Menurut Anda Bagaimana Perkembangan Seni Rupa Zaman Hindu-Buddha di Indonesia?

Zaman Hindu-Buddha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Bagaimana perkembangan seni rupa zaman Hindu Buddha di Indonesia?

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan kerajaan.

Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha.
Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)
Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan Sriwijaya)
Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)
Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling).

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual.

Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut :

  • Sebagai hiasan (Candi Sari)
  • Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)
  • Sebagai Pemujaan (Candi penataran)
  • Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)
  • Sebagai Pemandian (Candi Belahan)
  • Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Candi-candi ini dibangun sebagai tempat untuk beribadah yang menunjukkan bahwa seni pada zaman ini bersifat religius atau keagamaan.