Metode Pembelajaran Efektif Sesuai Karakter Generasi Z yang Berlandaskan Surah An-Nahl Ayat 125 (MKTIA GBQ VII)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Generasi Z merupakan generasi yang lahir pada tahun 1996-2009.
Generasi Z juga disebut Gen Net (Generasi Internet). Jika
diperhatikan, memang benar Generasi Z tumbuh di era digital yang
semakin berkembang. Tumbuh di era digital, Generasi Z sudah
mengenal teknologi dan akrab dengan perangkat digital canggih sejak
kecil. Secara tidak langsung, tumbuh dan berkembang di era digital
yang semakin canggih dapat mempengaruhi kepribadian mereka.
Akibatnya, dunia kembali harus bekerja keras menghadapi pola
perilaku dan karakteristik yang berimbas pada selera, layanan, cara
kerja, dan lain sebagainya. Berdasarkan analisis, karakteristik generasi
Z didominasi oleh sikap seperti; berambisi besar untuk mencapai
kesuksesan, multi tasking, menyukai hal instan, menginginkan
kebebasan, memiliki rasa percaya diri yang tinggi, ingin mendapat
pengakuan, melek teknologi, dan lain sebagainya. Dalam pendidikan,
generasi Z lebih tertarik dengan pembelajaran berbasis digital.
Generasi Z yang terlahir di tengah derasnya arus informasi memiliki
cara ajar yang berbeda. Generasi sebelumnya yang dididik dengan
pola otoriter berbeda dengan generasi Z yang lebih suka tugas atau
kebijakan yang diterapkan rasional.
Secara umum, generasi Z memiliki karakter lebih banyak
menghabiskan waktunya untuk mengakses perangkat digital,
mengeksplorasi dunia maya, berkomunikasi dan berinteraksi di media
sosial dibandingkan bertatap muka dan bercengkrama di kehidupan
nyata. Di sisi lain, mereka rawan memiliki potensi karakter negatif
seperti kurang pengalaman kerja, kecanduan internet dan kurang peka
terhadap lingkungan sekitarnya. Melihat kondisi yang seperti itu,
penulis mencoba merumuskan bagaimanakah metode pembelajaran
efektif sesuai karakter generasi Z yang berlandaskan al-quran surat an-
2
nahl ayat 125 yang berbunyi “Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu,
Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan
Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” Sesuai
dalil tersebut, maka generasi Z yang didominasi dengan karakter yang
kecanduan dengan internet bisa dilanjuti dengan tahap pendidikan.
Dalam pendidikan karakter dibutuhkan sebuah metode pembelajaran
yang khusus sesuai objek yang dididik. Karakter yang dimiliki oleh
generasi Z yang suka hal yang instan dapat diaplikasikan dengan
memberikan sebuah hikmah dan nasihat melalui media tersebut.
Dengan adanya karakter inilah yang membuat peneliti ingin
mengungkap metode pembelajaran yang cocok untuk generasi Z
berlandaskan surat an-bahl ayat 125.
1.2 Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam
penelitian ini yaitu:

  1. Bagaimana karakter generasi Z dalam proses belajar?
  2. Bagaimana metode pembelajaran yang efektif sesuai karakter
    generasi Z?
    1.3 Tujuan penelitian
    Sesuai rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini sebagai
    berikut:
  3. Untuk mengetahui karakter generasi Z dalam proses belajar.
  4. Untuk mengetahui metode pembelajaran yang efektif sesuai
    karakter generasi Z.
    1.4 Manfaat Penelitiuan
  5. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan untuk menciptakan suasana
    pembelajaran yang sesuai untuk generasi Z.
  6. Hasil penelitian dapat diimplementasikan untuk membuat ruang
    yang kondusif dalam pembelajaran sesuai generasi di era digital.
    3
  7. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah
    perbendaharaan penelitian dalam dunia pendidikan, khususnya
    dalam membuktikan kekuatan Al-Quran untuk mewujudkan
    Indonesia baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur di era digital.
