Nilai-Nilai Apa Saja yang Terkandung di dalam Surat An Nahl?

Surah An-Nahl

Surah An-Nahl (“Lebah”) adalah surah ke-16 dalam al-Qur’an. Surah ini terdiri atas 128 ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Surah ini dinamakan An-Nahl yang berarti lebah karena di dalamnya, terdapat firman Allah SWT ayat 68 yang artinya : “Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah”. Lebah adalah makhluk Allah yang banyak memberi manfaat dan kenikmatan kepada manusia. Ada persamaan antara madu yang dihasilkan oleh lebah dengan Al Quranul Karim.

Apa makna yang terkandung di dalam Surat An Nahl?

Nilai-Nilai Kehidupan Dalam Surah An-Nahl :

1. Nilai Akidah

Akidah atau keimanan ini berulang kali Allah menegaskan dalam surah an-Nahl untuk mentauhidkan
Allah swt, sebagai bukti bahwa nikmat terbesar bagi seorang hamba adalah nikmat iman, selamatnya
seorang hamba baik di dunia maupun di akhirat hanya bisa diraih dengan keimanan yang benar terhadap
Allah swt. Ini merupakan tugas besar bagi pendidik terutama yang berada dalam pendidikan Islam.
Ruang lingkup akidah dalam ajaran Islam atau yang sering disebut sebagai rukun iman ada enam, yaitu:
1). Iman kepada Allah swt
2). Iman kepada Malaikat
3). Iman kepada Kitab
4). Iman kepada Rasul
5). Iman kepada hari kiamat
6). Iman kepada qadha dan qadar/takdir.
Adapun ayat-ayat yang mengandung nilai akidah dalam surah an-Nahl dapat dilihat dalam
tabel di bawah ini:

Nilai Akidah

2. Nilai Syari’ah

Surah an-Nah}l juga mengandung nilai-nilai pendidikan syari’ah, baik yang berhubungan langsung dengan Allah maupun tidak. Adapun nilai-nilai pendidikan syari’ah tersebut adalah:

a. Nilai Ketaatan

Nilai ketaatan ini tergambar pada ayat 48 yaitu:

Artinya:“Dan apakah mereka tidak memperhatikan segala sesuatu yang telah diciptakan Allah yang bayangannya berbolak-balik ke kanan dan ke kiri dalam keadaan sujud kepada Allah, sedang mereka berendah diri?”.(Q.S. an-Nahl/16: 48)

Demikianlah ayat yang mulia ini menjelaskan bahwa segala sesuatu sujud kepada Allah. Sujud merupakan rukun salat, dan ini adalah akhir dari ketundukan seorang hamba kepada yang disembah, kita tunduk dalam keadaan berhenti, kita tunduk dalam keadaan rukuk, kita tunduk dalam keadaan duduk, akan tetapi ketundukan yang paling sempurna adalah dengan sujud kita kepada Allah, maksudnya adalah wajah. Oleh sebab itu, ketika Allah mengungkapkan tentang kebinasaan wujud. Setiap sesuatu binasa, kecuali wajah-Nya (Allah).(Q.S. al-Qasas 28: 88).
Ketika kata wajah disebut, maka artinya adalah zat. Ketika wajah sujud kepada Allah, itu menandakan ketundukan seluruh zat. Karena bagian paling mulia yang ada pada manusia adalah wajahnya. Jika seseorang meletakkan wajahnya ke tanah, maka dia telah menundukkan yang tertinggi di hadapan Allah swt. Ayat ini menunjukkan bahwa bayangan juga sujud kepada Tuhan dan Penciptanya. Bayangan bendabenda padat seperti pohon atau bangunan dan gunung adalah tetap dan tidak bergerak. Sedangkan bayangan manusia dan hewan bergerak. Allah telah memberikan misal kepada kita berkenaan dengan ketundukan sempurna melalui bayangan. Karena bayangan segala sesuatu tidak meninggalkan bumi selamanya. Ini adalah perumpamaan bagi ketundukan yang sempurna.

b. Amal Saleh

Islam tidak membedakan antara laki-laki dengan perempuan dalam beramal saleh. Yang membedakan amal saleh adalah keimanan.Iman merupakan pondasi bagi amal saleh. Dalam hal ini terdapat ayat yang ke 97 surah an-Nahl.

Artinya:“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.(Q.S. an-Nahl/16: 97)

c. Makan yang Halal dan Baik

Islam sangat menjaga kesucian, baik lahir maupun batin. Salah satu yang sangat diperhatikan adalah kesucian makanan. Makanan merupakan kebutuhan manusia, maka Islam memberikan aturan-aturan mengenai makanan ini. Salah satunya adalah harus memakan makanan yang halal dan baik. Perintah untuk memakan makanan yang halal lagi yang baik terdapat dalam surah an-Nahl ayat 114.

Artinya:“Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah ni`mat Allah jika kamu hanya kepada-Nya saja menyembah”. (Q.S. an-Nahl/16: 97).

3. Nilai Akhlak

Surah an-Nahl ini juga mengandung nilai-nilai pendidikan akhlak, baik akhlak mahmudah/terpuji yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari maupun akhlak mazmumah/ tercela yang harus dihindari dan ditinggalkan. Seperti ayat di bawah ini:

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”.(Q.S. an-Nahl/16: 90).

Menurut Quraish Shihab, ayat ini dinilai sebagai ayat yang paling sempurna dalam
penjelasan segala aspek kebaikan dan keburukan. Allah swt berfirman sambil mengukuhkan dan menunjuk langsung diri-Nya dengan nama yang teragung guna menekankan pentingnya pesan-pesan-Nya bahwa: Sesungguhnya Allah secara terus menerus memerintahkan siapapun diantara hamba-hamba-nya untuk berlaku adil
dalam sikap, ucapan dan tindakan, walau terhadap diri sendiri dan menganjurkan berbuat ihsan yakni yang lebih utama dari keadilan, dan jugapemberianapapun yang dibutuhkan dan sepanjang kemampuan lagi dengan tulus kepada kaum kerabat, dan Dia yakni Allah melarang segala macam dosa, lebih-lebih perbuatan keji yang amat dicela oleh agama dan akal sehat seperti zina dan homo seksual; demikian juga
kemungkaran yakni hal-hal yang bertentangan dengan adat istiadat yang sesuai dengan nilai-nilai agama dan melarang juga penganiayaan, yakni segala sesuatu yang melampaui batas kewajaran. Dengan perintah dan larangan ini Dia memberi pengajaran dan bimbingan kepada kamu semua, menyangkut segala aspek kebajikan agar kamu dapat selalu ingatdan mengambil pelajaran yang berharga.