Mengenal Gejala Infeksi Anisakis Simplex yang Ada pada Makarel Kaleng

Beberapa pekan belakangan, masyarakat dibuat resah dengan adanya kabar produk makarel kemasan kaleng yang terinfeksi cacing jenis nematoda, Anisakis simplex.

Badan Pengawas Obat dan Makanan ( BPOM) RI pun telah mengeluarkan perintah terhadap 27 produsen makarel kaleng yang diketahui bercacing untuk menarik produknya dari pasaran.

Namun masih ada yang mengganjal di benak masyarakat, apakah bahayanya jika telanjur mengonsumsi makarel kaleng bercacing? Hal ini dijawab oleh ahli parasitologi FK UI, Saleha Sungkar.

Dia menegaskan, makarel berkaleng tersebut aman dikonsumsi karena larva cacing Anisakis simplex telah mati.

Penyakit akibat infeksi cacing memang bisa saja menimpa manusia, tetapi tidak dalam kasus makarel kaleng. Pasalnya, proses pemanasan saat ikan diwadahi dalam kaleng telah berhasil membunuh cacing parasit sehingga tidak berbahaya.

Infeksi cacing Anisakis pada manusia cenderung terjadi seusai menyantap olahan ikan secara mentah seperti sushi dan sashimi. Larva yang terbawa dari ikan kemungkinan masih hidup karena tidak melalui pemanasan dan proses memasak yang matang sempurna. Larva stadium tiga yang dimaksud adalah larva berukuran 100-200 mikron yang menumpang tinggal pada organ pencernaan ikan laut. Warna larva ini putih kemerahan, dan pada bagian anterior terdapat gigi pengebor sebagai senjata untuk menyusup ke tubuh inangnya. larva ini akan mendiami dan menempel pada mukosa lambung dan usus. Kendati demikian, larva di tubuh manusia tidak sampai berkembang menjadi dewasa dan hanya mengalami peningkatan stadium menjadi empat yang ditandai dengan pergantian kulit.

Secara terpisah, Peneliti Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi LIPI, Kartika Dewi menambahkan, larva berhenti siklus hidupnya karena manusia bukan inang sebenarnya. Mamalia laut, seperti lumba-lumba, beruang laut, singa laut, dan paus, adalah hospes atau induk semang sesungguhnya yang dibutuhkan larva ini untuk bisa berubah menjadi cacing.

Penyakit anisakiasis juga bisa menyerang usus halus. Tanda gejala yang ditunjukkan yakni diare yang bergantian dengan sembelit setelah satu hingga lima hari memakan ikan mentah yang dicurigai terkontaminasi larva cacing Anisakis. Terkadang, bisa terjadi feses yang bercampur darah. Ciri tersebut ada yang disertai dengan demam ringan atau tidak demam sama sekali.

Sumber: