Nutrisi apa saja yang harus diperhatikan bagi oleh ibu hamil?

image

Nutrisi yang lengkap merupakan hal yang harus dipenuhi ibu selama masa kehamilan.

Nutrisi apa saja yang harus diperhatikan bagi oleh ibu hamil?

6 Likes

Seorang ibu harus segera memikirkan makanan apa yang harus dikonsumsi ketika ia pertama kali mengetahui bahwa dirinya hamil. Mulai dari masa pembentukan janin hingga kelahiran, seluruh bagian tubuh bayi (tulang, otot, organ, sel darah, kulit, dan jaringan lainnya) dibuat dari zat gizi yang dikonsumsi oleh sang ibu.

Selama masa kehamilan, calon ibu memerlukan lebih banyak zat-zat gizi daripada wanita yang tidak hamil, karena makanan ibu hamil dibutuhkan untuk dirinya dan janin yang dikandungnya. Bila makanan ibu terbatas, janin akan tetap menyerap persediaan makanan ibu sehingga ibu bisa menjadi kurus, lemah, pucat, gigi rusak, rambut rontok dan lain-lain. Demikian pula bila makanan ibu kurang, tumbuh kembang janin akan terganggu, terlebih bila keadaan gizi ibu pada masa sebelum hamil telah buruk. Keadaan ini dapat mengakibatkan abortus, bayi lahir prematur atau bahkan bayi lahir mati.

Aturan umum yang sebaiknya dijalankan oleh ibu hamil adalah mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, jangan melewati waktu makan, minum air dalam jumlah cukup, dan menghindari kafein serta alkohol.

Air

Tubuh yang kekurangan air atau dehidrasi dapat berakibat fatal, karena bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada ibu hamil yang dapat berpengaruh buruk bagi janinnya. Oleh karena itu sebaiknya anda minum minimal 10 gelas air putih setiap hari. Sebagai variasi, anda dapat mengganti air putih dengan jus buah atau yoghurt.

Asam folat

Zat gizi yang berasal dari makanan yang anda konsumsi berperan penting untuk pertumbuhan janin, bahkan zat gizi yang anda konsumsi sebelum hamil. Sebelum anda hamil, sangat penting untuk mengkonsumsi asam folat dalam jumlah cukup. Asam folat yang dikonsumsi satu bulan sebelum hamil dan kemudian diteruskan dikonsumsi selama trimester pertama sangat baik untuk kesehatan bayi dalam mencegah terjadinya cacat bawaan pada susunan saraf pusat maupun otak janin. Asam folat membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat pada otak dan tulang belakang.

Kebutuhan asam folat pada 12 minggu pertama kehamilan meningkat, yaitu 800 mikrogram per hari. Kekurangan zat gizi ini dapat menyebabkan gagalnya pembentukan otak yang sempurna, sehingga menimbulkan cacat bawaan pada susunan saraf pusat dan otak calon bayi.

Sumber: asam folat banyak terdapat pada kacang-kacangan, sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam, kembang kol, asparagus, kedelai dan brokoli. Pada buah-buahan, asam folat terdapat dalam jeruk, pisang, wortel dan tomat. Atau dapat juga mengkonsumsi makanan yang diperkaya oleh asam folat seperti cereal.

Kalori

Kebutuhan kalori ibu hamil lebih besar dari kebutuhan kalori orang normal. Selama trimester kedua, kebutuhan kalori bertambah 340 kalori sehari, sedangkan pada trimester ketiga kebutuhan kalori bertambah 450 kalori sehari. Ibu hamil dengan berat badan kurang akan membutuhkan penambahan kalori yang lebih besar. Ekstra kalori tersebut sebaiknya didapat dari bahan makanan seperti ikan, telur, daging, unggas, susu dan produk olahan susu.

Kalori yang tidak cukup dapat mengganggu proses tumbuh kembang janin dan berbagai perubahan dalam tubuh ibu. Selain itu, konsumsi kalori (karbohidrat dan lemak) yang rendah akan menyebabkan banyak protein terbuang sebagai sumber energi.

Protein

Kebutuhan protein selama hamil adalah 25 mg per hari lebih banyak dari kebutuhan normal. Zat protein diperlukan untuk pembangunan sel-sel baru janin dan untuk pembentukan semua bahan pengatur, seperti hormon ibu dan janin.

Protein juga menjadi struktur dasar bagi pembentukan organ-organ dalam tubuh. Maka dari itu, ibu hamil dianjurkan mengonsumsi ekstra protein sebanyak 12 gram sehari atau setara dengan dua butir telur ukuran besar setiap hari.

Protein hewani dapat diperoleh pada daging sapi, unggas, ikan, telur, susu serta produk olahan susu seperti keju. Protein nabati dapat diperoleh pada kacang-kacangan serta produk olahannya seperti tempe, tahu atau pidakas (mentega kacang).

Lemak esensial

Asam lemak esensial merupakan salah satu zat gizi yang cukup penting untuk ibu hamil. Asam lemak esensial (omega-3 dan omega-6) penting untuk perkembangan janin, terutama perkembangan otak.

Sumber bahan makanan omega-3 adalah minyak sayur, daging, dan telur. Sedangkan sumber bahan makanan omega-6 adalah kacang kedelai, ikan tuna, ikan sardin, ikan makarel dan salmon.

Vitamin A

Vitamin A berperan pada pertumbuhan sel dan jaringan, pertumbuhan gigi dan pertumbuhan tulang, penting untuk mata, kulit, rambut dan mencegah kelainan bawaan. Kebutuhan vitamin A ibu hamil 200 RE / hari lebih tinggi daripada ibu tidak hamil.

Meskipun kebutuhan vitamin A meningkat selama kehamilan, suplemen vitamin A jarang direkomendasikan untuk wanita hamil karena dapat menyebabkan cacat lahir. Kelebihan vitamin A dapat mengakibatkan cacat tulang wajah dan kepala, otak, dan jantung. Ibu hamil sebaiknya tidak mengkonsumsi bahan kosmetik yang mengandung vitamin A dosis tinggi.

Sumber vitamin A banyak terdapat pada minyak ikan, kuning telur, wortel, sayuran berwarna hijau dan buah-buahan berwarna merah. Hati mengandung vitamin A yang terlalu tinggi dan hal ini berhubungan dengan cacat lahir, sehingga konsumsi hati selama kehamilan sebaiknya dihindari.

Vitamin B6

Penting untuk pembuatan asam amino dalam tubuh. Vitamin B6 juga diberikan untuk mengurangi keluhan mual-mual pada ibu hamil. Ibu hamil memerlukan vitamin B6 sejumlah 1,9 mg setiap hari yang membantu untuk membentuk antibodi, sel darah merah, dan neurotrasmiter.

Sumber: daging, ikan dan unggas (itik, ayam, dll.) merupakan sumber utama vitamin B6. Terdapat juga dalam pisang, sereal, kentang, ikan, ayam, gandum, jagung, kacang-kacangan, sayur berwarna hijau dan buah berwarna ungu. Hampir semua jenis ikan mengandung vitamin B lengkap, terutama B6 dan B12.

Vitamin B12

Vitamin B12 merupakan zat gizi penting untuk perkembangan syaraf dan fungsi otak janin. Beberapa sumber vitamin B12 adalah daging, ikan, telur, produk olahan susu. Ibu hamil vegetarian perlu menambahkan suplemen khusus vitamin B12 setiap hari atau mengkonsumsi makanan yang telah ditambahkan/difortifikasi dengan vitamin B12 untuk mencegah kelainan syaraf dan otak.

Sumber: banyak diperoleh pada hasil ternak dan produk olahannya. Hasil nabati atau sumber yang berasal dari tumbuh-tumbuhan umumnya bukan merupakan sumber vitamin B12, kecuali beberapa produk fermentasi seperti tempe, tauco, kecap dan oncom.

Vitamin C

Jika kekurangan / defisiensi vitamin C dapat mengakibatkan keracunan kehamilan, ketuban pecah dini (KPD). Vitamin C berguna untuk mencegah terjadinya ruptur membran, sebagai bahan semen jaringan ikat dan pembuluh darah. Fungsi lain dapat mengakibatkan absorbsi zat besi non hem, meningkatkan absorbsi suplemen besi dan profilaksis perdarahan post partum. Kebutuhannya 10 mg/hari lebih tinggi dari ibu tidak hamil.

