Kemendikbudristek memberitahukan bahwa muncul klaster baru covid-19 pada saat memberlakukan sekolah dengan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang secara terbatas. Ini dibuktikan dengan melakukan survei sebanyak 46.500 sekolah yang dilakukan hingga tanggal 20 September 2021. Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Menengah menyatakan bahwa terdapat “sesuai laporan terdapat kasus penularan covid-19 sebesar 2.8%”, dikutip pada hari Rabu tanggal 22 september 2021. Penularan klaster baru Covid-19 yang sebesar 2.8% itu berasal dari 1.296 sekolah yang telah memberlakukan sekolah secara PTM yang terbatas.
Penularan ini terjadi pada seluruh jenjang pada satuan pendidikan yang dimulai dari PAUD, Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Akhir (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Sekolah Luar Biasa (SLB). Menurut Jumeri, dari 20.913 jenjang Sekolah Dasar (SD) terdapat penularan sebesar 2,78% atau 581 sekolah yang muncul klaster baru covid-19 setelah memberlakukan sekolah secara PTM yang terbatas. Untuk PTK yang tertular covid-19 sebesar 3.174 orang dan peserta didik yang tertular sebesar 6.908 orang.
Pada jenjang SMP (Sekolah Menengah Pertama), dari 7.085 sekolah yang menjadi responden, terdapat 241 sekolah atau 3,40% yang muncul klaster baru covid-19 pada saat memberlakukan sekolah dengan PTM secara terbatas . Untuk PTK yang tertular covid-19 sebanyak 1.502 orang, sedangkan untuk peserta didik sebanyak 2.220 peserta didik.
Selanjutnya, pada jenjang SMA (Sekolah Menengah Atas), dari 2.358 sekolah yang menjadi responden, terdapat 107 sekolah atau 4,54% muncul klaster baru covid-19 setelah memberlakukan sekolah dengan PTM secara terbatas. Terdapat 794 PTK dan 1.915 peserta didik yang tertular covid-19. Pada jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang menjadi responden sebanyak 2.267 sekolah. Terdapat 70 sekolah atau 3,09% yang menjadi penyebab munculnya klaster baru penularan covid-19. Terdapat 690 PTK dan 1.594 peserta didik yang tertular covid-19 pada jenjang SMK (Sekolah Menengah Kejuruan).
Pada tingkat PAUD yang menjadi responden sebanyak 12.994 sekolah. Terdapat 252 sekolah atau 1,94 persen yang muncul klaster baru covid-19 pada saat memberlakukan sekolah PTM secara terbatas. Hasil yang diperoleh terdapat 953 PTK dan 2.007 peserta didik yang tertular covid-19. Terakhir, SLB (Sekolah Luar Biasa) yang menjadi responden sebanyak 391 sekolah. Terdapat 13 sekolah yang muncul klaster baru covid-19 setelah memberlakukan sekolah PTM secara terbatas. Sebanyak 131 PTK dan 112 Peserta didik yang tertular covid pada SLB (Sekolah Luar Biasa) ini.
Data tersebut telah menunjukkan ada kenaikan terhadap penularan covid di Indonesia setelah memberlakukan sekolah PTM secara terbatas. Sehingga, pendapat Youdics mengenai sekolah PTM ini yang dilakukan secara terbatas, apakah perlu dilanjutkan atau diberhentikan?
Referensi:
Prastiwi, Devira. 2021. 6 Fakta Terkait Munculnya Klaster Covid-19 Sekolah Selama PTM Terbatas. Diakses pada tanggal 27 September 2021 pada link https://www.liputan6.com/news/read/4666412/6-fakta-terkait-munculnya-klaster-covid-19-sekolah-selama-ptm-terbata