Muda Berdaya Karya Raya

Muda Berdaya Karya Raya

Melalui buku ini, Fahd Pahdepie bercerita dan mengajak kita melihat betapa serunya melewati fase hidup yang menegangkan ini. Fahd mengajak kita membuktikan diri, bahwa kita: MUDA. BERDAYA. KARYA RAYA!

Deskripsi Buku


Konon, fase terberat dalam hidup adalah usia dua puluhan. Jika seseorang berhasil melewati fase ini dengan baik, hidup akan baik-baik saja hingga akhir. Jika gagal, segalanya menjadi lebih berat lagi di fase berikutnya.

Di usia 20-an dan awal 30-an, setiap orang mengalami krisis hebat. Tentang penemuan jati diri. Tentang menjadi cocok dengan lingkungan. Tentang menemukan kompas untuk melangkah ke masa depan. Sementara kita sibuk di antara dilema: bersenang-senang atau bekerja keras? Pacaran dulu atau menikah saja? Bekerja atau berwirausaha? Memanjakan diri atau berinvestasi? Lebih penting membahagiakan diri sendiri dulu atau orangtua dan keluarga?

Orang menyebut fase ini sebagai krisis perempat usia. Quarter life crisis . Buku ini tak memberimu cara menjalaninya. Sebab kamulah tuan bagi dirimu sendiri. Melalui buku ini, Fahd Pahdepie bercerita dan mengajak kita melihat betapa serunya melewati fase hidup yang menegangkan ini. Fahd mengajak kita membuktikan diri, bahwa kita: MUDA. BERDAYA. KARYA RAYA!

Detail Buku


Weight 450 g
Dimensions 13.5 × 20.5 cm
Halaman 442
Tahun Terbit 2018
Author Fahd Pahdepie
Publisher Buku Republika

Detail Pengarang


Fahd Pahdepie, lahir di Cianjur 22 Agustus 1986, adalah seorang penulis, pengusaha, dan aktivis. Pada tahun 2017 ia dinobatkan sebagai Outstanding Young Alumni oleh Australia Awards dan Australia Global Alumni. Tahun 2018, ia mendapatkan Outstanding Achievement Awards dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan menjadi alumni termuda yang menerima penghargaan itu.

Sebagai penulis ia telah menerbitkan banyak buku best-seller, di antaranya Hidup Berawal dari Mimpi (2011), Rumah Tangga (2015), Sehidup Sesurga (2016), Jodoh (2016), dan Hijrah Bang Tato (2017) yang akan segera diangkat ke layar lebar. Tahun 2010, ia mendapatkan Ahmad Wahib Award dari Yayasan Paramadina dan Hivos Foundation atas esainya mengenai toleransi dan kebebasan beragama.

Setelah lulus dari Monash University, Australia, ia memutuskan untuk terjun total ke dunia usaha. Saat ini ia memimpin berbagai unit bisnis termasuk Digitroops Indonesia (PT Dua Rajawali Teknologi Indonesia) yang bergerak di bisnis digital dan advertising, PT Umrah Leadership Series, PT Visi Matahari Pagi yang membawahi sejumlah caf?, barbershop, dan co-working space, PT Saroba Rezeki Bersama (SRB), dan lainnya.