Vitamin D

Vitamin D diperlukan oleh ibu hamil untuk membantu penyerapan dan penggunaan kalsium, mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan fosfor, mineralisasi tulang dan gigi. Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan penyakit riketsia pada janin dan osteomalasia pada ibu hamil. Bila terjadi kekurangan vitamin D, gigi tidak normal dan lapisan luar gigi anak buruk.

Dianjurkan untuk berjemur di bawah sinar matahari secara teratur dan mengkonsumsi makanan yang ditambahkan (difortifikasi) dengan vitamin D seperti margarin dan susu untuk memenuhi kebutuhan vitamin D selama kehamilan.

Sumber: ikan yang berlemak banyak, seperti sardines, mackerel, tuna atau salmon, minyak ikan, telur, susu fullcream, atau mentega.

Vitamin E

Jarang terjadi defisiensi. Berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan dan integrasi sel darah merah. Dianjurkan dikonsumsi melebihi 2 mg/hari. Pada binatang percobaan defisiensi vitamin E menyebabkan keguguran.

Sumber: banyak tersedia dalam sayuran dan minyak biji-bijian, yang dapat ditemukan dalam bentuk margarine, salad dressing, dan shortening. Minyak kacang dan minyak kulit gandum mempunyai konsentrasi vitamin E yang tertinggi. Sebaliknya, lemak hewani seperti butter dan susu hampir tidak mengandung vitamin E.

Vitamin K

Jarang terjadi defisiensi. Bila terjadi kekurangan dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi.

Sumber: makanan yang mengandung vitamin K adalah hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.

Zat besi

Zat besi dibutuhkan oleh ibu hamil untuk memenuhi kebutuhan sel darah merah yang meningkat dan untuk memenuhi kebutuhan plasenta dan janin. Zat besi yang dibutuhkan ibu hamil agar terhindar dari anemia (kurang darah). Suplementasi zat besi setiap hari selama trimester kedua dan ketiga sangat dianjurkan.

Persediaan zat besi yang cukup sangat diperlukan, karena volume darah Ibu selama hamil akan meningkat sampai 30 persen. Jadi, jika kekurangan zat besi, maka ibu hamil dapat menderita anemia. Bukan hanya itu, proses melahirkan pun akan terganggu.

Zat besi paling baik dikonsumsi diantara waktu makan bersama jus jeruk, sedangkan kopi, teh dan susu dapat mengurangi absorbsi zat besi.

Sumber: banyak terdapat pada daging merah, hati, ikan, unggas, kacang-kacangan, kerang, sea food, sayuran hijau (seperti bayam, kangkung, daun singkong, daun pepaya), dan lain-lain.

Kalsium (Ca)

Kalsium diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin, serta melindungi ibu hamil dari osteoporosis. Sumber kalsium adalah susu dan produk olahan susu seperti keju, yoghurt, ice cream, brokoli, dan kacang-kacangan. Susu merupakan sumber utama kalsium. Susu menjadi salah satu menu wajib bagi ibu hamil., karena selain kalsium, susu juga merupakan sumber pemenuhan kebutuhan protein, vitamin, dan mineral yang lain.

Jumlah Ca janin sekitar 30 gram, terutama diperlukan pada 20 minggu terakhir kehamilan. Rata-rata setiap hari penggunaan Ca pada ibu hamil 0,08 gram dan sebagian besar untuk perkembangan tulang janin. Bila ibu hamil kurang mengonsumsi makanan yang mengandung kalsium, janin akan mengambil persediaan kalsium yang ada dalam tulang ibu. Akibatnya ibu akan menderita kerapuhan tulang (osteoporosis).

Metabolisme Ca memerlukan vitamin D yang cukup. Namun demikian, ibu yang sering hamil cenderung terjadi defisiensi, akibatnya janin menderita kelainan tulang dan gigi. Sumber kalsium terdapat pada susu dan produk susu (yoghurt, keju), ikan, kacang-kacangan, tahu, tempe dan sayuran berdaun hijau. Konsumsi Ca yang dianjurkan untuk ibu hamil sebanyak 900-1200 mg/hari.

Fosfor

Fosfor berhubungan erat dengan Ca. Fosfor berfungsi pada pembentukan rangka dan gigi janin serta kenaikan metabolisme kalsium ibu. Jika jumlah didalam tubuh tidak seimbang sering mengakibatkan kram pada tungkai.

