“Minimum Viable Product" Lifecycle

Begitu ide tentang bisnis yang akan mengubah dunia muncul di kepala, pertama-tama Anda bertanya: Bagaimana mulai membangunnya? Bagaimana sebaiknya tampilan versi pertama? Apa yang seharusnya diprioritaskan dan apa yang bisa ditunda?
Banyak yang bilang bahwa mengembangkan Minimum Viable Product dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti di atas. Lantas bagaimana sebenarnya sebuah Minumum Viable Product itu berjalan?

Ketika membuat suatu fitur baru atau bahkan membuat produk baru, biasanya kita masih benar-benar ‘on fire’ dan berambisi untuk melakukan sesuatu yang luar biasa. Bahkan terkadang kita bisa menjadi TERLALU bersemangat sampai-sampai menambahkan banyak hal ke dalam proyek yang sedang kita kerjakan.

Kita mungkin tidak asing lagi mendengar kisah percakapan semacam ini:

“Eh, kita buat aplikasi A yuk”
“Boleh tuh, nanti kita tambahin fitur x sama y”
“Mmm… Gimana kalo sekalian fitur z juga? biar nanggung”.
.
.
.
.
pada akhirnya produknya tidak pernah rilis.

Bayangkan kita memiliki ide untuk membuat sebuah produk. Akan tetapi kita harus memastikan value yang akan kita berikan (melalui produk tersebut) dan kesesuaian pasar yang akan kita jamah.

Pada saat yang bersamaan, akan muncul banyak sekali asumsi-asumsi terkait penerimaan pengguna terhadap produk yang akan kita buat. Disitulah MVP dibuat untuk memastikan hal tersebut. MVP akan berjalan dengan 4 tahap berikut:

  1. Framing
    Tahap ini adalah tahap dimana kita mengevaluasi dengan mencocokkan antara value dan visibility dari produk yang akan kita buat. Proses framing dilakukan antara 3 area kunci, yaitu:

    • User, Desirability
    • Bisnis, Viability
    • Teknologi, Feasibility
  2. Scooping
    Pada tahap ini, MVP squad dan end user akan bekerja dalam mendefinisikan scope, roadmap, dan architecture

  3. Buliding
    Tahap ini kita befokus pada pembangunan produk, yang kemudian dilanjutkan dengan mendemonstrasikan/mengenalkan produk kepada calon pengguna dan stakeholder dengan harapan untuk mendapatkan feedback dari produk yang telah dibangun. Pada tahap ini diharapkan calon pengguna telah mengenal dengan produk.

  4. Transfering
    Tahap yang terakhir dalam MVP adalah kita harus mendesain MVP baru yang menyesuaikan dengan feedback dari calon pengguna dan stakeholder. Tahap ini menuntut adanya kolaborasi yang baik antara sales & marketing, engineering, dan tim operasional.

referensi:

https://medium.com/traveloka-design/mendesain-sebuah-mvp-2c50e1c839f9