    4
    BAB II
    TINJAUAN PUSTAKA
    2.1 Al-Quran Surat An-Nahl Ayat 125
    َّن َربَّ َك
    ِ
    ْح َس ُنۚ إ
    َ
    َى أ
    تِى ِه
    َّ
    ِٱل
    ُهم ب
    ْ
    ِدل
    َح َسنَ ِةۖ َو َج ٰ
    ْ
    َمْو ِع َظ ِة ٱل
    ْ
    َوٱل
    ِح ْكَمِة
    ْ
    ِٱل
    ِ َك ب
    ِي ِل َرب
    ٰى َسب
    لَ
    ِ
    َو ٱدْعُ إ
    هُ
    ُمْهتَِدي َن
    ْ
    ِٱل
    ُم ب
    ْعلَ
    َ
    َو أ
    ِيِل ِهۦۖ َوهُ
    ِ َمن َض َّل َعن َسب
    ُم ب
    ْعلَ
    َ
    أ
    “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah
    dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka
    dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang
    lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah
    yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S
    An-Nahl:125)
    Kandungan ayat tersebut adalah perintah kepada seluruh
    umat manusia untuk menyeru kepada jalan yang diridhoi oleh
    Allah SWT yakni addinul islam dengan cara yang sesuai
    dengan keadaan objek dakwah, pemahaman dan
    ketundukannya, melalui nasihat yang mengandung motivasi
    dan peringatan, serta mendebat orang-orang yang
    menyelisihinya dengan cara yang lebih baik dan dengan dalildalil yang kuat baik dari sisi perkataan, pemikiran dan
    pengkondisian. Kalian tidak bertugas memberi manusia
    hidayah, akan tetapi bertugas menyampaikan kepada mereka.
    Sesungguhnya Rabbmu lebih mengetahui siapa yang tersesat
    dari agama Islam dan Dia lebih mengetahui siapa yang
    mendapatkan petunjuk.
    Dalam Tafsir Al-Mukhtashar karya Al-Hafidz Ibnu Katsir
    yang berbunyi “Serulah (wahai rasul) olehmu dan orang-orang
    yang mengikutimu kepada agama tuhanmu dan jalanNya yang
    lurus dengan cara bijaksana yang telah Allah wahyuykan
    kepadamu di dalam al-quran dan sunah. Dan bicaralah kepada
    manusia dengan metode yang sesuai dengan mereka, dan
    5
    nasihati mereka dengan baik-baik yang akan mendorong
    mereka menyukai kebaikan dan menjauhkan mereka dari
    keburukan. Dan debatlah mereka dengan cara perdebatan yang
    terbaik, dengan halus dan lemah lembut. Sebab tidak ada
    kewajiban atas dirimu selain menyampaikan, dan sungguh
    engkau telah menyampaikan, adapun hidayah bagi mereka
    terserah kepada Allah semata. Dia lebih tahu siapa saja yang
    sesat dari jalanNya dan Dia lebih tahu orang-orang yang akan
    mendapatkan hidayah.”
    Adapun dalam Tafsir al-Wajiz karya Syekh Dr. Wahbab
    al-Zuhaili yang berbunyi “Hendaknya ajakanmu kepada umat
    manusia, yang Muslim maupun kafir tertuju kepada jalan
    Rabbmu yang lurus yang mengandung ilmu yang bermanfaat
    dan amalan shalih. “Dengan hikmah” maksudnya, setiap orang
    sesuai dengan keadaan dan pemahaman serta sambutan dan
    ketaatannya. Termasuk hikmah dalam berdakwah adalah
    berdakwah dengan dasar ilmu, bukan kebodohan, memulai
    dengan perkara yang paling penting (sesuai dengan skala
    prioritas), lalu yang lebih penting daripada (yang sesudahnya)
    dan yang lebih dekat dengan alam pikiran mereka dan mudah
    dipahami, dengan cara (simpatik) yang lebih mendatangkan
    sambutan lebih baik, dengan penuh kelembutan dan
    persuasive. Bila sudah tunduk dengan cara hikmah, (maka itu
    sangat bagus). Jika tidak mempan, maka beralih kepada
    metode dakwah dengan pelajaran yang baik. Yaitu dengan
    perintah dan larangan, yang diiringi dengan targhib (anjuran
    keutamaan) dan tarhib (ancaman). Baik dengan
    (menyampaikan) kemaslahatan yang terkandung oleh perintahpetintah dan menghitung-hitungnya dan bahaya yang
    terkandung dalam larangan-larangan dan
    menginventariskannya, atau dengan menyebutkan kemuliaan
    yang diraih oleh orang-orang yang menegakkan agama Allah
    6
    dan penghinaan dan diterima orang yang tidak
    menjalankannya. Maupun dengan menyebutkan sesuatu yang
    telah Allah sediakan bagi orang-orang yang taat berupa balasan
    baik di dunia dan akhirat, dan sesuatu yang dipersiapkan oleh
    Allah bagi para pelaku maksiat, berupa hukuman dunia dan
    akhirat. Bila obyek dakwah mengklaim keyakinan yang
    dipegang teguh olehnya merupakan kebenaran (padahal salah)
    atau ia seorang propagandis kebatilan, maka ditempuh cara
    bantahan dengan cara yang lebih baik. Yaitu cara-cara yang
    bisa lebih efektif agar dia menyambut dakwah secara nalar
    maupun lewat dalil naqli. Termasuk, mengemukakan
    argumentasi untuk menyerangnya dengan membawakan dalildalil yang dia yakini (selanjutnya dibantah satu persatu).
