Mitos-mitos apa saja yang anda ketauhi seputar Ekstrovert?

ekstrovert

Jika kepribadian introvert lebih senang menyendiri. Maka seseorang dengan kepribadian extrovert lebih menyukai lingkungan yang interaktif. Mereka cukup antusias dalam hal baru dan senang bergaul.

Apa saja mitos seputar Extrovert?

Mitos Seputar Ekstrovert.

  1. Mitos : Seorang Ekstrovert Lebih Bahagia Dibandingkan Seorang Introvert.
    Fakta : Baik introvert maupun ekstrovert bahagia dengan caranya masing-masing.

Seorang Ekstrovert merasa “hidup” di keramaian, sedangkan introvert merasa “damai” saat berada dalam ketenangan. Dalam masyarakat awam, sebuah ketenangan seringkali dinilai sebagai bentuk keprihatinan. Sehingga menilai jika seorang introvert tidak bahagia.


  1. Mitos : Seseorang dapat menjadi Salah Satu Dari Keduanya, Introvert atau Ekstrovert.
    Fakta : Banyak orang beranggapan seorang introvert adalah kutu buku, sedangkan ekstrovert adalah tukang pesta.

Kenyataannya, tidak ada ekstrovert 100% dan introvert 100%. Tiap orang merupakan kombinasi keduanya, yang membedakan adalah dominasi sifat introvert atau ekstrovert.


  1. Mitos : Ekstrovert Bukan Pendengar yang Baik.
    Fakta : Seorang ekstrovert dapat menjadi pendengar yang baik.

Seorang ekstrovert mampu mengembangkan hubungan dengan orang lain dan tahu bagaimana membuat orang lain merasa nyaman. Mereka menjadi menarik karena mampu melontarkan pertanyaan terbuka, sehingga membuat suasana menjadi lebih hidup.


  1. Mitos : Ekstrovert Tidak Suka Sendiri dan Suasana Tenang.
    Fakta : Setiap orang memerlukan “Me Time” untuk memperbaiki mood dan membuat lebih bersemangat.

Tipe ekstrovert menghabiskan “Me Time” dengan dosis yang lebih sedikit dan cara yang berbeda.


  1. Mitos : Ekstrovert Berpikiran Dangkal.
    Fakta : Ekstrovert maupun introvert memiliki cara masing-masing dalam hal memproses informasi.

Tipe ekstrovert lebih aktif dalam memulai percakapan. Tetapi memerlukan waktu untuk eksplorasi secara lebih mendalam. Tak jarang mereka memiliki gagasan lebih baik tentang suatu hal.


Menurut Suryabrata (1993), orang-orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi dunia objektifnya, yaitu dunia luar dirinya. orientasinya terutama tertuju keluar. pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun non-sosial. dia bersikap positif terhadap masyarakatnya, ini sama artinya dengan hati terbuka, muda bergaul, hubungan dengan orang lain lancar. bahaya bagi ekstrovert ini adalah apabila ikatan terhadap dunia luar itu terlalu kuat, sehingga tenggelam dalam dunia objektifnya, kehilangan dirinya atau asing terhadap dunia subjektifnya sendiri (dalam Nuqul,2006. Hal:29).

Eysenck mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki tipe kecenderungan ekstrovert akan memiliki karakteristik sebagai berikut: mereka tergolong orang yang ramah, suka bergaul, meyukai pesta, memiliki banyak teman, selalu membutuhkan teman untuk diajak bicara, tertarik dengan aoa yang terjadi disekitar mereka, terbuka, dan sering banyak bicara, membandingkan pendapat mereka dengan pendapat orang lain seperti aksi dan inisiasif, mudah mendapatkan teman dan beradaptasi dalam kelompok baru, mengatakan apa yang mereka pikirkan, tertarik dengan orang-orang baru, mudah menolak bersahabat dengan orang-orang yang tidak diinginkannya. mereka individu yang periang dan tidak memusingkan suatu masalah, optimis dan ceria.

sedangkan menurut L.A.Pervin, bahwa gambaran sifat tioe kepribadian ekstrovert adlah sebagai orang yang ramah dalam pergaulan, banyak teman , sangat memerlukan kegembiraan, ceroboh, impulsif. secara lebih rinci dijabarkan mudah marah, gelisah agresif, mudah menerima rangsang, berubah-ubah, impulsif, aktif, optimis, suka bergaul, banyak bicara, mau mendengarkan , menggampangkan lincah, riang, kepemimpinan.

