Netizen Wajib Tahu Tiga Hal Ini

Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Pada zaman modern ini sahabat, media sosial sudah berkembang pesat dalam menunjang manusia untuk berkomunikasi, baik kepada orang yang sudah kita kenal maupun kepada orang asing sekalipun. Cara menggunakan media sosial memang terbilang sangat mudah, tetapi yang sulit adalah menjaga akhlak kita ketika kita berada di media sosial. Sebenarnya apa itu akhlak, akhlak adalah tingkah laku, namun tingkah laku tersebut harus dilakukan berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.

Akhlak sendiri dibagi menjadi dua, ada akhlak mahmudah (terpuji) dan akhlak mazmumah (tercela). Sahabat, adakah orang islam di dunia ini yang tidak mau mengamalkan akhlak mahmudah atau akhlak terpuji, mengingat Allah SWT memerintahkan kita agar senantiasa berbuat baik, tentu saja tidak ada bukan. Begitupula dalam menggunakan media sosial sahabat, sudah seharusnya kita selalu menjaga akhlak yang baik-baik ketika berada di media sosial.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Az-Zalzalah, ayat 7 dan 8 yang artinya sebagai berikut:

“Barangsiapa berbuat kebaikan sebesar zaroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan keburukan sebesar zaroh pun, niscaya ia akan melihat (balasan)nya pula.”

Lalu bagaimana caranya agar kita tetap menjaga akhlak kita ketika kita di media sosial ? Simak tiga caranya yang ada di bawah ini.

Pertama, dalam bertutur kata hindarilah sikap kurang puas dan lebih baik diam. Allah SWT telah berfirman :

“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka kecuali bisikan orang yang menyuruh manusia memberikan sedekah, atau berbuat ma`ruf atau mengadakan perdamaian antara manusia.” (An Nisa 114)

Ketahuilah, di setiap saat dan setiap tempat ada yang senantiasa memperhatikan dan mencatat ucapanmu. Malaikat tidak pernah absen dalam melakukan tugas tersebut. Karena itu sahabat, berbicaralah hanya yang pantas-pantas saja. Ringkaskan ucapanmu, serta cukupkanlah hingga sesuai dengan maksud pembicaraanmu. Artinya, berhati-hatilah kamu dalam menyampaikan kata-kata atau informasi sehingga tidak ada yang dikurang-kurangi maupun ditambah-tambahi untuk menghindari sesuatu yang tidak menguntungkan (tidak baik). Jangan karena kamu ingin menarik perhatian orang lain maka menggunakan metode yang salah dan buruk pula. Orang yang menambah-nambahi ceritanya akan berisiko besar menimbulkan sifat kesombongan. Jauhilah sifat tersebut dan tidak membanggakan diri dengan sesuatu yang tidak kamu punyai dengan tujuan memperbanyak harta dan mendapat ketenaran di mata manusia. Jadikanlah ucapanmu selalu condong kepada kebajikan. Jika tidak, maka diammu itu lebih baik. Rasulullah Saw bersabda:

“Barangsiapa yang mengaku beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau (kalau tidak bisa) diamlah.” (HR.Bukhari)

Sungguh pentingnya kita menjaga lisan kita sampai baginda Rasulullah Saw menasehati umatnya, orang-orang beriman, untuk berperilaku demikian. Sahabatku, jika semua orang menerapkan cara ini dalam penggunaan media sosial alangkah hebatnya pemanfaatan kita atas fasilitas tersebut. Hal itu tidak akan membuat kerusakan moral pula bagi manusia sehingga terjagalah silaturahmi umat islam dimanapun kita berada. Antara muslim akan saling mengingatkan jika ada saudara muslimnya yang telah berbuat kebatilan, menggunakan cara yang penuh kesabaran tidak mengedepankan kemarahan, tetapi dengan mencerminkan kepribadian bijaksana dan metode-metode yang tidak menyinggung serta menyimpang dari islam.