    Sesungguhnya metode ini lebih efektif merealisasikan tujuan
    dakwah, dan jangan sampai adu argumentasi mengarah kepada
    pertikaian atau saling mencela yang akan memupus tujuan
    dakwah itu sendiri dan tidak muncul manfaat darinya. Akan
    tetapi, sasarannya adalah memberi hidayah kepada umat
    manusia, bukan untuk mengalahkan mereka atau tujuan buruk
    lainnya. Firman Allah, “Sesungguhnya Rabbmu Dialah yang
    lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya,”
    Maha Mengetahui latar belakang yang menyeretnya kepada
    kesesatan, dan Mengetahui perbuatan-perbuatan yang
    menyebabkannya kepada kesesatannya, dan Allah akan
    membalasnya dengan setimpal. “Dan Di-lah yang lebih
    mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk,” Allah
    mengetahui bahwa mereka pantas menerima hidayah, lantas
    menganugerahkannya kepada mereka dan memilih mereka.”
    Dari sekian pendapat para ulama tentang kandungan surat
    An-Nahl ayat 125 dan juga terjemah ayat tersebut yang
    menyebutkan bahwa Allah memerintahkan Rasul mengajak
    kepada agama Islam dan orang-orang beriman yang mengikuti
    7
    dengan cara yang sesuai dengan keadaan objek dakwah,
    pemahaman dan ketundukannya, melalui nasihat yang
    mengandung motivasi dan peringatan, serta berdebat dengan
    cara yang lebih baik dari sisi perkataan, pemikiran dan
    pengkondisian. Allah tidak memberi tugas untuk memberi
    manusia hidayah, akan tetapi tugas yang diberikan kepada
    Rasul hanyalah menyampaikan bahwa Rabb mereka lebih
    mengetahui siapa yang tersesat dari agama Islam dan Dia lebih
    mengetahui siapa yang mendapatkan petunjuk, karena itu
    jangan sia-siakan diri dengan kesedihan mendalam atas
    mereka. Dari ayat tersebut kita dapat mengambil sebuah
    pelajaran bahwa dalam memberi sebuah metode pembelajaran
    haruslah disesuaikan dengan kondisi yang dididik. Contoh
    kecilnya yaitu dengan menciptakan metode pembelajaran
    sesuai generasi yang kita hadapi yakni generasi Z yang
    termasuk generasi internet di era digital yang semakin canggih
    ini.