Seng (Zn)

Berkaitan dengan pembentukan tulang selubung syaraf tulang belakang. Hasil study menunjukkan bahwa rendahnya kadar Zn pada ibu ditemukan padapersalinan abnormal dan BBLR (berat bayi lahir rendah <2500gram). Sumber Zn terdapat pada kerang dan daging. Kadar Zn yang dibutuhkan pada bumil yaitu sebanyak 20mg/hari atau lebih besar 5 mg dari pada kadar wanita dewasa yang hanya 15 mg/hari.

Fluor

Dalam air minum sebenarnya cukup mengandung fluor. Fluor diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Bila kurang dari kebutuhan gigi tidak terbentuk sempurna. Dan jika kadar fluor berlebih warna dan struktur gigi tidak normal.

Yodium

Defisisensi yodium mengakibatkan kretinisme. Jika kekurangan terjadi kemudian, pertumbuhan anak akan terhambat. Tambahan yaodium yang diperlukan sebanyak 25 ug/hari.

Natrium

Kebutuhan natrium meningkat sejalan dengan meningkatnya kerja ginjal. Memegang peranan penting dalam metabolisme air dan bersifat emngikat cairan dalam jaringan sehingga mempengaruhi keseimbangan cairan tubuh pada ibu hamil. Natrium pada ibu hamil bertambah sekitar 3,3 gram per minggu sehingga ibu hamil cenderung menderita edema.

Serat

Kekurangan serat akan menyebabkan ibu hamil mengalami sembelit atau sukar buang air besar.

Sumber: terdapat pada sayur-sayuran dan buah-buahan, beras merah, atau tepung terigu yang tidak disosoh (whole wheat flour).

Syarat Nutrisi untuk Masa Kehamilan


  1. Energi dan nutrisi makro
    Persyaratan energi dalam kehamilan untuk individu berbeda-beda dan pedoman di setiap negara juga berbeda, namun disepakati bahwa persyaratan tambahan relatif kecil. Rekomendasi RCOG meningkatkan 200 kkal / hari pada trimester ketiga dan diperkirakan meningkat 10% dari rekomendasi perbaikan 1940 kkal / hari pada wanita dewasa yang tidak hamil.

  2. Karbohidrat dan serat
    Karbohidrat membentuk substrat utama untuk pertumbuhan janin, memicu fungsi organ ibu dan janin, biosintesis dan juga digunakan dalam komponen struktural sel, co-enzim dan DNA. Fungsi otak ibu dan janin menggunakan glukosa dari karbohidrat sebagai sumber energi pilihan mereka dengan glukosa yang menyediakan setidaknya 75% kebutuhan energi janin. Glukosa melintasi plasenta dengan difusi difasilitasi antara gradien konsentrasi melalui anggota keluarga glukosporer (GLUT).

    Jenis dan kuantitas karbohidrat dapat memengaruhi home-stasis glukosa melalui pelepasan insulin. Indeks glikemik (GI) mengacu pada daerah di bawah kurva untuk konsentrasi glukosa darah selama periode 2 jam setelah mengkonsumsi makanan. GI yang rendah menunjukkan perlambatan pencernaan dan penyerapan karbohidrat makanan, hal ini berpotensi berhubungan dengan permintaan insulin yang lebih rendah. Oleh karena itu, makronutrien yang tidak dapat dijumpai dalam pengelolaan diabetes mellitus (gestasional, tipe 1 dan tipe 2), akan tetapi, tidak ada bukti untuk mendukung diet indeks glikemik rendah untuk wanita hamil yang sehat.

    Serat memengaruhi respons insulin postprandial melalui aksesibilitas karbohidrat dan nutrisi ke enzim pencernaan sehingga menunda penyerapannya. Serat juga mendukung kesehatan pencernaan ibu, menyediakan curah untuk tinja dan menyerap air untuk membantu waktu transit. Khususnya ini bermanfaat karena tingkat progesteron dalam kehamilan dapat menyebabkan konstipasi dengan meningkatkan relaksasi otot polos usus.

  3. Protein
    Protein bisa membangun blok komponen struktural dan sel fungsional. Protein merupakan persyaratan paling penting selama trimester kedua dan ketiga karena perkembangan ekstra dan pertumbuhan jaringan ibu dan janin. Ini adalah sumber energi alternatif ketika asupan karbohidrat tidak mencukupi. Oleh karena itu, diperlukan asupan karbohidrat yang memadai agar sintesis sel berlanjut.