Kedua, jangan memotong pembicaraan orang lain, membatasi atau meremehkannya. Jadilah pendengar yang baik. Bantahlah jika mereka salah, dengan metode yang baik sebagai cermin dari kepribadian. Contoh penerapannya di keadaan sekarang adalah, janganlah kita mendengar atau membaca informasi kemudian memotong informasi tersebut, lalu menyebarkannya sesuka hati, sehingga terjadi kesalahpahaman di antara masyarakat. Karena hal tersebut akan membuat keresahan orang banyak, merugikan orang yang tidak bersalah, dan perbuatan itu sudah termasuk perilaku zalim. Allah SWT berfirman:

“Ingatlah, laknat Allah (ditimpakan) atas orang-orang yang zalim” (QS. Hud: 18)

Beberapa lama ini, kita juga sering menemukan pengguna media sosial saling meremehkan, mencemooh, atau menggertak seseorang yang dianggap berpenampilan buruk, berperilaku tidak layak atau tidak sesuai sebagaimana mestinya, sampai tidak ada sikap menghargai kepada sesama manusia, padahal kita sama-sama tidak sempurna sahabat. Mengapa kita tidak mengintrospeksi diri sendiri dahulu, kemudian saling mengingatkan atau menasehati agar kembali ke jalan yang lurus. Allah SWT berfirman:

“Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (Al `Asr: 1-3)

Tentunya menasehati dilakukan dengan metode yang baik dan benar. Tanyakanlah masalah mereka, jadilah pendengar yang baik, kita belajar menempatkan diri bagaimana jika kita yang mengalami masalah mereka itu, lalu bersama-sama mencari jalan keluar yang tidak menyimpang dari nilai islam. Sungguh yang seperti demikian adalah cermin dari kepribadian muslimin dan muslimat. Tidak perlu khawatir, Allah akan selalu melimpahkan rahmat atas kebaikan yang kamu perbuat. Disadari atau tidak, sebenarnya apa yang kamu alami dan kamu rasakan adalah cerminan atas kebaikan yang kamu perbuat. Allah SWT berfirman:

"Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-A’raf: 56)

Terakhir, hindarilah segala bentuk celaan, menggunjing, atau membicarakan aib orang lain. Sahabat, bahkan Allah telah berfirman tentang larangan mencela:

“Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mencela kaum yang lain, (karena) boleh jadi mereka (yang dicela itu) lebih baik dari mereka (yang mencela). Dan begitu pula wanita terhadap wanita lainnya, boleh jadi wanita yang dicela tadi lebih baik dari wanita yang mencela. Janganlah kamu saling mencela satu sama lain, dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS Al Hujurat: 11)

Maka dari itu marilah kita hindari sikap mencela ya sahabat.

Sahabat, perilaku menggunjing juga tidak diperbolehkan bagi kita. Allah SWT berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa, dan janganlah ada diantara kamu yang menggunjing satu sama lain. Apakah salah seorang dari kalian suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Bertaqwalah kalian kepada Allah. Sesungguhnya Allah itu Tawwab (Maha Penerima taubat) lagi Rahim (Maha Penyayang).” (QS Al Hujurat: 12)

Naudzubillah min zalik, menggunjing (ghibah) adalah membicarakan kejelekan atau aib seseorang secara tidak langsung di hadapannya, ghibah bisa berupa perkataan, isyarat atau tulisan. Ghibah tersebut, mengarah pada penghinaan terhadap seseorang tentang agama, kondisi fisik, akhlak, harta dan keturunannya. Barangsiapa yang mencela ciptaan Allah SWT, berarti ia telah mencela penciptanya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwasannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tahukah kalian apa itu ghibah?” Lalu sahabat berkata: “Allah dan rasul-Nya yang lebih tahu.” Rasulullah bersabda: “Engkau menyebut saudaramu tentang apa yang dia benci.” Beliau ditanya: “Bagaimana pendapatmu jika apa yang aku katakan benar tentang saudaraku?” Rasulullah bersabda: “Jika engkau menyebutkan tentang kebenaran saudaramu maka sungguh engkau telah ghibah tentang saudaramu dan jika yang engkau katakan yang sebaliknya maka engkau telah menyebutkan kedustaan tentang saudaramu.” (HR. Muslim)

Sahabat, demikianlah cara-cara kita tetap menjaga akhlak, terutama dalam penggunaan media sosial. Semoga kita bisa menerapkannya di kehidupan sehari-hari. Jazakumullah khairan katsiran. Wassalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.

Sumber gambar