Menumbuhkan Organ Manusia pada Hewan

https://i2.wp.com/warstek.com/wp-content/uploads/2017/01/03-human-pig-chimera.jpg?resize=800%2C445&ssl=1

Seperti yang diberitakan oleh majalah Science dan Nature, penelitian di bidang biologi sedang dilakukan untuk menumbuhkan organ manusia pada hewan. Penelitian ini bertujuan untuk cangkok organ sehingga orang yang gagal ginjal, jantung, pankreas, atau hati, bisa mendapatkan donor organ baru tanpa harus kesulitan mencari pendonor dari manusia dan meminimalisir penolakan organ karena sistem kekebalan tubuh.

Sistem kekebalan tubuh menganggap organ yang didonorkan dari orang lain merupakan benda asing, sehingga tubuh harus mengkonsumsi obat secara terus menerus untuk mengatasi masalah kekebalan tubuh ini. Dengan menumbuhkan organ manusia di dalam tubuh hewan, ilmuan berharap masalah penolakan dari tubuh dapat teratasi, karena sel awal yang digunakan untuk menumbuhkan organ dapat berasal dari organ tubuh mereka yang membutuhkan.

Saat janin berkembang, maka setiap sel memiliki kekhususan untuk membentuk organ tertentu. Misalkan sel di kepala ada yang berkembang membentuk otak, ada yang berkembang membentuk mata, hidung, dan sebagainya. Ilmuan mengembangkan sel yang mampu berkembang menjadi organ apapun. Sel ini disebut dengan stem cell. Ilmuan telah berhasil menguji coba stem cell kelinci yang disuntikkan di janin tikus. Janin tikus tersebut sebelumnya telah dimodifikasi agar sel-selnya tidak mampu membentuk organ. Tikus kemudian tumbuh dengan organ yang sebagian besar terdiri dari sel-sel marmut. Tikus ini mampu hidup hingga 2 tahun secara normal. Selain itu ilmuan juga telah berhasil mengembangkan pangkreas tikus untuk mengobati tikus yang menderita diabetes. Stem cell tikus dikembangkan dalam tubuh kelinci untuk membentuk pangkreas yang selanjutnya dicangkokkan ke tubuh tikus yang menderita diabetes.

Percobaan lainnya adalah dengan menggunakan stem cell manusia (diambil pada saat manusia berbentuk janin) yang disuntikkan ke kambing, sapi, atau babi. Ilmuan dari Salk Institute berhasil mengembangbiakkan stem cell menusia di tubuh babi selama 4 minggu sebelum akhirnya dimusnahkan karena aturan etika. Perbandingan sel yang dikembangkan adalah 1 diantara 100.000 sel babi-manusia (human/pig chimera) adalah sel manusia. Ilmuan masih penasaran apakah sel yang dikembangkan di babi tersebut dapat berperilaku secara normal apabila dikembalikan ke tubuh manusia.

Ilmuan memperkirakan bahwa kambing lebih mampu untuk menerima sel-sel manusia dibandingkan babi, akan tetapi organ-organ babi memiliki ukuran yang lebih sesuai dengan ukuran organ manusia. Ilmuan juga penasaran apakah adanya sel manusia dalam hewan ini akan meningkatkan kecerdasan hewan atau memberikan pengaruh terhadap komposisi sel telur atau sel sperma hewan.

Menghadapi dinamika penelitian biologi ini, ilmuan Islam memiliki perhatian serius terkait dengan jenis hewan yang digunakan untuk mengembangbiakkan stem cell. Hal tersebut mengingat babi merupakan hewan yang dilarang untuk dimakan dalam Islam, apalagi dipakai untuk menumbuhkan stem cell.

Sumber:

  1. Wu, J. et al. Cell http://dx.doi.org/10.1016/j.cell.2016.12.036 (2017)
  2. Yamaguchi, T. et al. Nature Interspecies organogenesis generates autologous functional islets | Nature (2017)
  3. https://www.eurekalert.org/pub_releases/2017-01/cp-sus011917.php