  4. Lemak dan asam lemak esensial
    Transportasi lemak membantu vitamin A, K, D dan E yang larut dalam lemak dan diperlukan untuk fungsi struktural dan fungsi metabolisme. PUFA (asam lemak tak jenuh poli) penting untuk perkembangan neurologis termasuk otak janin, sistem saraf, dan retina. Minyak ikan, kacang-kacangan, biji-bijian, minyak nabati, margarin dan sayuran berdaun hijau dianjurkan untuk mendapatkan asupan PUFA yang lebih baik.

  5. MikronutrienIron dan vitamin C
    Zat besi merupakan komponen haemoglobin yang dibutuhkan untuk perkembangan janin, pertumbuhan plasenta, dan perluasan massa sel darah merah ibu. Kerentanan terhadap defisiensi terjadi, terutama pada akhir kehamilan ketika transfer zat besi untuk janin ditandai untuk memenuhi permintaan yang meningkat. Defisiensi telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi dari kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, defisiensi besi bayi dan pengenalan jangka panjang dan fungsi otak.

    Vitamin C membantu penyerapan zat besi dan bersaing untuk reseptor plasenta dengan glukosa, namun hiperglikemia ibu tidak mengakibatkan hipovitaminosis janin C. Penelitian Cochrane baru-baru ini menunjukkan bahwa vitamin C mungkin memiliki peran dalam mencegah solusio plasenta (RR 0,64, 95% CI 0,44e0.92 ) dan prelabourrupture membran (RR 0,98, 95% CI 0,70e1,36). Namun, wanita yang dilengkapi dengan vitamin C saja atau dalam kombinasi dengan suplemen lain lebih mungkin akan nyeri perut sendiri. Suplementasi vitamin C mengurangi risiko PROM prematur. Risiko lahir mati, kematian neonatal, IUGR dan pre-eklampsia tidak terpengaruh oleh vitamin Csupplementation.

  6. Folat dan vitamin B12
    Pencegahan defek tabung saraf dengan asam folat perikonseptik sudah terbukti. Suplementasi asam folat tidak memiliki efek yang jelas pada defek palatum / bibir atau defek kardiovaskular genital. Lima persen dari populasi umum memiliki defisiensi folat marginal ke berat dan oleh karena itu semua wanita disarankan untuk mengonsumsi 400 mcg / hari asam folat sebelum konsepsi sampai minggu ke-13 kehamilan dengan dosis yang lebih tinggi dalam keadaan pasti.

  7. Vitamin D dan kalsium
    Vitamin D diperlukan untuk sistem kekebalan, saraf, dan memediasi akumulasi foetalcalcium dari simpanan ibu dalam pertumbuhan tulang. Defisiensi vitamin dapat menyebabkan rakhitis, craniotabes, dan osteopenia. Suplementasi kalsium mengurangi perkembangan hipertensi, kelainan kehamilan, dan peningkatan bukti kehamilan menunjukkan hubungan antara defisiensi vitamin D dan berat badan lahir rendah, persalinan prematur, gestasional diabetes mellitus dan pra kehamilan.

  8. Yodium
    Yodium diperlukan untuk fungsi tiroid janin dan perkembangan urologis. Defisiensi yodium telah dikaitkan retardasi tomental dan defisit kognitif. Suplemen perikonsepsi andantenatal di daerah defisiensi yodium parah telah ditemukan untuk mengurangi risiko kretinisme dan meningkatkan fungsi motorik. Laporan defisiensi yodium gestasional dan manfaat potensial dari suplemen yodium sedang muncul.

  9. Vitamin E
    Diperlukan lebih banyak bukti mengenai suplemen vitamin E dalam kehamilan, seperti yang ditinjau oleh Cochrane baru-baru ini yang menyarankan peran menguntungkan dalam mengurangi risiko abrupsi plasenta (RR 0,64, 95% CI 0,44e0,93). Namun, suplementasi dengan vitamin E dikaitkan dengan peningkatan risiko nyeri perut yang dilaporkan sendiri dan istilah pecahnya membran prelabour. Tidak ada perbedaan suplemen vitamin E pada risiko kelahiran mati, pre-eklampsia, kelahiran prematur dan IUGR.

