagi informasi detail terus-menerus tanpa berpikir).

Menurut saya, sesuai dengan kodrat manusia sendiri yaitu sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain. Definisi membutuhkan orang lain pun bergeser seiring perkembangan teknologi di mana kita butuh mutual (orang) di internet untuk saling berbagi apapun termasuk informasi kegiatan kita.

Kemungkinan besar orang yang suka oversharing ialah karena tidak ingin mengganggu ketentraman teman/orang lain dengan curhat terus-menerus, atau karena tidak memiliki teman curhat, atau mungkin sekedar melepas beban penat. Bahkan bagi sebagian besar orang menganggap oversharing justru baik untuk kesehatan mental karena kita bisa membagikan cerita/kegiatan apapun tanpa banyak orang tahu (jika memakai akun yang memiliki minim teman real). Faktornya tentu masih banyak lagi sesuai dengan masing-masing individu.

Menurut saya, kegiatan oversharing dikatakan mulai membahayakan kesehatan mental jika pengguna sudah di tahap ketergantungan oversharing dan mencari atensi lebih. Di mana jika pengguna tsb belum mendapatkan kadar atensi yang diinginkan, maka ia akan sangat sedih. Jika sudah menyangkut emosional seperti itu tentunya akan merusak kesehatan mental kita. Craving more and more attention only from social media.

Kedua, seperti yang tertulis pengirim bahwa pengguna yang melakukan oversharing biasanya tidak sadar. Hal ini membahayakan diri sendiri karena ia secara tidak sadar sudah membagikan informasi detail tentang dirinya, bisa jadi itu alamat rumah, nomor pribadi, dan hal privat lainnya yang bisa digunakan untuk kejahatan. Jika sudah sampai di tahap pengguna tersebut sudah menyerang ranah privatnya, tentu korban akan merasakan penyesalan dan trauma berkepanjangan.

Jadi, menurut saya oversharing bisa membahayakan kesehatan mental secara perlahan.