Mengenai otzi sendiri, teka-teki kematiannya pun masih mejadi misteri. Awalnya ia diyakini meninggal karena kedinginan, namun hasil X-ray pada tahun 2001 menguak bahwa ada ada anak panah yang pernah bersarang di bahunya. Hasil CT scan pada tahun 2005 menduga anak panah itu menembus salah satu arteri Otzi – kemungkinan besar jadi penyebabnya kematiannya.
Analisis DNA pada 4 sampel darah berbeda yang ada pada baju dan peralatannya juga menimbulkan spekulasi lain bahwa Otzi tewas akibat dibunuh.
Rumor adanya kutukan dimulai ketika turis yang menemukan mumi itu, Helmut Simon, meninggal dunia dalam badai salju saat hiking di tempat yang sama di mana ia melihat Otzi yang menyembul di es.
Hanya dalam waktu beberapa jam setelah pemakaman Simon, kepala tim penyelamat gunung yang ditugaskan untuk menemukannya, Dieter Warnecke, 45, meninggal karena serangan jantung.
Kemudian, pada bulan April 2005, arkeolog Konrad Spindler, 55, yang pertama kali memeriksa mayat Otzi, meninggal karena komplikasi multiple sclerosis.
Lalu, kepala tim forensik yang memeriksa Otzi, Rainer Henn tewas dalam kecelakaan saat akan memberi kuliah soal manusia es itu. Pendaki gunung yang mengantar Henn ke mumi, Kurt Fritz tewas dalam insiden longsoran salju. Orang yang merekam evakuasi Otzi, Rainer Hoelzl, meninggal akibat tumor otak.
Yang ketujuh, arkeolog molekul kelahiran AS, Tom Loy ditemukan tewas di rumahnya di Brisbane saat menyelesaikan sebuah buku tentang Otzi.
Namun kerabat dan rekan Loy membantah, itu terkait kutukan Otzi. “Loy tak percaya kutukan,” kata salah satu kolega mendiang seperti dimuat situs Deutsche Welle. “Itu sekedar takhayul. Manusia pasti mati.”
Tak ada yang tahu pasti mengenai kebenaran kutukan tersebut. Sosok Otzi The Iceman akan tetap menjadi misteri hidup. Otzi kini dipamerkan di Museum Arkeologi di South Tyrol, Bolzano, Italia. Ia disimpan dalam ruangan bersuhu 12 derajat Fahrenheit dengan kelembaban 99 persen.