Nutrisi pada masa kehamilan membutuhkan keseimbangan kualitas dan kuantitas asupan yang cermat untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan janin disamping mengurangi morbiditas ibu hamil. MTHFR genotipe, vitamin C, vitamin E, dan suplementasi yodium merupakan bidang penelitian yang sedang berkembang. Rekomendasi RCOG dan FIGO telah berpusat di sekitar intervensi awal melalui promosi kesehatan dari beragam, pola makan sehat, perilaku gaya hidup yang bermanfaat dan penggunaan suplemen atau makanan khusus yang diperlukan. Perubahan seperti itu juga berharga jika dilakukan dalam jangka panjang oleh ibu dan keluarganya.

Referensi

Ho, Alison et al… 2016. Nutrition in pregnancy. Obstetrics Gynaecology & Reproductive Medicine.

https://www.researchgate.net/profile/Angela_Flynn4/publication/304904950_Nutrition_in_pregnancy/links/57828cfd08ae5f367d3b6161/Nutrition-in-pregnancy.pdf

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi karena itu kebutuhan energi dan nutrisi lainnya meningkat selama masa kehamilan. Peningkatan energi dan nutrisi ini diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan namun yang sering kali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium.

Zat gizi makro

  1. Energi
    Kalori yang dibutuhkan tergantung aktivitas ibu dan peningkatan BMR. Untuk ibu hamil ditambahakan 300 kalori/hari dari kebutuhan waktu tidak hamil. Energi yang diberikan tinggi berfungsi untuk menyediakan energi yang cukup agar protein tidak dipecah menjadi energi. Tambahan kalori bisa didapat dari nasi, roti, mie, jagung, dan sebagainya.

  2. Protein
    Protein diberikan tinggi untuk menunjang pembentukan sel-sel baru bagi ibu dan bayi. Penambahan protein sebesar 10 g/kg BB/hari. Protein yang dikonsumsi sebaiknya yang mempunyai nilai biologis tinggi, misalnya: daging, susu, telur, produk susu, dan ikan. Tambahan protein yang diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu untuk membentuk otot, kulit, rambut, dan kuku.

  3. Lemak
    Akumulasi lemak pada ibu terutama diperlukan sebagai cadangan energi ibu. Lemak dapat berfungsi lain, sebagai pembawa vitamin yang larut dalam lemak, serta fungsi-fungsi lainnya. Khusus mengenai konsumsi lemak, harus dipilih lemak yang banyak mengandung asam lemak esensial yang sangat diperlukan oleh tubuh selama masa kehamilan.

  4. Karbohidrat
    Akumulasi hidrat arang tidak banyak terjadi, kecuali sedikit dalam bentuk jaringan hidrat arang struktural yang ada pada otak, tulang rawan, dan jaringan ikat. Adanya hidrat arang diperlukan guna mencegah terjadinya ketosis.

Zat gizi mikro

  1. Kalsium, fosfor, dan vitamin D
    Kalsium adalah salah satu zat gizi yang sangat penting untuk ibu hamil, di samping fosfor dan vitami D. Ketiga nutrisi tersebut dibutuhkan untuk pembentukan tulang dan gigi pada janin. Apabila konsumsi ketiga nutrisi ini tidak mencukupi untuk ibu hamil melalui fetus, melalui plasenta akan mengambil ketiga zat gizi tersebut dari ibu secara maksimal untuk pembentukan tulang dan gigi.

  2. Fe (zat besi)
    Kebutuhan Fe untuk ibu hamil meningkat untuk pertumbuhan janin. Zat besi akan disimpan oleh janin di hati selama bulan pertama sampai dengan bulan keenam kehidupannya untuk ibu hamil pada trimester ketiga harus meningkatkan zat besi untuk kepentingan kadar HB dalam darah untuk transfer pada plasenta, janin, dan persiapan kelahiran. Kebutuhan Fe selama kelahiran enam minggu/1.000 kal.

    Kebutuhan zat besi tiap trimester sebagai berikut :

    • Trimester I : kebutuhan zat besi kurang lebih 1 mg/hari ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
    • Trimester II : kebuthan zat besei kurang lebih 5 mg/hari ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan conceptus 115 mg.
    • Trimester III : kebutuhan zat besi kurang lebih 5 mg/hari ditambahkan kebutuhan sel darah merah 150 mg, conceptus 223 mg.

