Merasa bahagia dan tenang dalam lingkaran comfort zone tau mencoba keluar dari zona nyaman, tapi merasa tertekan?

Comfort zone adalah situasi ketika seseorang sudah nyaman dengan suatu keadaan. Kenyamanan inilah yang umumnya membuat banyak orang enggan meninggalkan zona ini. Dalam keadaan ini, orang tersebut jaran merasa gelisah dan jarang mengalami tekanan yang mengakibatkan stress. Namun, seiring beranjak dewasa, kita dituntut untuk menghadapi banyak keadaan yang mungkin dapat menyebabkan kita tidak nyaman. Seperti misalnya jika kita terbiasa dan nyaman untuk tidak bergaul dengan orang lain karena memang tidak terlalu suka berinteraksi. Tapi, ketika dewasa bergaul dengan orang banyak akan membantu kita untuk menyambung relasi. Dengan relasi yang kita miliki, maka kita akan lebih dimudahkan dalam hidup.

Di samping itu, keluar dari zona nyaman juga bukan hal yang mudah. Jika kamu dihadapkan dengan pilihan tetap berada di zona nyaman atau keluar dari zona nyaman itu, mana yang akan kamu pilih?

1 Like

Jika aku dihadapkan oleh dua pilihan seperti itu, pastinya aku harus mempertimbangkan untung-rugi dari dua sudut pandang yang berbeda. Aku ga boleh terlalu egois dengan zona nyamanku sendiri sampe nutup mata dari zona lain di luar zona nyamanku. Namun, aku juga ga boleh terlalu sembrono dengan selalu menganggap bahwa keluar zona nyaman itu pasti akan membuat berhasil. Dari situlah aku memiliki pendirian bahwa menetap di zona nyaman itu ga selalu buruk dan keluar dari zona nyaman itu ga selalu dapat memperbaiki keadaan.

Saat kita bingung buat menetap di zona nyaman atau harus keluar, maka kita harus mempertimbangkan urgensi dari kepentingan itu dengan menanyakan: “Mengapa dan untuk apa aku melakukan ini?”. Menjawab pertanyaan itu menurutku akan membuat kita mengetahui apa yang salah atau kurang dari zona nyaman yang kita miliki selama ini, sekaligus mengetahui manfaat apa saja yang terdapat saat kita keluar dari zona nyaman kita. Kita juga sangat bisa meminta bantuan orang-orang terdekat kita buat membantu menjawab pertanyaan itu agar kita mendapatkan berbagai masukan dari sudut pandang yang berbeda-beda.

Menurutku kita juga gaada salahnya buat sesekali mencoba untuk keluar dari zona nyaman untuk sementara waktu. Aku sejak maba engga ikut organisasi sama sekali dan hanya “kupu-kupu” karena aku merasa nyaman dengan itu dan lebih ingin sering pulang kampung saat weekend . Namun, saat semester 3, aku memutuskan untuk mencoba mengikuti sebuah kepanitiaan yang masa kerjanya 3,5 bulan dengan tujuan untuk menambah pengalaman. Dari situ aku berpikir bahwa gapapa untuk sesekali mencoba keluar dari zona nyaman, lagian waktunya juga ga terlalu lama. Dan ternyata, dari percobaan itu aku mendapatkan sangat banyak manfaat. Kepanitiaan itu menyebabkan aku mendapat sangat banyak teman baru, pengalaman yang sangat berharga, bahkan hingga beberapa pola hidup yang baru sebagai mahasiswa (kedisiplinan, membagi waktu, dan sebagainya). Jadi, ga ada salahnya buat mencoba hal-hal baru di hidup kita selama kegiatan itu adalah kegiatan yang positif.

1 Like

Jika dihadapkan dengan pilihan seperti ini, jujur saya juga bingung. Memang pada saat berada di comfort zone itu memang sulit untuk bisa lepas, disisi lain kondisi kita juga akan stagnan apabila tidak keluar dari zona tersebut. Ibaratnya seperti pada saat baru bangun tidur di pagi hari di kasur, kita tentunya merasakan kenyamanan tiduran yang teramat besar, namun kita tentunya merasakan kondisi yang mengharuskan kita untuk bergerak, seperti untuk minum, buang air kecil, dan lain sebagainya. Mau tidak mau, kita harus keluar dari zona nyaman tersebut untuk bisa melanjutkan hari-hari kita.

