Gaya Art Deco merefleksikan teknologi modern dan dikarakterisasi dengan garis yang lembut, rupa yang geometris dan efisien, serta terkadang memakai warna-warna menyolok. Bagaimana karakteristik lain dari gaya ini?
Meski cukup gampang untuk mengenali bentuk Art Deco di bidang arsitektur, seni rupa, dan sejenisnya, namun karya lukis bergaya Art Deco kerap dikira sama saja dengan Art Nouveau, karena berasal dari era yang nyaris sama, sehingga sulit diindentifikasi oleh mata awam masa kini. Tapi di waktu perkembangannya, Art Deco mudah dikenali karena dianggap sebagai reaksi untuk Art Nouveau, baik dari segi gaya dankarakteristik.
Arsitektur Art Deco mewakili dari perkembangan ilmiah pada masa itu serta kebangkitan perdagangan dan teknologi, serta gambaran dari modernisme. Oleh karenanya Art Deco sering dimanfaatkan untuk dipakai di gedung perkantoran, bioskop, kapal, stasiun kereta api dan sebagainya. Ia bisa bertahan melewati Depresi Besar karena unsur praktis dan simplisitas desainnya, serta melambangkan selangkah lebih maju dari masanya.
Sedang lukisan ataupun karya visual di era Art Deco merupakan sesuatu yang unik, karena belum ada sebelumnya bentuk seni yang memadukan antara motif bergaya mesin dengan ide teknologi. Garis-garis tebal yang padat yang kerap terdapat dalam lukisan Art Deco melambangkan kekuatan dan ketahanan, serta kepercayaan pada determinasi diri sendiri.
Secara umum Art Deco dikarakterisasi dengan bentuk-bentuk trapezoidal, zigzag, triangular, atau pola-pola berbentuk seperti tanda pangkat ketentaraan, kurva besar atau motif layaknya sinar mentari. Sedang material yang digunakan untuk karya non lukisan adalah seperti aluminium, stainless steel, plastik, pernis dan kayu hias. Dan meski tetap menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi ala Art Nouveau, seperti perak, kristal, gading, giok dan sejenisnya.