Menurut Jung, orang ekstrovert dipengaruhi dunia objektif, diluar dirinya. orientasi tertuju pada pikiran, perasaan terdasarnya terutama ditentukan oleh lingkungan baik sosial mampun non-sosial(Suryabrata, 2006. hal:292)

seorang ekstrovert akan selalu digambarkan sebagai orang yang sangat oeriang dan aktif baik saat berbicara maupun gerakan, karena energi yang mereka dapatkan berasal dari luar. kepribadian ekstrovert memiliki sembilan sifat (trait) yaitu sosiable, lincah, aktif, asertif, mencari sensasi, riang,dominan, bersemangat dan berani.

orang yang berkepribadian ekstrovert pada umumnya lebih cepat melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan motif ketika sedang berada dalam suasana hati positif. orang yang berkepriadian ekstrovert akan tertarik pada hal-hal yang terjadi di luar dirinya, seperti lingkungan fisik dan sosialnya.

orang dengan kepribadian ekstrovert biasanya memiliki temandan relasi sosial yang lebih banyak, serta memiliki sensitivitas yang lebih besar mengenai penghargaan positif pada orang lain. secara umum, seubjective well-being dianggap suatu sikap yang stabil, sehingga kepribadian memiliki kaitan dengan pengalaman kebahagiaan. beberapa orang cenderung lebih bahagia daripada yang lain karena perbedaan tipe kepribadian. costa dan mccrae (dalam libran,2006) telah menunjukkan bahwa kedua ciri-ciri kepribadian dappat menjelaskan sejumlah besar varians dari subjective well-being, bahkan dapat memperdiksi tingkat subjective wel-being 20 tahun kemudian. oleh karena itu kepribadian akan mempengaruhi individu untuk merasakan efek positif atau efek negatif.

kebanyakan teori yang menjelaskan hubungan kepribadian dan subjective well-being telah difokuskan pada efek langsung dari kepribadian pada emosional dan kognitif. eterdapat kemungkinan efek tidak langdung atau interaksional sehingga bernagai aktivitas dan keadaan hidup mempengaruhi kesejahteraan. perbedaan pengaruh tersebut tergantung pada kepribadian seseorang.

gray (dalam hosseinkhanzadeh & taher, 2012) menyatakan bahwa terdapat dua sistem dalam otak yang berhubungan dengan perbedaan individu dalam kepribadian, yaitu sistem aktivasi perilaku yang peka terhadap sinyal imbalan dan sistem inhibisi perilaku yang peka terhadap sinyal hukuman . sistem aktivasi perlaku tersebut bertanggung jawab untuk memproduksi afek positif, sedangkan sistem inhibisi perilaku bertanggung jawab untuk memproduksi afek negatif. orang yang ekstrovert sensitif terhadap sinyal imbalan sehingga ekstrovert ketika diberi rangsangan imbalan akan memproduksi lebih bnayak afek positif daripada orang yang introvert.

afek positif yang besar akan mengarahkan individu untuk mendekati rangsangan imbalan seperti situasi sosial dimana orang yang ekstrovert mengalami peningkatan afek positif dan kepekaan terhadap imbalan menyebabkan peningkatan perilaku sosial. jadi orang yang ekstrovert menghabiskan lebih bnayak waktu disituasi sosial yang cenderung menghasilkan afek positif. orang yang ekstrovert memiliki pemikiran dan emosi yang lebih positif sehingga menghasilkan peristiwa yang lebih positif dan memperoleh hasil yang lebih bermanfaat bagi diri sendiri. headey dan wearing (dalam eddington dan shuman, 2002) memnemukan bahwa oang yang ekstrovert mengalami kejadian yang lebih positif dibandingkan orang yang introvert dalam kurun waktu setahun, karena orang yang introvert memiliki pikiran dan emosi negatif yang menghasilkan perilak yang merugikan diri sendiri.

penelitian oleh university of southampton inggris menujukkan remaja yang ekstrvert secara lansung merasa lebih bahagia ketika berusia di awal 60an, sedangkan orang yang berkepribadian introvert tidak secara langsung bahagia. menurut oishi orang yang ekstrovert tidak selalu bahagia dalam berbagai situasi. perbedaan situasi tempat individu berinteraksi dapat mengubah tingkat kebahagiaan individu berdasarkan tipe kepribadiannya.

keberadaan teman dapat memunculkan afek positif seperti rasa senang, katrena dengan adanya teman yang mampu mengerti dan siap mendengarkan ungkapan-ungkapan perasaan yang sedang dirasakan serta dapat membantu remaja dalam proses penerimaan terhadap keadaan dirinya sendiri. hal ini sangat membatu remaja dalam memahami pola-pola dan ciri-ciri yang menjadikan dirinya berbeda dari orang lain. menurut RF bercerita dengan teman mengenai berbagai masalah merupakan hal yang menyenangkan.

ekstrovert memprediksi kepuasan hidup karena ekstrovert mempengaruhi pengalaman afektif. oleh karena itu, kecenderungan seseorang untuk mengalami afek positif atau negatif sangat erat kaitannya dengan kepuasan hidup.

ekstrovert berarti mengarahkan energi psikis ke luar dan berorientasi kepada objek dan jauh dari subjektif. ekstrovert lebih tertarik untuk terlibat di dalam untuk terlibat dalam lingkungan, orang, benda di sekitar mereka dna mereka membutuhkan masukan juga. mereka lebih berenergi dan rela memimpin di banyak situasi, khususnya pada kegiatan sosial, dan mereka suka mendorong batas dan menantang baik diri mereka dan orang yang disekitar mereka. orang yang memiliki kepribadian ekstrovert boasanya lebih sering merasakan bahwa mereka dapat mengatasi segala rintangan yang ada di jalan. lebih jelasnya, antara benar atau tidak hal tersebut tergantung dari berbagai keadaan, tetapi secara umum ekstrovert lebih proaktif dalam pengalaman (dan untuk diandalkan)di dunia sekitar mereka.

Penelitian berperan penting dalam proses menemukan jawaban dari masalah yang dicari yaitu mengetahui karakter unik pada ekstrovert, yaitu:

  1. ekstrovert memiliki banyak energi yang membuat mereka lebih aktif.
  2. ekstrovert cenderung lebih terbuka dan mudah bergaul dengan orang lain karena energi yang didaptkan berasal dari luar.
  3. ekstrovert biasanya terlalu banyak bicara membuat mereka terlihat sangat mengganggu.
  4. ekstrvert biasanya memiliki banyak teman.
  5. ekstrovert biasanya memilih warna yang lebih terang.
  6. ekstrovert lebih banyak melakukan kontak mata dan gesture tubuh.

dalam pengambaran karakter, seorang ekstrovert akan selalu digambarkan sebagai seseorang yang sangat periang dan aktif baik berbicara maupun gerakan, karena energi yang mereka dapatkan berasal dari luar.

dapat disimpulkan bahwa orang yang berkepribadian ekstrovert adalah orang yang mudah bergaul dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Sehingga fikiran, perasaan, dan tindakan-tindakannya banyak dipengaruhi dunia luar dirinya(objektif) daripada dalam dirinya (subjektif).

Referensi

Jurnal Psikologi Studi Karakter Ekstrovert dan Introvert