    2.2 Generasi Z
    Generasi Z adalah generasi penerus setelah generasi
    milenial. Menurut Pew Reseach, definisi dari generasi Z adalah
    orang yang lahir setelah 1997 yang tumbuh dengan teknologi,
    internet, dan media sosial. Lahir dan berkembang di era
    teknologi digital menjadikan generasi Z sebagai pecandu
    teknologi dan cenderung anti-sosial. Dalam definisi lain,
    generasi Z merupakan generasi yang lahir dalam rentang tahun
    1995 hingga 2010. Generasi Z datang setelah generasi Y,
    sehingga sering disebut sebagai generasi peralihan generasi Y
    dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat. Banyak
    istilah yang menjadi sebutan bagi generasi Z, seperti
    iGen (iGeneration), gen Net (generasi internet), gen
    Tech, digital natives, dan plurals. Jika diperhatikan, istilah-
    8
    istilah tersebut berkaitan erat dengan teknologi. Benar saja,
    sebab generasi Z tumbuh di era digital, sehingga mereka sudah
    mengenal teknologi dan akrab dengan perangkat digital
    canggih sejak kecil. Diakui atau tidak, teknologi yang
    menyertai tumbuh kembang generasi Z ini mempengaruhi
    kepribadian mereka. Generasi Z didefinisikan pula sebagai
    generasi influencer yang merupakan penduduk asli dari era
    digital sejati saat ini. Sebab dari lahir hingga dewasa, generasi
    ini telah terpapar internet, jaringan sosial, dan sistem seluler.
    Perkembangan teknologi ini menghasilkan generasi hiper
    kognitif yang lebih nyaman mengumpulkan referensi silang
    dari banyak sumber informasi dan mengintegrasikan
    pengalaman virtual dengan kehidupan nyata.
    Karakter generasi Z, menurut Grail Research (2011), adalah
    generasi pertama yang sebenar benarnya generasi internet. Hal
    itulah yang membuat generasi ini memiliki karakter yang
    menggemari teknologi, fleksibel, lebih cerdas, dan toleran pada
    perbedaan budaya. Mereka juga terhubung secara global dan
    berjejaring di dunia virtual. Meskipun demikian generasi ini
    adalah generasi yang menyukai budaya instan dan kurang peka
    terhadap esensi privat karena secara konstan mengunggah
    hidupnya di media sosial. Dibandingkan generasi lain, generasi
    Z adalah generasi yang berpengaruh di komunitasnya. Ini
    adalah akibat dari terpaan berbagai hal yang ada di internet.
    Jika memiliki pengalaman baik atau buruk terhadap sesuatu,
    generasi ini tidak akan diam saja, mereka akan
    mengungkapkannya di media sosial (Sladek dan
    Grabinger,2014).
    Adapun menurut Akhmad Sudrajat bahwa generasi Z
    memiliki karakteristik perilaku dan kepribadian yang berbeda
    apabila dipandang dari dua generasi sebelumnya. Beliau
    9
    mengungkapkan bahwa karakteristik umum generasi Z
    diantaranya dalah; a) Fasih Teknologi, mereka merupakan
    orang yang mahir dan terbiasa dengan penggunaan teknologi
    informasi termasuk berbagai fasilitas dan aplikasi computer
    atau laptop, b) Lebih cenderung memiliki rasa toleransi yang
    tinggi terhadap perbedaan budaya dan lingkungan, c)
    Multitasking, mereka terbiasa melakukan berbagai aktivitras
    dalam satu waktu yang bersamaan dan mereka lebih
    menginginkan segala sesuatu dapat dilakukan dengan cepat,
    dan sangat menghindari hal-hal yang terlalu lambat ataau
    terbelit-belit.
    Generasi Z adalah generasi yang mendominasi pelajar
    berikutnya, dan lembaga pendidikan perlu beradaptasi untuk
    memberikan model pendidikan yang mereka inginkan. Untuk
    mendidik para pelajar generasi Z secara efektif, para pendidik
    harus bisa menyesuaikan dengan kondisi mereka. Mereka
    sangat tertarik dengan pembelajaran berbasis digital. Adapun
    metode yang disukai generasi Z ini seperti; learning by doing
    (bereksperimen), membutuhkan tujuan yang jelas di awal
    pelajaran dan feedback yang cepat, membutuhkan tutor atau
    pengajar yang bisa memposisikan dirinyta sebagai sahabat,
    fokus pada pembelajaran audio, belajar melalui alat digital,
    belajar sebagai permainan, mengerjakan tugas dengan fungsi
    multitasking, dan lain sebagainya. Dengan hadirnya generasi Z
    yang memiliki karakteristik diatas bahwa seorang pendidik
    harusnya bisa memberikan bimbingan yang tepat dan
    disesuaikan dengan karakteristik anak itu sendiri.
    2.3 Metode Pembelajaran
    Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
    belajar mengandung arti berusaha memperoleh kepandaian
    atau ilmu. Sedangkan pembelajaran mengandung arti proses,
    10
    cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.
    Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
    Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa pembelajaran adalah
    proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
    belajar pada suatu lingkungan belajar. Sementara menurut PP
    Nomor 32 Tahun 2013, pembelajaran diartikan sebagai proses
    interaksi antara peserta didik, antara peserta didik dengan
    pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
    Menurut Abdurrahman Ginting, metode pembelajaran juga
    dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan
    berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan
    sumberdaya terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran
    pada diri pembelajar. Metode pembelajaran menurut
    Djamarah, SB. (2006: 46), metode pembelajaran adalah suatu
    cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah
    ditetapkan. Dalam kegioatan belajar mengajar, metode
    diperlukan oleh guru agar penggunanya bervariasi sesuai yang
    ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Pengertian metode
    pembelajaran secara umum adalah suatu cara yang dipilih oleh
    guru dan pendidik untuk dapat mengoptimalkan proses belajar
    mengajar yang kemudian bertujuan untuk mencapai tujuan
    pembelajaran yang diharapkan.
    Cara atau metode pembelajaran yang digunakan untuk
    menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh
    untuk memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan,
    ketrampilan dan sikap. Dengan demikian metode pembelajaran
    memegang peranan penting, karena keberhasilan pembelajaran
    sangat tergantung pad acara guru dalam menggunakan metode
    pembelajatran. Adapun ciri-ciri metode yang baik untuk proses
    belajar mengajar adalah; a) bersifat luwes, fleksibel dan
    memiliki daya yang seesuai dengan karakter yang dididik, b)
    memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan
    11
    pendapat, c) bersifat fungsional dalam menyatukan teori
    dengan praktik dan mengantarkan murid pada kemampuan
    praktis.
    Suatu metode pembelajaran harus memperhatikan hal
    berikut, seperti; a)metode yang digunakan dapat
    membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid,
    b)metode dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian
    murid, c) metode dapat memberikan kesempatan kepada murid
    untuk mewujudkan hasil karya, d) metode yang digunakan
    dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai serta
    sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan cara
    bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari, e) dan lain
    sebagainya. Adapun dalam penentuan metode pembelajaran
    adalah; a) tujuan yang hendak dicapai, b) kemampuan guru, c)
    melihat situasi dan kondisi proses belajar mengajar, d)fasilitas
    yang tersedia, e) waktu yang tersedia, f) kebaikan dan
    kekurangan suatu metode.
    12
    BAB III
    METODE PENELITIAN
    3.1 Jenis Penelitian
    Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan
    penekanan melalui cara berpikir kritis dan argumentatif.
    Penelitian ini berdasarkan hasil wawancara dan data kuisioner
    yang dibagikan ke beberapa sampel. Penelitian ini juga
    menggunakan metode studi literatur, yaitu metode
    pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta
    mengolah bahan penelitian. Dengan kata lain, studi literature
    yaitu kita meninjau dari sumber –sumber informasi serta
    jurnal-jurnal yang pernah dibuat untuk memecahkan masalah
    yang ada. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui berbagai
    teori yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi sebagai
    bahan rujukan dalam pembahasan hasil penelitian. Data yang
    dicari merupakan data yang telah terbukti dan akurat.
    3.2 Populasi dan Sampel
    Populasi adalah kelompok subjek penelitian yang hendak
    dikenai generalisasi hasil penelitian (Azwar, 2004:77). Karena
    efisiensi sumber daya yang memungkinkan dan telah
    berlangsung alami di latar penelitian ini (studi kasus), populasi
    dalam penelitian ini adalah seluruh santri Pondok Pesantren
    Al-Ishlah yang seluruhnya merupakan generasi Z . Dari sekian
    banyaknya populasi yang ada hanya diambil sebagian dari
    populasi tersebut atau bisa disebut dengan mengambil sampel
    dari populasi tersebut. Sampel yang ada dianggap sebagai
    perwakilan dari populasi yang hasilnya mewakili keseluruhan
    gejala yang diamati. Adapun sampel yang kami ambil adalah
    beberapa guru sebagai tenaga pendidik yang menyampaikan
    pembelajaran kepada siswa.
    3.3 Data dan Sumber Data
    13
    Data penelitian diambil dari data verba dari hasil
    wawancara dan kuisioner. Sumber data diambil dari beberapa
    siswa yang diberi kuisioner, Wawancara dengan cara Tanya
    jawab dengan guru mengenai metode pembelajaran yang
    efektif bagi generasi sekarang khususnya generasi Z, sumber
    data dari berbagai media literatur berupa jurnal, referensi dan
    sejumlah buku yang berkaitan dengan masalah dan tujuan
    penelitian.
    3.4 Teknik Pengumpulan Data
    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah
    sebagai berikut:
    a) Survey Literatur (Penelusuran Referensi)
    Penggunaan teknik ini dengan mencari
    berbagai informasi dari segala referensi melalui
    jurnal-jurtnal ilmiah, internet, maupun buku
    mengenai karakter generasi Z dan metode
    pembelajaran yang efektif unytuk diberikan kepada
    generasi Z.
    b) Teknik analisis data
    Penggunaan teknik ini dengan tahapan
    pertama yakni mengumpulkan data dari wawancara
    ,kuisioner dan berbagai referensi yang didapat.
    Setelah pengumpulan data, dilakukan
    penggabungan data dari segala data yang didapat
    melalui wawancara, kuisioner dan referensi yang
    didapat. Tahap terakhir adalah penarikan
    kesimpulan yang hasilnya akan dibahas pada bab
    pembahasan.
    c) Wawancara
    Memperoleh data-data yang ada dengan cara
    Tanya jawab dengan narasumber mengenai metode
    14
    pembelajaran efektif terhadap siswa dalam era
    digital.
    • Nama narasumber : Bapak Drs. H. Agus
    Salim Syukron, M. Pd. I
    • Pekerjaan : Kepala sekolah MA
    Al-Ishlah Sendangagung
    • Berikut ini pertanyaan yang penulis
    ajukan:
  8. Bagaimana pandangan mengenai
    karakter generasi Z sekarang ini dalam
    proses pembelajaran?
  9. Bagaimana metode yang sesuai
    karakter generasi Z?
  10. Apakah metode dalam al –quran perlu
    diterapkan dalam metode
    pembelajaran saat ini?
    d) Data kuisioner
    Pengumpulan data dengan membagikan kuisioner
    berjumlah 20 lembar kuisioner dengan 8 pertanyaan
    kepada beberapa santri Pondok Pesantren Al-Ishlah
    yang didominasi sebagai generasi Z.
    15
    BAB IV
    PEMBAHASAN
    4.1 Karakter Generasi Z Dalam Proses Pembelajaran
    Dalam kehidupan di era digital yang semakin
    canggih, teknologi semakin berkembang cepat. Generasi
    Z berbeda dari generasi yang lain mulai dari lingkungan,
    fasilitas, sarana komunikasi, dan media informasi sudah
    menjadi bagian dari hidup mereka yang tidak bisa
    terlepaskan. Hidup dengan mengikuti perkembangan
    zaman yang cepat dan teknologi yang semakin canggih
    mempengaruhi karakter yang dimiliki oleh generasi ini.
    Secara umum, generasi Z merupakan generasi
    yang suka bersosialisasi dan mengekspresikan diri, suka
    bergerak, berpikiran global, berkomunikasi secara
    digital, dan menyukai hal-hal yang bersifat visual. Setiap
    generasi memiliki sifat dan perilaku yang berbeda,
    khususnya dalam proses pembelajaran. generasi Z yang
    terbiasa hidup dengan teknologi memiliki gaya belajar
    yang berbeda jika dilihat dari karakternya. Menurut hasil
    wawancara kami kepada salah satu guru mengungkapkan
    bahwa generasi sekarang sangat berbeda dengan generasi
    sebelumnya. Generasi sebelumnya yang cenderung lebih
    mudah menerima apa yang disampaikan oleh pengajar
    justru berbeda dengan generasi sekarang yang lebih
    susah menerima apa yang diberikan pengajar kepada
    mereka. Hal ini disebabkan oleh lingkungan disekitar
    mereka yang membangun karakter untuk lebih berpikiran
    kritis dan suka yang instan.
    Karakter generasi Z menurut Grail Research
    (2011), adalah generasi pertama yang sebenar-benarnya
    generasi internet. Hal inilah yang membuat generasi ini
    memiliki karakter yang menggemari teknologi, fleksibel,
    16
    lebih cerdas, dan toleran pada perbedaan budaya.
