Gambar : Blast furnace No. 6 and 7 of Tata Steel in IJmuiden, The Netherlands. Sumber: Tata Steel Europe, IJmuiden (photographer: Vincent Bloothoofd).
Selama dua abad terakhir, proses blast furnace merupakan metode pembuatan besi yang mendominasi untuk pembuatan bahan baku pada industri steelmaking . Saat ini, lebih dari 93% dari total produksi besi dari bijih dilakukan menggunakan blast furnace . Blast furnace menggunakan bijih besi sebagai bahan baku bantalan, kokas dan batu bara sebagai agen pereduksi dan sumber panas, serta batu kapur sebagai flux . Tujuan utama pembuatan besi blast furnace adalah untuk menghasilkan logam panas dengan kualitas yang konsisten untuk proses pembuatan baja basic oxygen furnaces (BOF). Biasanya untuk pembuatan baja membutuhkan hot metal dengan spesifikasi 0.3–0.7% Si, 0.2–0.4% Mn, dan 0.06–0.13% P, dan temperatur setinggi mungkin (1480–1520 C pada taping ). Blast furnace besar dan modern memiliki diameter hearth 14–15 m, dan tinggi 35 m dengan volume internal sekitar 4500 m3. Satu blast furnace sebesar itu dapat menghasilkan 10.000 ton logam panas per hari.
Gambar : Ilustrasi Proses Blast Furnace (Sumber : Babich D, 2008)
Babich (2008) juga menjelaskan bahwa tujuan dari proses dalam blast furnace adalah untuk mereduksi secara kimiawi dan secara fisik mengubah oksida besi menjadi molten metal yang disebut " hot metal ". Blast furnace adalah tungku poros yang beroperasi terus menerus berdasarkan prinsip counter flow . Di bagian atas kokas dan beban (sinter, pelet , lump ore , dan fluks) diubah dalam lapisan yang berbeda. Muatan material turun karena pengaruh gravitasi. Bahan bakunya membutuhkan 5 sampai 7 jam untuk turun ke dasar furnace dimana material akan menjadi produk akhir. Di bagian bawah blast furnace panas (1000-1300 C) yang diproduksi diinjeksi melalui tuyere . Di depan setiap tuyere , ledakan panas bereaksi dengan kokas. Kemudian akan terbentuk karbon monoksida yang akan naik ke furnace untuk mereduksi bijih besi. Gas pereduksi yang dihasilkan di depan tungku tuyere naik ke atas dalam 5-10 detik setelah melalui berbagai reaksi kimia. Di dasar tungku molten metal akan dikumpulkan. Selain logam panas, akan terbentuk slag yang mengalir karena kepadatannya yang lebih rendah pada hot metal bath . Logam cair panas (1500 C) dan slag (1550 C) disadap secara teratur. Produk dari proses blast furnace adalah logam panas atau pig iron , slag , top gas dan fine dust .
Bagian blast furnace dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar : Bagian Bagian Blast Furnace
Referensi :
Babich, D. 2008. Ironmaking Textbook. RWTH Aachen Departmen of Ferrous Metallurgy : Germany
Seetharaman, Seshadri. Treatise on Process Metallurgy Vol 3 . 2014. Elsevier : USA