Mengapa yang miskin semakin miskin yang kaya semakin kaya?

image

Menurut anda sebagai masyarakat di Indonesia, bagaimana tanggapan Anda ketika melihat foto di atas ?

Pada zaman yang semakin modern ini menjadi salah satu penyebab harga barang-barang kebutuhan semakin melonjak. Bagi mereka yang merupakan masyarakat kelas bawah, tentunya merasa semakin sulit memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan pendapatan yang menjanjikan. Namun, ada sebagian orang yang justru semakin meningkat secara keuangan dari hari ke hari. Kekayaan yang telah mereka miliki semakin menggunung atau bertambah.

  1. Orang Kaya Punya Visi, Orang Miskin Sulit Mengontrol
    Orang kaya biasanya memiliki visi yang jelas di mana mereka paham betul tentang kehidupan yang bagaimana yang akan mereka hadapi.
    Mereka membuat visi sedemikian rupa, memuat gambaran dan strategi hidup yang jelas. Visi tersebutlah yang menjadi motivasi untuk terus berjuang meski mereka telah mengalami kegagalan.

    Sedangkan orang miskin cenderung tidak memiliki visi yang jelas dalam hidupnya. Lebih dikatakan sulit mengontrol keuangan mereka dan hidup serba sangat pas-pasan bahkan kekurangan. Pendapatan yang mereka peroleh hampir seluruhnya untuk hidup dan kekurangan uang membuat mereka sulit berpikir ke depan. Visi yang jelas ibarat peta yang akan membawa pemiliknya mencapai tujuan. Sedangkan mereka yang tak punya visi yang jelas dan hanya melihat arah angin, akan terus dalam keresahan.

  2. Orang Kaya Punya Mimpi Besar, Orang Miskin Banyak Bicara
    Kebanyakan orang kaya berani bermimpi besar, yang terkadang sangat tinggi, tidak masuk akal dan mustahil untuk dicapai. Keberanian yang mereka punya itu diwujudkan dengan usaha dan kerja keras untuk mewujudkannya.
    Lain halnya dengan orang miskin, mereka takut untuk bermimpi besar dan cenderung menutupi ketakutannya tersebut dengan banyak bicara. Begitu banyak alasan yang diucapkan oleh mereka hanya untuk menutupi ketidakmampuannya. Mereka terlalu fokus pada kehidupan saat ini dan tidak berpikir luas bahwa masa depan cerah bisa diraih asal mau kerja keras.

  3. Orang Kaya Berpikir Menang, Orang Miskin Takut Kalah
    Ketika menghadapi persaingan, orang kaya berpikir strategis untuk bisa memenangkannya. Persaingan adalah hal yang biasa. Kalah ataupun menang merupakan konsekuensi yang harus diterima. Sebaliknya, orang miskin takut akan kekalahan dari sebuah persaingan. Mereka tak punya cukup keberanian untuk mengadu nasib dan cenderung merasa cukup dengan apa yang telah mereka miliki saat ini. Kebanyakan orang miskin enggan mencoba peluang baru dan mengeluarkan modal besar untuk mencapai kesuksesan keuangan.

  4. Orang Kaya Lihat Peluang, Orang Miskin Lihat Rintangan
    Orang kaya selalu melihat ke depan dan fokus pada peluang. Mereka rela berjuang keras demi mencapai kesuksesan. Mereka tidak takut jikalau menemukan suatu permasalahan dalam proses meraih kesuksesan dan mereka akan menyelesaikannya satu per satu. Namun orang yang miskin dalam hal mentalitas, mereka akan fokus pada hambatan bukan tujuan. Mereka lebih suka mengeluh dan takut gagal. Orang semacam ini tidak akan berkembang.