Untuk bisa keluar dari zona nyaman, menurutku harus dipertimbangkan dengan matang-matang. Kira-kira target/tujuan kita bisa tercapai? Apa manfaat yang didapat dari keluarnya kita dari zona nyaman ini? Apakah mental kita kuat dengan perubahan yang akan dihadapi? dan lain sebagainya. Jadi, intinya keluar dari zona nyaman itu suatu kodrat yang perlu dijalani oleh setiap individu untuk bisa terus “hidup”, namun kita yang bisa menentukan kapan waktunya dan kesiapan diri untuk bisa keluar dari zona nyamannya tersebut. Mungkin kita bisa mulai dari hal-hal kecil disekitar dahulu, seperti merubah kebiasaan untuk bisa hidup lebih sehat, dan lain-lain.

1 Like

Banyak pertimbangan yang harus disiapkan ketika menghadapi dua pilihan ini. Dan keduanya memiliki keuntungan dan kerugian yang berbeda pula. Kedua pilihan ini juga tidak ada yang lebih baik ataupun lebih buruk. Semua tergantung individu tersebut menanggapinya, karena bisa saja setiap individu memiliki berbagai alasan yang beragam.

Untuk keluar dari comfort zone, butuh tekad dan keberanian yang besar. Dan itu sulit. Butuh banyak peritimbangan dari berbagai macam sisi dan faktor-faktor pendukungnya. Sama halnya dengan pilihan untuk tetap berada di comfort zone, banyak juga yang harus dipertimbangakan. Untuk itu, tidak bisa kita menghakimi oranglain tentang segala pilihan dalam hidupnya karena kita bukanlah mereka. Kita tidak akan pernah tahu mengapa mereka memutuskan salah satu dari pilihan tersebut.

Untuk saya pribadi, saya adalah tipe yang mudah bosan sehingga untuk tetap berada di zona nyaman dalam waktu yang lama akan membuat saya kehilangan gairah. Dengan keluar dari zona nyaman dan mencoba berbagai hal baru yang sebelumnya tidak pernah saya coba dan pelajari akan membuat pengetahuan dan pengalaman saya bertambah, dengan ini saya bisa membagi cerita-cerita dan belajar dari pengalaman.

1 Like

Keluar dari zona nyaman tetapi harus tau tujuan keluar dari zona tersebut untuk apa dan kemana akan pergi. merasa tertekan diawal itu wajar karena proses peralihan. karena jika tidak merasa tertekan sama saja seperti kita tidak keluar dari zona nyaman kita sehingga kita tidak berkembang. semua kegiatan yang kita pilih memiliki risiko yang berbeda dan berbeda pula cara menanganinya. ala bisa karena terbiasa, nasehat orang tua ktika kita ingin memulai sesuatu yang baru dan itu benar, nanti sudah terbiasa maka akan terasa ringan seperti menjalani rutinitas sehari-hari.
jika kita memutuskan untuk berada terus di zona nyaman maka kita tidak akan tau kesuksesan itu seperti apa. orang yang sukse berani mengambil risiko dimana orang tidak mengambilnya dengan alasan takut gagal. lebih baik gagal dari pada tidak mencobanya sama sekali. ketika gagal kita sudah tau dimana letak kesalahannya, namun jika takut untuk memulainya maka kita tidak akan tau dimana letak kesalahannya dan kita menjadi tidak berkembang. seperti olahraga yang awal dilakukan terasa sakit tapi setelahnya terbiasa akan terasa baik dan memiliki banyak manfaat.
keluar dari zona nyaman juga membutuhkan tutor karena itu hal baru bagi kita. jangan menjadi sok tau dan sok hebat, nanti kita kana menjadi tidak berkembang dan menjadi stress sehingga tkut keluar dari zona nyaman. ketahui tujuanmu, siapa panutanmu, maka tertekan tidak lama terasa. aku pernah dengan nasehat “jika sakit berhenti dan jika ga nyaman stay”

1 Like

MENURUT OPINI SAYA TERKAIT " KELUAR DARI ZONA NYAMAN?"

gambar

1. EVALUASI DIRI

  • Evaluasi Diri menjadi cara menilai pencapaian usahamu. Kamu bisa mempertimbangkan sendiri kemampuan hingga kualitas dirimu. Jadi, mengevaluasi diri bukan hanya kamu lakukan saat hasil pencapaianmu tidak sesuai dengan harapan atau gagal ya. Namun, di saat kamu berhasil, kamu juga harus menilai keadaan dirimu.