    Sumber Fe yang baik untuk dikonsumsi oleh ibu hamiol adalah dari sumber hewani karena bernilai biologis yang tinggi. Besi banyak terdapat pada daging, hati, dan sayuran hijau seperti : bayam, kangkung, daun singkong, dan sebagainya.

  3. Yodium
    Yodium merupakan salah satu mineral untuk pembentukan hormon tiroksi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, serta untuk mengatasi kekurangan yodium selama masa kehamilan yang hilang melalui urin. Untuk ibuhamil kebutuhan yodium adalah 125 mikrogram/hari. Apabila kekurangan yodium, janin besar kemungkinan menjadi kretin.

  4. Zink
    Zink berperan pada pembentukan retinol biding protein sehingga vitamin A tidak dapat ditransfer ke fetus.

  5. Magnesium (mg)
    Magnesisum berperan sebagai pembentukan tulang.

  6. Mangan (Mn)
    Bekerja sama dengan Fe.

  7. Asam folat
    Asam folat dibutuhkan selama kehamilan untuk pemecah sel dan sistesis DNA. Selain itu, asam folat dibutuhkan untuk menghindari terjadinya anemia megaloblatis pada ibu hamil. Kebutuhan asam folat 400-800 mikrogram/hari.

  8. Vitamin E
    Dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi ibu dan janinya saja karena vitamin E terdapat pada asam lemak esensial, yaitu asam lemak linoleate.

  9. Vitamin A
    Dibutuhkan untuk peralatan atau organ reproduksi ibu dan perkembangan janin atau fetus.

  10. Vitamin K
    Diberikan untuk menghindari terjadinya kelainan darah pada janin.

  11. Vitamin C
    Dubutuhkan 60 mg/hari untuk ibu hamil. Vitamin C dibutuhkan untuk pembentukan substansi ekstraseluler jaringan pada janin.

  12. Vitamin B
    Dibutuhkan untuk ibu hamil cukup tinggi karena berperan sebagai koenzim agar nutrisi kalori protein dapat diganti sebagai energi.

Referensi

Adriani, Merryana dan Wirjatmadi, Bambang. 2012. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Jakarta : Prenadamedia Group.

  1. Kalori
    Kebutuhan gizi ibu hamil yang perlu dipenuhi adalah kalori, bertambah 258 gr dari keadaan normal yang digunakan untuk mengubah energi makanan menjadi energi dalam metabolisme. Karbohidrat adalah sumber energi utama, terdiri dari dua jenis, yaitu karbohidrat sederhana seperti gula pasir, gula merah, dan karbohidrat kompleks (seperti tepung, beras, jagung, gandum).

  2. Protein
    Rata-rata kebutuhan protein bertambah 85 gr per hari, hal ini untuk menutupi perkiraan kebutuhan 925 gr protein yang disimpan dalam janin, plasenta, dan jaringan maternal. Dianjurkan untuk mengonsumsi protein sebanyak 85-100 gr per hari pada lima bulan pertama kehamilan. Selanjutnya, kita dapat mengonsumsi. Protein secara normal selama sembilan belas minggu pertama kehamilan untuk mendukung pertumbuhan sel otak bayi.

    Kebutuhan protein bisa dipenuhi dengan mengonsumsi tempa, tahu, susu, ikan, daging, dan unggas. Mengonsumsi ikan sangat dianjurkan, terutama ikan laut karena mengandung asam lemak omega 3 yang berperan untuk pertumbuhan dan perkembangan sel otak serta proses penglihatan (retina mata) pada janin. Ikan juga mengandung asam amino esensial yang sangat baik baik bagi pertumbuhan janin, disamping kandungan vitamin dan mineralnya yang cukup tinggi.

  3. Zat besi
    Kebutuhan zat besi meningkat sehingga dibutuhkan tambahan 700-800 mg atau 30-60 mg per hari yang didapat dari suplemen untuk mengganti penggunaan zat besi oleh sumsum tulang, fetus, dan plasentas. Ibu hamil yang mengalami anemia akibat kekurangan zat besi akan berdampak meningkatnya absoprsi spotan, kelahiran dini, rendahnya berat badan bayi saat dilahirkan (BBLR), kematian bayi saat dilahirkan, dan kematian bayi sebelum dilahirkan. Sumber zat besi diperoleh dari hati, sumsum tulang, telur, daging, ikan, ayam, dan sayuran berwarna hijau tua.