  5. Perbedaan Komitmen
    Biasanya perbedaan nasib seseorang ditentukan dari konsistensinya menjalankan komitmen. Orang kaya akan berusaha menentukan tujuan, berusaha keras dan berkomitmen dalam pekerjaannya, tidak akan menyerah sampai mencapai tujuan. Orang miskin juga memiliki impian, namun mereka tidak memiliki komitmen yang kuat sehingga mudah menyerah. Mereka merasa tidak mampu untuk berkomitmen dalam meraih kesuksesan finansial. Padahal jika mereka memiliki kemauan, kesuksesan finansial bisa mereka raih dengan mudah.

  6. Fokus pada Tujuan Bukan Hambatan
    Orang yang kaya dan dapat mempertahankan kekayaannya itu karena mereka fokus pada tujuan, bukan hambatan. Mereka menyiapkan diri sebaik mungkin agar mampu menghadapi segala rintangan yang menghadang. Sedangkan orang miskin dan masih tetap miskin dikarenakan mereka selalu mempertimbangkan hambatan, merasa berat dan takut akan hal-hal yang menjadi ancaman ketika mereka hendak berjuang sehingga yang ada justru sulit untuk mulai bergerak dan tidak bisa fokus meraih tujuan.

sumber : 5 Alasan Orang Kaya Makin Kaya - Bisnis Liputan6.com

Fenomena ketidaksetaraan ekonomi, di mana orang kaya cenderung semakin kaya sementara orang miskin semakin miskin, dapat disebabkan oleh berbagai faktor yang kompleks. Perbedaan perilaku, sikap, dan cara pandang antara kedua kelompok ini dapat memberikan kontribusi signifikan terhadap dinamika ini.

Salah satu faktor utama adalah akses terhadap sumber daya dan peluang. Orang kaya seringkali memiliki akses yang lebih besar terhadap pendidikan berkualitas, pekerjaan yang baik, dan peluang investasi. Mereka dapat memanfaatkan jaringan sosial dan keuangan mereka untuk membuka pintu-pintu baru. Sebaliknya, orang miskin mungkin terbatas dalam akses terhadap sumber daya tersebut, sehingga mereka kesulitan untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Perbedaan pendidikan juga dapat memainkan peran kunci. Orang yang memiliki pendidikan yang lebih baik cenderung memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk berhasil di pasar kerja yang kompetitif. Mereka mungkin lebih mampu menavigasi sistem keuangan dan mengambil keputusan investasi yang lebih baik. Di sisi lain, orang miskin yang kurang berpendidikan mungkin terjebak dalam pekerjaan rendah upah dan kesulitan untuk meningkatkan keterampilan mereka.

Selain itu, lingkungan ekonomi yang tidak setara dapat menciptakan spiral negatif. Orang kaya mungkin memiliki akses lebih besar ke pinjaman dan investasi yang menghasilkan keuntungan, sementara orang miskin seringkali terjebak dalam utang dan sulit untuk keluar dari lingkaran kemiskinan. Selain itu, sistem perpajakan yang tidak adil dan kurangnya perlindungan sosial dapat memperburuk kesenjangan ekonomi.

Aspek psikologis juga dapat memainkan peran. Orang kaya mungkin memiliki sikap yang lebih proaktif terhadap risiko dan lebih percaya diri dalam mengambil peluang bisnis. Di sisi lain, orang miskin mungkin cenderung menghindari risiko karena takut kehilangan apa yang mereka miliki. Perbedaan sikap ini dapat memengaruhi keputusan finansial dan peluang pengembangan ekonomi.

Cara pandang terhadap uang dan kekayaan juga bisa berperan. Beberapa orang kaya mungkin memiliki pandangan yang lebih progresif terhadap kekayaan, melihatnya sebagai alat untuk mencapai tujuan dan memberdayakan orang lain. Di sisi lain, orang miskin mungkin mengalami tekanan finansial yang lebih besar, yang dapat mengarah pada pandangan uang sebagai sumber konflik dan kecemasan.

Selain itu, faktor sistemik seperti ketidaksetaraan gender dan diskriminasi rasial juga dapat berkontribusi pada ketidaksetaraan ekonomi. Orang yang menghadapi diskriminasi mungkin mengalami kesulitan untuk maju dalam karir mereka atau memperoleh peluang ekonomi yang setara dengan mereka yang tidak mengalami diskriminasi.