    Generasi Z memiliki karakteristik perilaku dan
    kepribadian yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
    Beberapa karakteristik umum dari generasi Z; a) Fasih
    Teknologi, mereka dapat mengakses berbagai informasi
    yang mereka butuhkan secara mudah dan cepat, baik
    untuk kepentingan pendidikan maupun kepentingan
    hidup kesehariannya, b) toleran terhadap perbedaan
    kultur dan sangat peduli dengan lingkungan, c)
    Multitasking, mereka terbiasa dengan berbagai aktivitas
    dalam satu waktu yang bersamaan. Mereka
    menginginkan segala sesuatunya dapat dilakukan dan
    berjalan serba cepat. Mereka tidak menginginkan hal-hal
    yang bertele-tele dan berbelit-belit. Karakteristik tersebut
    memiliki dua sisi yang berlawanan, bisa positif yaitu
    memberikan manfaat bagi dirinya ataupun
    lingkungannya atau justru malah negatif yang dapat
    merugikan diri sendiri maupun lingkungannya. Menurut
    Tuhana Taufiq Andrianto, sebagagaimana disampaikan
    oleh Jusuf AN dalam tulisannya yang berjudul “Masa
    Depan Anak-Anak Generasi Z” bahwa anak cenderung
    berkurang dalam komunikasi secara verbal, cenderung
    bersikap egosentris dan individualis, cenderung
    menginginkan hasil yang serba cepat, serba instan, dan
    serba mudah, tidak sabaran, dan tidak menghargai
    proses. Kecerdasan intelektual mereka mungkin akan
    berkembang baik, tetapi kecerdasan emosional mereka
    jadi tumpul.
    Kesimpulan yang dapat diambil dari segala
    karakter yang didapat memberikan sebuah ide untuk
    menciptakan sebuah metode pembelajaran yang sesuai
    karakter meraka di era digital ini.
    17
    4.2 Metode Pembelajaran Yang Efektif Sesuai Dengan
    Generasi Z
    Perkembangan zaman dan teknologi sangat berpengaruh
    terhadap berbagai bidang kehidupan masyarakat masa kini, salah
    satunya di bidang pendidikan. Pendidikan masa kini diharapkan
    dapat beradaptasi dengan perkembangan teknologi guna
    mengimbangi perkembangan generasi masa kini, khususnya
    generasi Z atau biasa disebut generasi internet.
    Tapscott (2013) menyatakan bahwa, ”jika anda memahami
    generasi internet, maka anda akan memahami masa mendatang.”
    Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pentingnya
    metode pembelajaran yang sesuai dengan generasi Z agar
    terbentuknya karakter yang diinginkan untuk masa depan. Disisi
    lain menurut penelitian yang dilakukan oleh American psycologi
    association, kemampuan mengelola stress dan memperoleh gaya
    hidup sehat semakin menurun disetiap generasi. Apabila hal ini
    berlanjut maka beberapa tahun kedepan generasi Z akan menjadi
    generasi yang paling stress sepanjang sejarah. Maka dari itu,
    seorang pengajar yang diharapkan masa kini adalah guru yang
    kreatif dan mampu berenang di perkembangan teknologi tanpa
    terseret arus.
    Hasil wawancara dan dari segala sumber referensi
    mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang digunakan
    untuk generasi sekarang berbeda dengan generasi sebelumnya.
    Kebiasaan generasi sekarang yang biasa ditemani oleh teknologi
    yang canggih membuat generasi sekarang berpikir secara rasional.
    Dalam hal ini metode pembelajaran yang tepat bagi generasi Z
    akan lebih efektif apabila difokuskan pada kontekstualisasi teori,
    sehingga akan lebih mudah bagi siswa untuk memahami materimateri yang diberikan oleh guru, karena siswa memiliki
    kesempatan untuk mengimplementasikan teori dalam pelajaran.