  4. Asam folat
    Demikian juga dengan meningkatnya kebutuhan asam folat pada ibu hamil yang digunakan untuk pertumbuhan janin dan erythropoiesis ibu. Anemia akibat kekurangan asam flolat disebut anemia megaloblastik yang akan menyebabkan kekurangan oksigen. Bila hal ini berlangsung lama akan berdampak pada kerusakan organ-organ tubuh. Rendahnya kadar asam folat pada wanita hamil menyebabkan kelahiran cacat, gangguan saraf, atau gangguan perkembangan kecerdasan (retardasi mental). Kebutuhan asam folat pada wanita hamil sebanyak 280 µg per hari selama kehamilan trimester I, 660 µg pada trimester II, dan 470 µg pada trimester III bisa didapat dari sayuran hijau, hati, dan ayam.

  5. Kolin
    Kolin merupakan salah satu vitamin B kompleks yang dibutuhkan ibu hamil, terutama pada minggu kedelapan belas kehamilan. Vitamin ini dapat meningkatkan kemampuan bayi untuk membentuk hubungan antarneuron yang sedang tumbuh pesat. Kolin bisa didapat dari kuning telur, daging tanpa lemak, ragi, kedelai, hati, otak, ginjal, dan jantung.

  6. Vitamin E
    Vitamin E berfungsi sebagai anti-oksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas yang dapt menyebabkan kerusaka kromosom atau jaringan sel bayi, terutama paling rawan terjadi pada tahap-tahap awal kehamilan. Vitamin E dapat ditemukan pada gandum, sayuran hijau, biji-bijian, kedelai, minyak biji kapas, dan minyak jagung.

  7. Vitamin A
    Kebutuhan ibu hamil akan vitamin A harus dipenuhi, yaitu sekitar 500 SI. Kekurangan vitamin A selama kehamilan dapat menyebabkan bayi prematur dan perlambatan pertumbuhan janin serta rendahnya berat bayi saat dilahirkan. Dampak negatif kekurangan vitamin A dapat dicegah dengan mengonsumsi hati, susu, ikan laut, sayuran, dan buah berwarna hijau atau kuning.

  8. Vitamin B1
    Kekurangan vitamin B1 akan meningkatkan jumlah kasus kelahiran sebelum waktunya dan gangguan perkembangan janin. Vitamin B1 bisa dipenuhi kebutuhannya dengan mengonsumsi biji-bijian, kacang-acangan, padi-padian, dan daging.

  9. Kalsium
    Kebutuhan kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatan karena terjadinya peningkatanpergantian tulang (turn over), penurunan penyerapan kalsium, dan reteni kalsium karena adanya perubahan hormonal. Asupan kalsium yang dianjurkan untuk ibu hasil adalah 1.200 mg per hari yang bisa diperoleh dengan mengonsumsi susu, keju, ikan teri, rebon kering, udang kering, kacang kedelai kering atau basah, dan brokoli segar.

  10. Iodine
    Iodine adalah salah satu mineral yang dibutuhkan ibu hamil. Penambahan kebutuhan iodine pada masa kehamilan adalah 25 µg. Kekurangan iodine pada masa kehamilan akan mengakibatkan kretin (tubuh kerdil) yang ditunjukkan dengan adanya gangguan mental dan fisik menyerupai karakteristik anak down syndrom. Bahan makanan sumber iodine adalah garam dapur yang sudah difortifikasi (diperkaya) iodine, bahan makanan yang berasal dari laut, serta tumbuhan yang hidup dekat pantai.

  11. Zinc (seng)
    Kebutuhan ibu hamil akan zinc (seng) meningkat 5 mg karena tingkat zinc yag rendah akan menyebabkan kenaikan tingkat kelahiran tidak normal. Zinc berperan untuk meningkatkan sistem imun dan memperbaiki fungsi organ perasa (penglihatan, penciuman, dan pengecap). Sumber zinc dapat diperoleh dari daging, hati, telur, ayam, seafood, susu, dan kacang-kacangan.

Referensi

Rusilanti. 2006. Menu Bergizi untuk Ibu Hamil. Jakarta : PT Kawan Pustaka.