Dalam rangka mengatasi ketidaksetaraan ekonomi, perlu diambil tindakan pada berbagai tingkatan. Peningkatan akses terhadap pendidikan berkualitas, perlindungan sosial yang memadai, dan kebijakan perpajakan yang adil dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung keseimbangan ekonomi. Selain itu, perubahan budaya dan pandangan masyarakat terhadap kemiskinan dan kekayaan juga perlu diperhatikan untuk menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan berkeadilan.

Penting untuk memahami bahwa ketidaksetaraan ekonomi bukanlah fenomena tunggal, melainkan hasil dari interaksi berbagai faktor. Salah satu langkah kunci dalam mengatasi ketidaksetaraan ini adalah melalui reformasi kebijakan ekonomi dan sosial yang bertujuan untuk menciptakan kesempatan yang lebih merata bagi semua lapisan masyarakat.

  1. Reformasi Pendidikan:

    • Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan bagi semua. Ini melibatkan investasi dalam fasilitas pendidikan, pelatihan guru, dan penyediaan beasiswa untuk memastikan bahwa pendidikan berkualitas dapat diakses oleh semua orang.
    • Mengintegrasikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini membantu mempersiapkan individu dengan keterampilan yang diperlukan untuk bersaing di pasar kerja global.
  2. Perlindungan Sosial yang Kuat:

    • Membangun sistem perlindungan sosial yang efektif dapat membantu melindungi orang-orang dari risiko ekonomi yang tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan.
    • Program bantuan sosial yang adil dan efisien dapat memberikan jaring pengaman bagi mereka yang membutuhkannya, membantu mengurangi tekanan finansial yang mungkin mengakibatkan kemiskinan.
  3. Reformasi Perpajakan:

    • Merancang kebijakan perpajakan yang adil dan progresif dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi. Menerapkan pajak yang lebih tinggi pada pendapatan tinggi dan memastikan pajak yang lebih ringan untuk kelompok ekonomi menengah dan bawah dapat membantu mendistribusikan kekayaan dengan lebih merata.
    • Menyusun insentif pajak yang mendorong investasi dalam sektor-sektor yang menciptakan lapangan kerja dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian.
  4. Mendorong Kewirausahaan dan Inklusi Keuangan:

    • Memberikan dukungan dan insentif untuk pengembangan usaha kecil dan menengah (UKM) dapat menciptakan peluang ekonomi baru di tingkatan lokal.
    • Memastikan akses ke layanan keuangan, seperti kredit dan asuransi, untuk semua lapisan masyarakat dapat membantu mengurangi ketidaksetaraan dalam akses terhadap sumber daya keuangan.
  5. Pemberdayaan Komunitas dan Pembangunan Lokal:

    • Mendorong partisipasi aktif komunitas dalam proses pengambilan keputusan ekonomi dan pembangunan dapat membantu memastikan bahwa kebijakan yang diimplementasikan mencerminkan kebutuhan dan aspirasi lokal.
    • Investasi dalam pembangunan infrastruktur dan proyek-proyek pembangunan lokal dapat menciptakan lapangan kerja, merangsang pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal, dan mengurangi ketidaksetaraan regional.
  6. Mengatasi Diskriminasi dan Ketidaksetaraan Struktural:

    • Melibatkan upaya nyata dalam mengatasi diskriminasi berbasis gender, ras, dan faktor-faktor lainnya yang dapat menghambat akses setara terhadap peluang ekonomi.
    • Mendorong budaya perusahaan yang inklusif dan kebijakan anti-diskriminasi dapat membantu menciptakan lingkungan di mana semua individu memiliki kesempatan yang setara.

Dalam menghadapi ketidaksetaraan ekonomi, pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil sangat penting. Pemberdayaan individu, bersamaan dengan reformasi kebijakan, dapat membentuk dasar yang kuat untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan merata secara ekonomi.