    18
    Hasil dari berbagai sumber juga menyatakan bahwa generasi
    Z lebih menyukai metode yang seperti; a) Eksperimen, menguji
    coba sesuatu hal yang baru, b) Membutuhkan tujuan yang jelas di
    awal pelajaran dan feedback yang cepat, maksudnya generasi Z
    lebih menyukai pembelajaran yang memiliki tujuan jelas dari awal
    dan membutuhkan pembelajaran yang menghadirkan umpan balik
    antar bagian dalam suatu proses pembelajaran, c) Membutuhkan
    seorang pengajar atau tutor yang memposisikan dirinya sebagai
    sahabat, d) belajar melalui alat digital, e) dan lain sebagainya.
    Metode pembelajaran efektif yang bisa diimplemestasikan
    pada murid khususnya generasi Z adalah sebagai berikut :
    a) Metode technical skill ( penguasaan materi)
    Pengajar mengajak peserta didik untuk memiliki teknik
    penguasaan materi dengan cara pendekatan yang
    mengharuskan pengajar atau tutor memiliki sikap
    bersahabat dan terbuka.
    b) Metode conceptual skill (berpikir kritis)
    Pengajar mengajak peserta didik untuk menyelesaikan suatu
    masalah sehingga mengajak peserta didik untuk berpikir
    kritis.
    c) Metode interpersonal skill
    Yaitu metode untuk meningkatkan kemampuan
    berkomunikasi dengan orang lain. Dengan metode ini,
    pengajar diharuskan sering mengadakan pembelajaran yang
    bersifat diskusi sehingga kemampuan berkomunikasi antar
    orang tidak lemah.
    d) Metode interaktif
    Yaitu metode yang mengharuskan pengajar untuk sering
    berinteraksi dengan peserta didik sehingga mengajak
    peserta didik punya peran dalam proses belajar.
    e) Metode hikmah dan nasihat
    19
    Yaitu metode yang mengharuskan pengajar untuk
    memberikan nasihat dan hikmah dalam segala penyampaian
    yang ada sehingga peserta didik dapat mengerti tujuan akhir
    pembelajaran yang disampaikan. Metode ini diperoleh dari
    al quran surah an-nahl ayat 125.
    f) Metode experiment and practice
    Yaitu metode yang bertujuan untuk meningkatkan
    pemahaman peserta didik dengan cara membuat percobaan
    dan penerapan terhadap penyampaian atau materi yang
    disampaikan.
    Dalam metode pembelajaran bagi generasi Z
    seorang pengajar atau guru harus lebih kreatif bukan hanya
    sekedar memberi ilmu tapi guru juga harus bisa
    memfalisitasi peserta didik. tujuan untuk menjadikan
    generasi yang aktif secara mandiri bukan hanya sekedar
    pengaruh dari guru melainkan lingkungan juga tercantum
    didalamnya.
    20
    BAB V
    PENUTUP
    5.1 Kesimpulan
    Sesuai pembahasan di bab iv, dapat disimpulkan
    hal-hal berikut;
    • Teknologi yang semakin canggih mempengaruhi karakter yang
    dimiliki generasi Z
    • Karakter yang mendominasi generasi Z adalah melek teknologi,
    fleksibel, dan lebih toleran pada perbedaan budaya.
    • Metode metode pembelajaran merupakan suatu yang penting
    untuk menuju berhasilnya pembelajaran yang diberikan.
    • Perancangan metode pembelajaran harus mengenali karakter
    peserta didik yang akan dididik.
    • Metode pembelajaran setiap generasi berbeda.
    • Metode hikmah dan nasihat diterapkan sesuai konsep al-quran
    dalam surah an-nahl ayat 125.
    5.2 Saran
    Sesuai kesimpulan diatas, dapat disarankan hal-hal berikut;
    • Seorang pengajar atau guru harus lebih kreatif bukan hanya
    sekedar memberi ilmu tapi juga harus bisa memfasilitasi peserta
    didik.
    • Seorang pengajar atau guru harus memperhatikan karakter yang
    akan dihadapi dalam proses pembelajaran sehingga segala
    penyampaian dapat tersampaikan dengan baik.
    • Agar membentuk karakter positif dalam diri generasi Z perlu
    adanya sisipan nasihat dan hikmah yang baik dalam proses
    pembelajaran sehingga peserta didik merasa memiliki tujuan dan
    pegangan yang kuat.
    • Penelitian ini bisa diteliti lebih luas lagi dan bisa dijadikan
    koreksi dalam penelitian selanjutnya.