2. UBAH KEBIASAAN SECARA PERLAHAN.

  • Ketika sudah mengevaluasi diri dan mengetahui apa yang menjadi zona nyaman, maka perlahan kita harus mengubah kebiasaan tersebut agar bisa keluar dari zona nyaman.
    Tak perlu terburu-buru dalam mengubah kebiasaan, yang penting adalah konsisten dan berkomitmen untuk keluar dari zona nyaman yang ada. Jika kita konsisten dan berkomitmen, maka walau kita berubah perlahan, nantinya kita akan mendapati bahwa ternyata kita sudah berhasil berada di luar zona nyaman.

3 BERADA DALAM LINGKUNGAN YANG MENDUKUNG.

  • Selain berkomitmen, kita juga membutuhkan dukungan dari orang-orang di sekitar. Oleh karena itu, carilah sebuah lingkungan yang mendukung kita untuk keluar dari zona nyaman.
    Bertemanlah dengan mereka yang memiliki keinginan sama untuk keluar dari zona nyaman. Dengan begitu, kita akan lebih terpacu untuk keluar dari zona nyaman dan memperoleh dukungan.

4. BERI PENGHARGAAN PADA DIRI SENDIRI.

  • Ketika kita berhasil mencapai perencanaan kita dalam rangka untuk keluar dari zona nyaman, maka berilah penghargaan untuk diri sendiri. Tujuannya adalah untuk menyenangkan diri dan membuat kita lebih terpacu untuk berkembang di luar zona nyaman. Tak perlu memberi penghargaan berlebihan karena jika berlebihan akan membuat diri kita terlena nantinya. Beri penghargaan sewajarnya, semisal membeli barang kesukaan, atau melakukan hal yang sangat diinginkan dan sebagainya.

REFERENSI

Psych Central. https://psychcentral.com/blog/how-to-get-out-of-your-comfort-zone/
Diakses pada 13 April 2020.

Psych Central. https://psychcentral.com/blog/get-out-of-your-comfort-zone/
Diakses pada 13 April 2020.

1 Like

Jika dihadapkan dengan dua pilihan tersebut tentunya kita akan mempertimbangkan dengan berbagai aspek, terutama kita akan mempertimbangkan berdasarkan kemampuan yang kita miliki. Yang kita ketahui setiap orang memiliki kemampuannya yang berbeda dari tiap individu. Jika ada kesempatan untuk keluar dari zona nyaman yang sesuai dengan kemampuan yang kita miliki apa salahnya kita mencoba, toh kenyamanan tidak bisa dirasakan hanya dengan waktu yang singkat, dan bisa jadi kita yang membuat/ menciptakan kenyamanan itu sendiri.

Menurutku, jika kita terus menerus berada di zona nyaman itu akan membuat kita sulit berkembang. Karena kita hanya menjalani rutinitas yang itu-itu saja, bergaul dengan orang yang sama, yang membuat tidak ada perkembangan dalam perihal kemampuan, serta pola pikir kita. Memang keluar dari zona nyaman bukanlah hal yang muudah, tapi bukan berarti tidak bisa kita lewati asal ada kemauan dalam diri untuk berkembang dan menabah value diri. Suasana yang berbeda yang akan di dapatkan jika kita keluar dari zona nyaman pun akan membuat kita dapat meng-upgrade diri.

1 Like

Menurut aku penting banget untuk kita keluar dari comfort zone. Pas SMA, aku bener-bener gak keluar dari comfort zone aku jadi aku cuma punya 5 temen deket dan gak ikut ekskul sama sekali. Kerjaan aku cuma sekolah-bimbel-pulang. Jujur aku nyesel banget dan akhirnya pas masuk kuliah aku coba untuk keluar dari comfort zone. Aku mulai beraniin diri untuk kenalan sama orang baru, jalan-jalan diluar kegiatan kuliah dan yang terpenting ikut organisasi dan kepanitiaan. Awalnya emang kerasa stres banget untuk handle kegiatan-kegiatan baru itu dan gak jarang juga aku ngeluh. Tapi aku bisa rasain manfaatnya sekarang. Aku jadi jauh lebih berkembang, punya lumayan banyak koneksi dan juga dapet banyak pengalaman yang berharga banget. Jadi menurut aku kita harus keluar dari comfort zone yang buat kita gak berkembang, tapi gapapa juga untuk take your time karena semuanya gak harus berubah dalam sekejap. Nikmati aja waktu dalam berprosesnya karena nanti pasti kita juga bakal ngerasain manfaatnya.

1 Like